Kuartal Pertama, Kinerja Yahoo! Menurun

Reporter

Editor

Kamis, 21 April 2011 05:34 WIB

REUTERS/Mario Anzuoni
TEMPO Interaktif, San Fransisco - Kinerja keuangan Yahoo! Inc. pada kuartal pertama 2011 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, perolehan Yahoo! tersebut masih di atas perkiraan para analis.

Manajemen Yahoo! melaporkan laba bersih kuartal pertama yang berakhir 31 Maret sebesar US$ 223 juta atau US$ 17 sen per saham. Laba tersebut lebih rendah dibanding tahun lalu US$ 310 juta atau US$ 22 sen per lembar.

Kalau biaya investasi di Jepang dikeluarkan, laba per saham Yahoo! naik menjadi US$ 19 sen per lembar, di atas perkiraan rata-rata analis yang disurvei oleh Thomson Reuters I/B/E/S.

Pendapatan bersih, di luar biaya yang harus dibayarkan ke mitra, sekitar US$ 1.064 miliar. Angka itu lebih tinggi daripada perkiraan analis US$ 1.055 miliar, tapi masih 6 persen di bawah pendapatan tahun lalu US$ 1,13 miliar.

Yahoo! adalah salah satu situs web paling populer dan merupakan penyedia iklan dalam jaringan nomor satu di Amerika Serikat. Belakangan, perusahaan ini mendapat tantangan dari Facebook dan Google Inc.

Direktur Utama Yahoo!, Carol Bartz, mengungkapkan penurunan kinerja ini tidak ada kaitannya dengan kemitraan bersama Microsoft Corp yang dibentuk pada 2009. "Butuh waktu panjang untuk menghasilkan keuntungan dari kemitraan tersebut," katanya.

Bartz juga mengatakan teknologi pencari Microsoft tidak ditujukan untuk mengangkat pendapatan iklan Yahoo!. Alasannya, pendapatan dari pencarian iklan Yahoo! tidak akan meningkat ke level sebelum Microsoft masuk, sampai akhir tahun ini.

Apa pun alasan Yahoo!, perusahaan itu pada Selasa waktu setempat tetap mengumumkan penundaan penggunaan sistem pencari iklan Microsoft sembari menunggu Microsoft mengembangkan teknologinya.

Bartz mengatakan, dalam perjanjian sepuluh tahun dengan Microsoft, Yahoo! akan mendapat penggantian biaya dari Microsoft pada akhir Maret tahun depan atas penurunan pendapatan untuk setiap pencarian iklan.

Yahoo! memproyeksikan pendapatan bersih antara US$ 1,08 miliar dan US$ 1,13 miliar dalam kuartal kedua. Analis memperkirakan US$ 1,1 miliar. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan pasar internet bergerak dan meningkatkan jumlah iklan video.

Analis dari Pacific Crest Securities, Steve Weinstein, menilai meski melemah, pendapatan perusahaan pada kuartal pertama 2011 tumbuh di atas target. Laporan ini menjadi angin segar di tengah usaha Bartz menghidupkan kembali pertumbuhan Yahoo!.

"Jelas sekali ada beberapa kemajuan di sini, dari perspektif topline dan margin," ujarnya. Tapi, Weinstein memperingatkan bisnis mesin pencari Yahoo! yang turun 19 persen dari tahun lalu perlu mendapat perhatian serius.

Membaiknya kinerja Yahoo! membuat harga sahamnya naik 3,5 persen menjadi US$ 16,68 dalam perdagangan di luar jam bursa (after-hours trading) kemarin.

REUTERS | EFRI RITONGA




Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya