Greenpeace: Penetapan Luas Kawasan Moratorium Keliru

Reporter

Editor

Rabu, 8 Juni 2011 17:16 WIB

Wartawan The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) menyusuri hutan mangrove di Pulau Nusa Lembongan, Bali, 10 April 2011

TEMPO Interaktif, Jakarta - Aktivis lingkungan hidup Greenpeace menuding pemerintah telah keliru menetapkan luas kawasan hutan yang mencakup kebijakan moratorium. Sebab, luas kawasan moratorium hanya 45 juta hektare, bukan 64 juta hektare. "Data 64 juta yang selama ini diungkapkan pemerintah itu diperoleh dari mana?," kata Kiki Taufik, di Jakarta, Rabu 8 Juni 2011.


Taufik mengatakan lembaganya memperoleh hasil perhitungan luas wilayah kawasan melalui peraturan presiden tentang moratorium. Dari hasil perhitungan tersebut, ditemukan total luas kawasan moratorium 45 juta hektare. Pemerintah membuat Peraturan Presiden (Perpres) tentang penghentian penebangan hutan selama dua tahun yang disebut moratorium. Kebijakan ini sebagai kelanjutan kerjasama Indonesia dengan Norwegia. Tujuannya untuk pengurangan emisi atau Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation ( REDD+ ).

Taufik menjelaskan kekeliruan data wilayah moratorium menandakan bahwa pemerintah tidak melakukan penghitungan secara serius. Ia menduga pemicunya terdapat pada banyaknya data yang tersebar di lembaga pemerintahan, tapi pola penjumlahannya berbeda-beda. Ia mengatakan lembaganya sanksi pemerintah bisa menerapkan Perpres tersebut. Apalagi hasil investigasi lembaganya masih menemukan sejumlah perusahaan yang tetap beroperasi di wilayah pencanganan moratorium.

Zul Fahmi, Juru Kampanye Greenpeace Asia Tenggara mengatatakan salah satu perusahaan tersebut adalah Asia Pulp & Paper Group (APP). Perusahaan kayu ini beroperasi di atas lahan gambut yang berada di Jambi dan Medan. Zul mendesak pemerintah segara mencabut izin operasi perusahaan tersebut. Apalagi pemerintah di Jambi dan Medan selaku penerbit izin telah berperkara di Komisi Pemberantasan Korupsi. "Tapi kok pemerintah tetap membiarkan mereka beroperasi?," kata dia.

Adapun Asia Pulp mengatakan wilayah konsensi perusahaannya memproduksi kayu di pengembangan kawasan hutan tanaman industri. "Wilayah produksi kami tidak berada pada kawasan konservasi tinggi," kata Anelia Maria, Head of Stake Stakeholder Engagement, Asia Pulp. Taufik juga meminta gar pemerintah merevisi hasil perhitungan wilayah moratorium. "Supaya pengawasannya bisa lebih baik."

TRI SUHARMAN


Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

39 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

25 Januari 2024

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

Kepala Badan Kehutanan AS Randy Moore menghargai langkah Indonesia dalam mengatasi krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

10 November 2023

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia telah membuka skema perdagangan karbon untuk meningkatkan serapan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Baca Selengkapnya