Ban yang diekspor ke negara sakura itu untuk memasok pabrik ban Bridgestone dan perusahaan produsen mobil Jepang. Namun, pasca bencana, produsen mobil seperti Nissan, berhenti beroperasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor ban jenis new pneumatic tyres pada Maret menurun drastis dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada Februari, ekspor pneumatic tyres mencapai US$ 15,7 juta dengan volume 4,06 ribu ton. Namun, pada Maret, jumlah ekspor menyusut hingga hanya 1,39 ton dengan nilai US$ 4,82 ribu.
Secara umum, ekspor Indonesia ke Jepang pada bulan Maret memang mengalami kontraksi. Kementerian Perdagangan mencatat hingga 28 Maret, ekspor nonmigas ke Jepang turun 39,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada Maret 2011, ekspor Indonesia ke Jepang hanya US$ 809 juta. Nilai ekspor tersebut juga lebih rendah 24 peren dibandingkan Februari.
Dari data yang sama juga diperoleh volume ekspor ke Jepang pada Maret turun 54,55 persen dibanding Februari 2011. volume ekspor ke Jepang menurut pelabuhan bongkar, pada Maret 2011 hanya 1,54 juta ton.
Penurunan ekspor karena berkurangnya permintaan bahan baku atau bahan baku penolong asal Indonesia oleh industri manufaktur di Jepang. "Sebab, utilisasi kapasitas produksi di Jepang harus menyesuaikan dengan pasokan listrik," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh.
Selain itu, berkurangnya daya beli masyarakat Jepang juga mempengaruhi produktivitas industri.
Meski begitu, kontraksi ekspor ke Jepang diharapkan hanya terjdi selama 6 bulan. "Kemudian akan kembali menguat karena pelabuhan tujuan ekspor yang mengalami gangguan hanya 0,7 persen," kata dia.
Optimisme Deddy juga berdasarkan pada perbandingan kinerja ekspor pada saat bencana gempa melanda kobe pada Januari 1995. "Gempa Kobe memukul industri Jepang
jauh lebih besar dari sekarang," kata dia. Sebab, Kobe kawasan industri yang cukup besar di Jepang.
Dengan demikian, pemerintah juga berharap krisis Jepang tidak berpengaruh pada target ekspor nonmigas Indonesia pada 2011. Angka ekspor tahun ini diharapkan bisa mencapai US$ 139 miliar - US$ 146 miliar.
EKA UTAMI APRILIA