Pengusaha Batik Sulit Patenkan Motif  

Reporter

Editor

Kamis, 16 Juni 2011 15:58 WIB

Proses pembuatan motif diatas kain batik tenun gedog disebuah UKM didesa Kedungrejo, Tuban, Minggu (15/5). UKM batik tenun gedog binaan PT Semen Gresik ini beromset 50 juta perbulan dengan distribusi produk diwilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Kain tenun batik gedog khas kota Tuban ini juga menjadi upaya pelestarian budaya batik gedog yang mulai jarang dilakukan oleh perajin batik Tuban. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Surakarta – Batik tulis biasanya tidak memiliki patokan pasti karena dibuat berdasarkan kreativitas. Jadi, tidak heran jika motif batik tulis begitu beraneka ragam. Kaitannya dengan paten, pengusaha batik kesulitan mematenkannya karena jumlahnya yang banyak itu.

“Selain karena banyaknya motif, kesulitan mematenkan karena waktunya yang panjang. Hampir setahun baru jadi patennya,” kata pengusaha batik di Kauman, Gunawan Setiawan, kepada Tempo, Kamis, 16 Juni 2011. Begitu paten didapat, produk serupa telanjur beredar luas di pasaran karena motifnya sudah disontek orang lain. “Jadinya sia-sia,” lanjutnya.

Belum lagi jika bicara biaya yang harus dikeluarkan. Dia mengatakan ratusan ribu rupiah yang dikeluarkan tidak sebanding dengan harga jual batik tulis, mengingat batik tulis tidak diproduksi dalam bentuk massal. Gunawan selama ini lebih banyak membuat kombinasi batik cap dan tulis yang dijual sekitar Rp 200-300 ribu. Dalam sebulan dia mampu menghasilkan 200-300 potong. Sementara, untuk batik tulis, tiap bulan bisa dihasilkan 30-50 potong yang dijual seharga Rp 500-750 ribu.

Berkaca pada kondisi di atas, Gunawan tidak mempermasalahkan penjiplakan motif batiknya. Dia juga menyebutkan kalau paten itu tidak perlu, asalkan motif batik itu tidak dimiliki oleh perorangan, perusahaan, atau daerah tertentu. “Kalau sudah jadi milik bersama, tidak perlu dipatenkan,” ujarnya yang hingga kini memilih tidak mematenkan motif batiknya.

Untuk mengantisipasi penjiplakan motifnya, dia berkreasi dengan menciptakan motif baru. Baik kombinasi dengan motif lama atau yang benar-benar baru.

Pendapat lebih tegas tentang tidak perlunya paten motif batik disampaikan oleh Widiarso, pengusaha batik di Laweyan. Menurutnya, batik tulis yang motifnya beraneka ragam dan jumlahnya bisa ribuan itu mubazir jika dipatenkan. “Rasanya sia-sia belaka,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia tidak mempermasalahkan ketika motif batiknya ditiru orang lain. Kunci produk batik menurutnya dari segi warna. Motif gampang ditiru, tapi pewarnaan susah diikuti. “Misalnya untuk menghasilkan semburat warna tertentu, tidak semua orang bisa,” jelasnya.

Namun, hal tersebut tentu saja tidak lantas membuat para pengusaha batik berpangku tangan dan membiarkan motifnya ditiru. Menurut Widiarso, pengusaha batik juga harus terus menggali kreativitas dengan membuat motif baru. “Apalagi kalau sudah punya pangsa pasar sendiri, produknya tetap dicari,” katanya. Dalam sepekan dia bisa menghasilkan 10 buah batik tulis dengan pewarna alam yang dijual seharga Rp 450 ribu hingga jutaan rupiah.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

14 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

41 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

57 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya