ICDX sebelumnya telah meluncurkan kontrak berjangka CPO (CPOTR) dan kontrak berjangka emas (GOLDGR). Produk baru itu merupakan kontrak tunda serah emas. “Ini diperdagangkan secara multilateral,” kata Chief Executive Officer ICDX Megain Widjaja saat peluncuran di kantornya Capitol Building Slipi Jakarta, Senin (11/4).
Perbedaan produk baru ini dengan GOLDGR, lanjut Megain, adalah kontrak emas dilakukan dengan tarnsaksi mata uang dolar Amerika Serikat dan rupiah. “Ini merupakan kontrak tunda serah emas yang berdenominasi dolar Amerika Serikat dan rupiah dalam satuan 10 troy oz per lotnya,” katanya. Transaksi GOLDID menggunakan rupiah yang dipatok seharga 10 ribu per dolar.
Kontrak emas GOLDUD dan GOLDID diperdagangkan di bursa ICDX dan tidak diperdagangkan secara over the counter (OTC). “Harapannya harga untuk kontrak emas GOLDUD dan GOLDID lebih transparan bagi investor,” katanya.
Megain menilai harga yang transparan akan membentuk harga yang lebih efisien. “Penggabungan rupiah dan dolar ini diharapkan memberi investor fleksibilitas dalam berinvestasi,” katanya.
Hingga saat ini, produk kontrak berjangka emas perdana ICDX mencapai volume transaksi 200-300 lot per hari. "Dan untuk CPOTR sudah lebih tinggi 2.000-3.000 lot per hari," ucapnya. Sampai kuartal II target ICDX untuk kontrak emas minimal 500 lot per hari.
AKBAR TRI KURNIAWAN