Angka dari IMF itu sama dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Bank Indonesia, yakni 6,0-6,5 persen.
Milan mengatakan ada dua hal utama yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Pertama adalah peningkatan ekspor, baik komoditas maupun manufaktur. Kedua adalah menguatnya konsumsi domestik.
“Faktor konsumsi domestik bahkan memberi kontribusi lebih besar dibanding ekspor,” kata Milan di Jakarta, Selasa 3 Mei 2011.
Sementara, untuk inflasi, Milan menilai pemerintah telah menunjukkan kinerja yang baik dalam menahan gejolak inflasi. Namun, ia mengingatkan pemerintah tetap harus waspada akan gejolak inflasi inti. “Inflasi inti naik dari 4,2 menjadi 4,6. Ini harus dipantau terus oleh bank sentral,” katanya.
Kemarin, kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menyebut angka inflasi year on year pada April 2011 mencapai 4,62 persen. “Meski inflasi inti ada, angka year on year-nya lebih rendah dibanding year on year inflasi umum,” kata Rusman.
Milan juga memuji langkah pemerintah dan bank sentral dalam menahan laju kenaikan inflasi. Salah satu langkah pemerintah yang ia puji adalah pembukaan keran impor beras. “Itu menahan laju inflasi inti,” kata Milan.
Milan juga mengatakan kebijakan BI yang berimbas pada apresiasi rupiah sebagai suatu hal yang baik untuk menahan kenaikan inflasi inti. “Inflasi inti masih berkembang sesuai dengan target,” katanya.
ANANDA BADUDU