Kurangi Impor Gandum, Jatim Kembangkan Tepung Mocaf

Reporter

Editor

Rabu, 8 Juni 2011 14:55 WIB

TEMPO/Zulkarnain

TEMPO Interaktif, Surabaya - Antisipasi krisis pangan akibat cuaca ekstrim, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jawa Timur kini bersiap membuat beras tiruan pengganti beras asli. Beras tiruan berbahan tepung mocaf (modified cassava flour/tepung dari ubi kayu) ini kini sedang dalam proses uji coba pembuatan.

"Sejak awal 2011 lalu kita sudah kembangkan. Saat ini hasilnya sudah mulai nampak. Semoga Oktober pas Hari Ketahanan Pangan bisa kita launching," kata Kepala Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan BKP Jawa Timur, Apriyanto, Rabu 8 Mei 2011.

Menurut dia, rekayasa beras tiruan ini dikerjakan dengan menggandeng Dinas Pertanian serta Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Negeri Jember.

Meski tiruan, namun kualitas gizi beras dari ubi kayu ini dipastikan tidak akan kalah dengan beras asli. Kandungan gizi beras tiruan ini setidaknya juga akan memenuhi triguna gizi beras yang meliputi kandungan protein, kandungan zat pengatur, serta kandungan karbohidrat yang terkandung dalam beras asli.

Untuk menciptakan rasa yang sama dengan beras asli, pembuatan beras tiruan juga masih memasukkan komponen beras asli dengan takaran 30 persen tepung beras asli dicampur dengan 70 persen tepung ubi kayu/mocaf.

"Bentuknyapun kita samakan dengan beras asli. Nanti tepung itu kita cetak jadi buliran yang besarnya persis dengan beras asli," tambah Apriyanto. Bentuk tiruan yang persis dengan beras asli ini, tambah dia, dimaksudkan supaya pemakan beras tiruan ini nantinya bisa cepat menyesuaikan diri.

"Orang makan itu awalnya, kan, sensasi bentuk dan rasanya dulu," kata dia. Oleh karena itu, maka bentuk dan rasa beras tiruan ini akan didesain semirip mungkin dengan beras asli.

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, mengatakan tepung ubi sengaja dipilih untuk pengembangan beras tiruan karena potensi ubi di Jawa Timur sangat tinggi. Tahun 2010, misalnya, potensi ubi kayu di Jawa Timur tertinggi di Indonesia karena mencapai 3,642 juta ton pertahun. "Pemerintah pusat membantu Rp 5 miliar untuk pengembangan beras mocaf ini," kata Eko.

Selain pengembangan beras tiruan, pengembangan tepung mocaf ini juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan Jawa Timur dari impor gandum yang pertahunnya saat ini masih mencapai 7 juta ton.

"Ke depan, kalau mocaf ini berhasil, impor gandum bisa distop," imbuhnya. Untuk mocaf sendiri, Dinas Pertanian memfokuskan pengembangan di enam kabupaten penghasil ubi kayu terbesar yaitu Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Sampang, Malangm dan Sumenep.



Selain untuk mocaf dan membentuk beras tiruan, potensi ubi kayu ini juga dimaksudkan untuk dijadikan bahan dasar bio etanol sebagai energi alternatif pengganti energi yang bersumber dari perut bumi.


FATKHURROHMAN TAUFIQ





Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

22 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

34 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

36 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

37 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

45 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya