Penurunan Daya Saing Ekspor Cina Untungkan Indonesia
Reporter
Editor
Senin, 6 Juni 2011 17:14 WIB
TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Penurunan daya saing produk ekspor cina memberi keuntungan pada Indonesia.
"Ada statement dari importir yang merupakan trading company besar, dalam 12 bulan terakhir biaya untuk sourcing dari Cina naik 30 persen," kata Mari Elka Pangestu, Menteri Perdagangan, dalam jumpa wartawan tentang ekspor-impor di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin, 6 Juni 2011.
Menurut Mari, dengan adanya pergeseran daya saing ini justru menguntungkan posisi Indonesia sehingga ada beberapa produk ekspor yang mengalami peningkatan tajam, antara lain alas kaki dan tekstil.
"Nilai ekspor alas kaki peningkatannya luar biasa. Pada triwulan pertama 2010, nilai ekspor hanya US$ 507 juta, sekarang menjadi US$ 754 juta," kata Mari.
Menurut dia, kenaikan ekspor disebabkan terjadinya ekspansi pabrik alas kaki. Ekspansi pabrik alas kaki itu hanya terjadi di Cina, Vietnam, dan Indonesia. "Produk yang diekspor pabrik tersebut, sepatu yang bermerek," ujarnya.
Ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia pada triwulan pertama 2011 nilainya mencapai US$ 3,434 miliar. Nilai ekspor naik 30,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.