TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham Perseroan. Jumlahnya mencapai 2.304.131.850 lembar saham Seri B atau 5 persen dari jumlah saham Seri B yang telah diterbitkan.
Rencana tersebut akan diusulkan Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 22 Desember nanti. Perusahaan menganggarkan dana Rp 2,044 triliun untuk melakukan aksi buyback ini.
"(buyback) akan dilakukan dalam waktu paling lama 18 bulan sejak disetujui oleh RUPSLB tersebut," kata Direktur Utama PTBA Sukrisno, di Jakarta Selasa 22 November 2011.
Dalam hal ini, Perseroan akan menggunakan Saldo Laba yang Belum Ditetapkan Penggunaannya per tanggal 30 September 2011, sebanyak-banyaknya Rp 2,044 triliun untuk pembelian kembali. Pembelian kembali saham tersebut diyakini akan memberikan fleksibilitas bagi Perseroan untuk mengelola modal.
Seluruh pembelian saham yang dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia harus sesuai dengan Peraturan XI.B.2. Pembelian juga akan dilakukan oleh PT Danareksa Sekuritas harga penawaran untuk membeli saham harus lebih rendah atau sama dengan harga transaksi yang terjadi sebelumnya.
Struktur pemegang saham Perseroan per 30 September 2011, antara lain saham seri A Dwiwarna sebagai modal dasar sebanyak 1 lembar dan saham seri B sebanyak 7,999 miliar. Sementara untuk modal ditempatkan dan disetor penuh pemerintah menguasai 65,02 persen yang terdiri dari saham seri A Dwiwarna sekitar 1 lembar, seri B sekitar 1,498 miliar, masyarakat 809,641 juta lembar (34,96), serta manajemen dan karyawan memiliki 403.000 lembar (0,02 persen).
Menurut manajemen Perseroan, pembelian kembali saham tersebut akan memberikan fleksibilitas bagi Perseroan untuk mengelola modal. Langkah ini juga akan memberikan Perseroan fleksibilitas untuk mencapai struktur permodalan yang efisien sehingga memungkinkan Perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal dan meningkatkan Earning per Shares (EPS) dan Return on Equity (ROE).
EVANA DEWI
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
4 hari lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
13 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaKuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen
17 hari lalu
Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
22 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
27 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
59 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca Selengkapnya