TEMPO Interaktif, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) kembali meminta pemerintah Indonesia untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. IMF menilai alokasi untuk subsidi BBM yang besar membuat APBN menjadi tidak efisien. Menurut Kepala IMF Asia Pasifik Thomas Rumbaugh, memang ada risiko kenaikan tingkat inflasi akibat kenaikan harga BBM. Namun, ia yakin risiko itu tidak akan berlangsung lama.
“Itu hanya temporer, dalam beberapa bulan kejutan itu akan hilang, dan situasi akan normal kembali,” kata Thomas dalam diskusi "Indonesia Economic Review 2011and Beyond: Progress, Opportunity and Risk" di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 21 Juli 2011.
Thomas mengatakan bahwa tekanan inflasi yang berlangsung selama ini lebih banyak bersifat artifisial. Hal itu karena masyarakat menikmati harga minyak yang masih disubsidi. Dengan kenaikan harga BBM, membuat BBM dijual pada harga yang sesungguhnya, sehingga inflasi menjadi riil.
Indonesia dinilai pernah berhasil dalam mengatasi lonjakan kenaikan harga minyak dunia dengan cara menaikkan harga BBM pada tahun 2005. “Itu merupakan success story tanpa menimbulkan krisis,” katanya.
Saat ini, kata Thomas, kondisi fiskal Pemerintah Indonesia dalam keadaan sehat. Hanya saja terdapat alokasi subsidi BBM yang tidak sehat. Terjadinya defisit anggaran bukan merupakan kesalahan, selama itu digunakan untuk infrastruktur dan bukan untuk subsidi.
Thomas menyarankan agar pemerintah mengadakan program sosial yang langsung diterima oleh orang-orang yang layak mendapat bantuan. Selama ini, subsidi diterima oleh orang-orang mampu yang tidak berhak menerima subsidi. “Berikan transfer langsung ke orang yang berhak menerima,” katanya.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan terjadinya disparitas yang lebar antara harga BBM di dalam negeri dengan harga di luar negeri akan memunculkan penyelundupan dan penimbunan BBM.
Fauzi mengatakan pemerintah tetap berhadapan dengan masalah inflasi yang tinggi meskipun harga BBM tidak dinaikkan. Dan pada saat yang sama, kata dia, juga harus menghadapi aksi penyelundupan dan penimbunan BBM. “Jadi, BBM tidak dinaikkan, negara dirugikan, inflasi naik, sekaligus menghadapi penyelundupan dan penimbunan,” katanya
Kepala Pusat Studi Kebijakan Ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono mengusulkan agar pemerintah menaikkan harga BBM sebesar Rp 1.000 per liter seusai Lebaran. “Itu akan menimbulkan inflasi sebesar 6 persen,” katanya.
IQBAL MUHTAROM
Berita terkait
3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan
2 jam lalu
Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya
2 jam lalu
Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.
Baca SelengkapnyaPertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding
20 jam lalu
PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38
21 jam lalu
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.
Baca SelengkapnyaKaren Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi
1 hari lalu
Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.
Baca SelengkapnyaBersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG
1 hari lalu
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.
Baca SelengkapnyaPertamina Menggaet KNOC dan ExxonMobil untuk Kembangkan CCS
1 hari lalu
Pertamina membangun kerja sama strategis dengan Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil untuk pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) lintas batas antara Indonesia dan Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan
1 hari lalu
Jusuf Kalla akan hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang dugaan korupsi pengadaan LNG dengan terdakwa Karen Agustiawan.
Baca SelengkapnyaPHE Tandatangani Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil
1 hari lalu
Melalui penguatan kerja sama ini, PHE dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS/CCUS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES)
Baca SelengkapnyaHolding RS BUMN IHC Kerahkan Tim Medis untuk Dukung WWF di Bali
2 hari lalu
IHC mengambil peran strategis sebagai koordinator layanan tim medis untuk tamu VVIP, bersama Kementerian Sekretariat Negara di WWF
Baca Selengkapnya