TEMPO Interaktif, Jakarta - -Kuasa Hukum Asosiasi Pilot Garuda Adnan Buyung Nasution menilai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar terlalu angkuh menghadapi keluhan karyawannya.
Pada Rabu lalu, Buyung diminta membantu asosiasi menyampaikan aspirasinya kepada manajemen Garuda dan Direktur Utama. Namun, hari itu, Dirut Garuda Emirsyah Satar sedang berada di Sidney.
"Ketika itu saya kontak dia untuk memberi tahu ada keluhan dari karyawan dan saya menawarkan diri untuk menjadi mediator. Sewaktu pulang dia jawab, tidak karena ingin menyelesaikan permasalahan secara internal layaknya bapak dengan anak-anaknya," jelas Adnan Buyung dalam konferensi pers yang digelar Asosiasi Pilot Garuda, di Jakarta, Rabu 27 Juli 2011.
Kemudian pertemuan pertama antara asosiasi dengan manajemen dilangsungkan pada Sabtu. Namun rupanya tidak mampu menyelesaikan masalah, sehingga dilanjutkan pada pertemuan kedua yang dilaksanakan Senin.
Untuk pertemuan kedua itu, Asosiasi meminta syarat agar pertemuan hanya dihadiri jajaran Direktur operasional, dan kenyataannya, Emirsyah Satar selaku Dirut mengajak seluruh jajaran direksi dalam pertemuan itu.
"Persyaratan tidak membawa jajaran lainnya agar permasalahan tidak melebar. Ternyata hari Senin itu Pak Emir membawa seluruh jajaran direksi dengan alasan kalau tidak bawa seluruh direksi maka merusak sistem yang ada di Garuda. Asosiasi merasa diingkari janjinya," jelas Adnan.
Dia melanjutkan, hingga Rabu hari ini, rencana mediasi 4 mata antara Presiden APG dengan Dirut Garuda Emirsyah Satar tak pernah terjadi. "Saya sudah coba mediasikan. Tapi beliau dengan amat percaya diri merasa tidak ada yang salah dengan manajemennya. Saya hanya bilang coba dengarkan dulu delegasi dari APG," ujarnya.
Adnan menilai ada kesan keangkuhan dalam sikap penolakan Emirsyah Satar tersebut seolah-olah manajemen perusahaan perusahaan sudah dijalankan dengan baik. "Memang dia berhasil dalam manajemen tapi keberhasilan itu tidak diimbangi dengan perbaikan di dalam. Tidak memenuhi good coporate," ujarnya.