TEMPO Interaktif, Jakarta -Komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/cpo) memberikan andil besar pada penurunan ekspor nonmigas pada Juli 2011. "Penurunan ekspor CPO karena masalah harga," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu pada jumpa wartawan di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin (5/9).
Sehingga, nilai ekspor CPO yang tercatat juga rendah. Selain masalah harga yang rendah, permintaan CPO dunia juga melemah. Konsumen memilih minyak nabati lain seperti soybean oil. Harga CPO dan soybean oil relatif tipis, yaitu hanya US$ 45 per ton. CPO akan lebih menarik jika perbedaan harga minimal US$ 128 per ton.
CPO adalah produk ekspor utama Indonesia. Ekspor komoditas ini mencapai 13 persen dari keseluruhan ekspor nonmigas. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor lemak dan minyak nabati dan hewani yang termasuk CPO didalamnya hanya US$ 1,15 miliar. Padahal, pada bulan Juni, nilai ekspornya mencapai US$ 2,25 miliar. Artinya, terjadi penurunan hingga 49,05 persen.
Sementara volume ekspor lemak dan minyak nabati yang termasuk CPO juga menurun dari 1,93 juta ton pada Juni menjadi 0,99 juta ton pada Juli. Total ekspor nonmigas Indonesia selama Juli 2011 hanya US$ 13,62 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan 7,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, Mari membantah penurunan ekspor CPO disebabkan kebijakan bea keluar yang diterapkan pemerintah. "Sebab, itu kebijakan yang sudah berjalan sudah lama," kata dia.
Sebelumnya, pengusaha sudah memperkirakan harga minyak sawit di pasar internasional terus turun mengikuti tren lima tahunan. “Pergerakan harga minyak sawit cenderung mengikuti harga minyak yang kini terus menurun," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Fadhil Hasan.
Harga minyak sawit sudah mencapai sekitar US$ 1.050-1.075 per ton. Harga ini turun dibanding dua bulan lalu sekitar US$ 1.100 per ton. Harga turun juga karena saat ini masih memasuki masa panen kelapa sawit. "Panen kelapa sawit pada periode Juni-Desember biasanya 60 persen dari panen tahunan dan tahun ini tidak ada gangguan pada panen," kata Fadhil.
Eka Utami Aprilia
Berita terkait
Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune
16 Juni 2023
Wilmar Group, produsen minyak goreng merek Sania dan Fortune, terkenal di Indonesia. Ini profilnya.
Baca Selengkapnya7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat
16 Januari 2022
Melambungnya harga CPO atau sawit membuat harga minyak goreng mahal. Tak perlu khawatir Anda dapat mengganti dengan minyak lain yang lebih sehat.
Baca SelengkapnyaKemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh
21 Oktober 2021
Kemenperin juga menyiapkan kawasan industri sebagai lokus investasi baru/perluasan industri hilir kelapa sawit
Baca SelengkapnyaPengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa
20 Mei 2020
Masifnya kampanye negatif sawit Indonesia membuat pengusaha sulit mendapatkan kredit dari bank Eropa.
Baca SelengkapnyaEkspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019
24 Desember 2019
Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia atau CPO tercatat naik tipis sebesar 2,1 persen
Baca SelengkapnyaRI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit
15 Desember 2019
RI menggugat Uni Eropa atas diskriminasi produk kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaEkspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun
10 Oktober 2019
Bea keluar nol rupiah untuk ekspor produk CPO dan turunannya itu mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2019.
Baca SelengkapnyaGenjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit
20 September 2019
Sumatera Selatan menargetkan bisa melakukan peremajaan atau replanting sekitar 23.014 Ha kebun sawit di berbagai kabupaten dan kota.
Baca SelengkapnyaIndia Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia
9 September 2019
Penurunan tarif bea masuk ini akan membuat harga produk olahan sawit Indonesia setara dengan Malaysia.
Baca SelengkapnyaTemuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah
23 Agustus 2019
BPK menyebut perusahaan yang bermasalah tersebut terdaftar di bursa efek dan termasuk "pemain besar" di industri kelapa sawit.
Baca Selengkapnya