TEMPO Interaktif, Jakarta - Kenaikkan LPG non subsidi 50 kilogram yang dipastikan dimulai pekan depan akan berdampak terhadap harga makanan, terutama di tempat usaha makanan seperti restoran.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto memperkirakan kenaikan harga makanan dapat mencapai 5 persen dari harga biasanya. "Dengan kenaikan LPG non subsidi hingga 10 persen, perhitungannya harga jual makanan bisa naik hingga 5 persen," ujar Djimanto ketika dihubungi Tempo, Kamis 30 Juni 2011.
Menurut Djimanto, kenaikan harga LPG non subsidi ini memang berpengaruh besar terhadap biaya operasional yang dikeluarkan tempat usaha tersebut. Setidaknya, pengusaha harus menaikkan harga makanannya untuk mengimbangi dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Namun, cara seperti ini, menurut dia, akan berdampak terhadap penjualan makanan itu sendiri. "Akan terjadi penurunan penjualan," katanya.
Pengusaha makanan pun masih dapat mempertahankan harga makanan seperti biasanya. Namun akan berdampak terhadap keuntungan yang diperolehnya. "Kalau ingin menjaga penjualan seperti biasanya, keuntungan bakal turun setidaknya hingga 2,5 persen," ujarnya.
Jika keuntungan yang diterima tempat usaha makanan turun, katanya, ini juga akan berpengaruh terhadap pajak yang diterima daerah ataupun negara. "Pajak yang diterima pemerintah daerah dari pengusaha restoran pun berkurang secara otomatis," katanya.
Dia berpendapat, kenaikan harga LPG non subsidi 50 kilogram ini dapat membuat kecenderungan terjadinya disparitas harga antara gas 50 kilogram, 12 kilogram, dan 3 kilogram. "Saya berpikir, akan banyak pengusaha yang lari ke LPG subsidi 3 kilogram," ujarnya.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara
15 jam lalu
IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.
Baca SelengkapnyaGempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan
3 hari lalu
PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaPertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton
5 hari lalu
PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.
Baca SelengkapnyaPGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair
5 hari lalu
PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.
Baca SelengkapnyaCara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi
7 hari lalu
Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.
Baca SelengkapnyaDi Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia
8 hari lalu
PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional
Baca SelengkapnyaPertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah
9 hari lalu
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.
Baca SelengkapnyaPertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon
9 hari lalu
PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaKonflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM
9 hari lalu
PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.
Baca SelengkapnyaBerita Catur: Pertamina Indonesian GM Tournament 2024 Pekan Ini Diikuti 12 GM dan 12 IM dari 8 Negara
9 hari lalu
PB Percasi selenggarakan Pertamina Indonesian GM Tournament 2024, pekan ini. Kejuaraan internasional catur ini diikuti 12 GM dan 12 IM dari 8 Negara.
Baca Selengkapnya