Laba Bersih INCO Mencapai Rp 962,34 Miliar  

Reporter

Editor

Minggu, 8 Mei 2011 13:14 WIB

Tony Wenas. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO Interaktif, Jakarta - PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) meraih laba bersih Rp 962,34 atau US$ 111,9 juta pada kuartal pertama tahun ini. Laba bersih ini meningkat 47 persen dibanding laba bersih periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 655,32 miliar atau US$ 76,2 juta.

Direktur Keuangan INCO Fabio Bechara mengatakan peningkatan laba bersih didorong oleh kenaikan harga nikel dari US$ 18.011 per metrik ton pada akhir tahun lalu menjadi US$ 20.246 kuartal pertama tahun ini.

Meski laba bersih naik, Fabio menambahkan, laba penjualan justru turun. “Penurunan disebabkan oleh pengiriman nikel yang melorot,” katanya melalui siaran pers, Sabtu 7 Mei 2011.

Kuartal pertama tahun ini perseroan meraih laba penjualan Rp 2,773 triliun atau US$ 322,4 juta. Jumlah ini turun dibanding kuartal akhir tahun lalu yang mencapai Rp 2,831 triliun atau US$ 329,2 juta. Adapun pengiriman nikel melorot dari 18.280 menjadi 15.924 metrik ton.

Fabio mengatakan penurunan juga terjadi pada produksi nikel sebesar 8 persen, yaitu dari 17.996 metrik tok menjadi 16.501 metrik. Penurunan ini dinilai lantaran gempa bumi di Sorowako 15 Februari lalu serta badai. Akibat amuk alam ini jalur listrik dan beberapa fasilitas tidak berfungi. “Akibatnya produksi terganggu,” ujarnya.

Untuk mengurangi persoalan suplai dan efisiensi energi perseroan memacu pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air Karebbe. “Proyek ini telah berjalan 87 persen pada kuartal pertama,” katanya. Ia berharap pada kuartal kedua sumber listrik ini bisa dimanfaatkan untuk produksi INCO di Sorowako. “Kami harap bisa mengurangi biaya pemakaian energi,” ujarnya.

Agar pembangunan pembangkit listrik berjalan lancar perseroan melakukan penarikan kedua sebesar Rp 1,29 triliun atau US$ 150 juta dari Senior Export Facility Agreeement (SEFA). Penarikan ini lantaran perseroan telah menghabiskan dana pinjaman Rp 2,38 triliun atau US$ 300 juta yang diperoleh dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. dan Mizuho Corporate Bank, Ltd.yang didukung Nippon Export and Investment Insurance.

Menurut Fabio, harga pokok penjualan nikel kuartal pertama tahun ini meningkat tujuh persen dibanding kuartal akhir tahun lalu. “Kenaikan disebabkan oleh peningkatan biaya solar, biaya karyawan, serta jasa dan kontrak akibat gempa bumi,” katanya. Namun, kenaikan ini diimbangi penurunan biaya
HSFO (minyak bakar bersulfur tinggi).

Fabio juga mengungkapkan perseroan membutuhkan modal (capital expenditure) Rp 1,9952 triliun atau US$ 232 juta untuk pengeluaran barang modal tahun ini. Target produksi perseroan mencapai 90 ribu metrik ton. Selama lima tahun ini rata-rata produksi mencapai 73 ribu metrik ton.

AKBAR TRIKURNIAWAN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bahlil Sebut IUPK Vale Indonesia Sudah Terbit, Beroperasi sampai 2045

6 hari lalu

Bahlil Sebut IUPK Vale Indonesia Sudah Terbit, Beroperasi sampai 2045

IUPK Vale Indonesia terbit setelah perusahaan menuntaskan divestasinya ke MIND ID.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Perpanjangan Izin Usaha Vale Rampung Secepatnya

27 hari lalu

Bahlil Sebut Perpanjangan Izin Usaha Vale Rampung Secepatnya

Bahlil Lahadalia mengatakan perpanjangan izin usaha tambang PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah berproses.

Baca Selengkapnya

MIND ID Jadi Mayoritas di Vale Indonesia, Block Voting Vale Canada dan Sumitomo Batal

26 Februari 2024

MIND ID Jadi Mayoritas di Vale Indonesia, Block Voting Vale Canada dan Sumitomo Batal

MIND ID mengkonfirmasi perjanjian block voting VCL dan SMM dibatalkan, seiring dengan pelepasan saham 14 persen saham Vale Indonesia hari ini.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Teken Kerja Sama PSO Angkutan Laut Tahun Anggaran 2024, Apa Saja yang Diatur?

30 Desember 2023

Kemenhub Teken Kerja Sama PSO Angkutan Laut Tahun Anggaran 2024, Apa Saja yang Diatur?

Kemenhub menandatangani perjanjian kerja sama penyelenggaraan PSO untuk Kapal Perintis, Tol Laut hingga Kapal Khusus Ternak Tahun Anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Dapat Subsidi Hampir Rp 120 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa?

8 Desember 2023

LRT Jabodebek Dapat Subsidi Hampir Rp 120 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa?

Kemenhub dan PT KAI menandatangani perjanjian PSO LRT Jabodebek senilai hampir Rp 120 miliar pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Soal Progres Divestasi Saham, Ini Komentar Bos Vale Indonesia

26 September 2023

Soal Progres Divestasi Saham, Ini Komentar Bos Vale Indonesia

PT. Vale Indonesia Tbk. (IDX: INCO) tengah melakukan proses negosiasi pelepasan atau divestasi saham. Bagaimana progresnya?

Baca Selengkapnya

Dirut Transjakarta Klaim Layanan tidak akan Turun Meski ada Evaluasi Subsidi

19 September 2023

Dirut Transjakarta Klaim Layanan tidak akan Turun Meski ada Evaluasi Subsidi

Subsidi operasional Transjakarta yang awalnya sebesar Rp3,9 triliun turun menjadi Rp3,57 triliun

Baca Selengkapnya

MTI Ungkap Alasan Mengapa Operasional Bus Transjakarta Perlu Dievaluasi

19 September 2023

MTI Ungkap Alasan Mengapa Operasional Bus Transjakarta Perlu Dievaluasi

Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI mengungkap sejumlah alasan perlunya evaluasi terhadap operasional Bus Transjakarta.

Baca Selengkapnya

Banyak Bus Transjakarta yang Beroperasi Tanpa Penumpang Dianggap Bebani APBD

16 September 2023

Banyak Bus Transjakarta yang Beroperasi Tanpa Penumpang Dianggap Bebani APBD

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengevaluasi kebutuhan operasional bus Transjakarta tiap jamnya.

Baca Selengkapnya

Akal Bulus Menggilas Suara Wadas

4 September 2023

Akal Bulus Menggilas Suara Wadas

Pemerintah mengklaim warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, telah menyetujui pembebasan lahan untuk tambang andesit.

Baca Selengkapnya