TEMPO.CO, Tokyo - Nilai ekspor Jepang kembali menurun seiring dengan penurunan permintaan negara-negara tujuan serta menguatnya nilai tukar yen. Dalam waktu dekat pemerintah kemungkinan akan menaikkan suku bunga.
Kementerian Keuangan Jepang mencatat, volume pengiriman barang ke luar negeri pada November mencapai 5,2 triliun yen atau US$ 66,8 miliar, turun 4,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini terjadi selama beberapa waktu. Kuartal III lalu nilai ekspor Negeri Sakura ini anjlok 3,7 persen.
Sebaliknya nilai impor malah naik. Bulan lalu impor mencapai 5,88 triliun yen, naik 11,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini membuat Jepang menderita defisit perdagangan sebesar 684 miliar yen.
Menurut analis Mizuho Securities, Naoki Iizuka, hal ini terjadi sebagai efek buruk perlambatan ekonomi Eropa. "Eropa masih menjadi tujuan ekspor utama. Karena itu imbas krisis terasa ke Asia," ujarnya seperti dikutip BBC.
Hambatan lain yang muncul akibat ketidakpastian ekonomi global ialah kecenderungan pemodal untuk membeli yen sebagai instrumen investasi yang aman. Akibatnya nilai mata uang itu menguat dan harga ekspor Jepang lebih mahal di luar negeri. Pasar saat ini dilanda kecemasan terkait dengan upaya pemerintah melakukan intervensi di pasar mata uang.
FERY FIRMANSYAH
Berita terkait
Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur
14 hari lalu
Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaKian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel
17 hari lalu
Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.
Baca SelengkapnyaProduk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi
26 hari lalu
Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
28 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
28 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
28 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaEkspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
28 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
28 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
29 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaKemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA
6 Maret 2024
Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).
Baca Selengkapnya