Bukaka Siap Kembali ke Bursa  

Reporter

Editor

Kamis, 1 Desember 2011 12:13 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bukaka Teknik Utama berencana kembali masuk Bursa Efek Indonesia. Perusahaan milik keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini telah mengajukan rencananya tersebut kepada otoritas bursa sejak awal November lalu. "Doakan saja bisa listing akhir tahun ini," kata Direktur Utama Bukaka, Irsal Kamaruddin saat dihubungi Tempo, Kamis, 1 Desember 2011.

Meski kembali menjadi perusahaan publik, menurut Irsal, rencana ini tidak lagi melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Perseroan hanya mengajukan permohonan untuk kembali tercatat di papan bursa. "Ini supaya pemegang saham bisa memiliki kembali Bukaka," katanya. Dia mengatakan, mayoritas saham Bukaka dikuasai oleh masyarakat, yaitu sebanyak 54 persen. Sedangkan sisanya sebanyak 46 persen dikuasai pemilik perusahaan.

Pemilik perusahaan memang tidak menjadi pemegang mayoritas di Bukaka. Namun, jika mereka mempertimbangkan untuk menambah sahamnya, kata Irsal, "Kami akan persilakan. Itu tergantung keinginan pemilik." Bukaka ingin kembali lagi ke bursa karena merasa masih bertanggung jawab kepada masyarakat yang telah berinvestasi melalui saham Bukaka. Selain itu, perusahaan juga ingin mengembangkan kinerjanya.

Sejak dinyatakan delisting oleh Bursa Efek Indonesia pada Agustus 2006, manajemen Bukaka langsung berbenah dengan membayar utang yang dimiliki perusahaan. Saat itu total kewajiban yang mesti dibayar perusahaan sebesar Rp 1,4 triliun.

Bursa mencoret sementara nama Bukaka dari lantai bursa karena dinilai tidak layak lagi. Perusahaan tidak mampu memberikan laporan keuangan audit yang mendapat opini non disclaimer. Saat itu, Bukaka hanya memberi laporan keuangan non-audit semester pertama 2006.

Menurut Irsal, tahun lalu perusahaan yang dipimpinnya mencatat pendapatan sebesar Rp 850 miliar. Meski demikian, dia belum bisa memperkirakan pendapatan akhir tahun ini. "Biasanya proyek baru berdatangan di akhir tahun," ujarnya.

Yang jelas, ucapnya, harga saham Bukaka terakhir sebesar Rp 305 per saham dengan harga nominal Rp 500. Karena perusahaan tengah proses kuasa reorganisasi, kemungkinan harga nominal akan menurun. Jika melihat kondisi pasar, perusahaan diperkirakan dapat kembali lagi ke bursa dengan harga saham sebesar Rp 400 per saham. Namun, ini tergantung keputusan otoritas bursa. "Nanti biarkan Bursa yang menilai," kata Irsal.

Disinggung soal kondisi perekonomian global yang tidak menentu, Irsal mengaku tak khawatir karena Bukaka tidak lagi menerbitkan saham baru. "Kecuali kalau kami ingin right issue, baru penting mempertimbangkan aspek tersebut.”

SUTJI DECILYA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

42 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Perkara Korupsi Jalan Tol MBZ akan Disidangkan di Pengadilan Tipikor Kamis

52 hari lalu

Perkara Korupsi Jalan Tol MBZ akan Disidangkan di Pengadilan Tipikor Kamis

Kejaksaan Agung menemukan persekongkolan untuk mengatur pemenang lelang dalam pekerjaan pembangunan Jalan Tol MBZ.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya