TEMPO Interaktif, Cilegon - Pemerintah akan melindungi industri pipa nasional agar tidak kehilangan daya saing akibat membanjirnya produk serupa dari Cina setelah perdagangan ASEAN-Cina dibuka. Caranya dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia untuk pipa penambangan minyak dan safeguard pada produk impor.
Dukungan pemerintah, kata Wakil Menteri Perdagangan Alex S. W. Retraubun, didasari akan nilai strategis produk pipa khusus yang dibutuhkan sektor pertambangan minyak, gas dan geothermal. "Saat ini, pipa Tenaris belum SNI, tapi sudah mengajukan," katanya, kemarin.
Perlindungan melalui instrumen safeguard, kata dia, juga berdasarkan lonjakan impor pipa dari Cina tahun lalu yang mencapai 53.180 ton. Angka itu naik dari posisi tahun 2009 dan 2008 yang masing-masing sebesar 40.406 ton dan 10.644 ton. Dorongan terhadap Tenaris juga didasari karena memproduksi dengan tingan tingkat kandungan lokal ditambah bobot manfaat perusahaan lebih dari 40 persen.
Sebelumnya, Country Manager Tenaris Indonesia Lucio Costarrosa mengeluhkan pembukaan pasar bebas yang membuat masih besarnya kebutuhan pipa dipenuhi oleh impor. Tenaris mengaku mengecap kerugian hingga 20 persen sejak pakta perdagangan tersebut diberlakukan.
Dari total 6 juta ton produksi global pipa penambangan minyak, gas, dan geotermalnya, Tenaris memproduksi 140 ribu ton di antaranya di Indonesia. Sebanyak 30 persen dari hasil produksinya diekspor ke beberapa negara di wilayah Asia, Timur Tengah dan Eropa.
Pabrik baja Tenaris menambah investasi US$ 30 juta atau sekitar Rp 258 miliar di pabriknya di Cilegon untuk mengembangkan teknologi produksi pipa khusus penambangan minyak, gas, dan geotermal dengan cara baru, yaitu teknologi Dopeless. Country Manager Tenaris Indonesia, Lucio Costarrosa, menyatakan teknologi ini baru pertama kali digunakan di Tanah Air.
Teknologi ini sudah lama wajib dipakai di Amerika Utara, tapi penggunaan Dopeless baru dimulai akhir tahun ini. Dengan begitu, sejak melakukan merger dengan produsen pipa seamless (pipa tanpa-kampuh) PT. Seamless Pipe Indonesia Jaya (SPIJ) tahun 2009, kata, Tenaris telah menggelontorkan investasi senilai US$ 10-15 juta di dalam negeri.
ATMI PERTIWI
Berita terkait
Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?
27 September 2021
Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.
Baca SelengkapnyaAda Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak
23 Mei 2019
Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.
Baca SelengkapnyaIndustri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun
23 Juli 2018
Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.
Baca SelengkapnyaDorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama
29 Desember 2017
Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan
27 Desember 2017
Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0
27 Desember 2017
Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.
Baca SelengkapnyaBank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?
14 Desember 2017
Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen
11 Desember 2017
Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.
Baca SelengkapnyaMenperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018
11 Desember 2017
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme
7 November 2017
Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.
Baca Selengkapnya