TEMPO Interaktif, New York - Harga minyak mentah berhasil menguat dari level terendahnya kemarin setelah para investor kembali masuk ke pasar. Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia sedikit menahan kenaikan minyak.
Harga minyak mentah untuk kontrak bulan Juli ditutup naik US$ 0,14 (0,21 persen) menjadi US$ 94,95 per barel pada perdagangan Kamis, 16 Juli 2011 waktu setempat. Kenaikan harga minyak sedikit tertahan oleh menguatnya dolar AS dan pelambatan manufaktur di Philadelphia.
“Setelah merosot hampir 5 persen, investor tampaknya tidak mau minyak turun lebih dalam lagi untuk saat ini,” tutur Michael Lynch, President of Strategic Energy & Economic Research di Massachusetts. “Saat ini para investor masih menunggu untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari perekonomian AS dan masalah Yunani,” dia menambahkan.
Harga minyak mentah pada perdagangan Rabu, 15 Juni lalu, dipicu kekhawatiran krisis utang Yunani yang makin memburuk serta melemahnya data ekonomi AS yang mengguncang pasar global. Perdana Menteri Yunani yang membentuk pemerintahan baru diharapkan bisa membantu memperbaiki situasi fiskal negara.
“Semua ini adalah masalah kepercayaan pasar dan pertumbuhan ekonomi. Rabu lalu minyak jatuh tajam karena turunnya kepercayaan,” papar Jonathan Barrat, Direktur Commodity Broking Services. Dia memprediksikan harga minyak akan terhahan di level US$ 95 per barel dalam jangka pendek dan akan cenderung melemah hingga ke US$ 88 per barel hingga bulan depan.
Harga emas untuk antaran bulan Juli juga naik US$ 3,7 (0,2 persen) menjadi US$ 1.529,9 per troy ounce di bursa New York.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya semalam ditutup naik 0,15 poin (0,2 persen) menjadi 75,752.
Indeks manufaktur Philadephia turun 7,7 persen di bulan Juni dan data klaim pengangguran juga turun 16 ribu menjadi 414 ribu.
MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
8 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
9 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
10 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
10 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya