Pengawasan Impor Pangan dari Jepang Diperketat  

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2011 18:23 WIB

Mari Elka Pangestu. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan pengawasan impor produk pangan dari Jepang akan diperketat. Hal ini diberlakukan menyangkut temuan indikasi radiasi akibat kerusakan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima terhadap produk pangan negara tersebut.

Nantinya setiap produk bahan makanan impor dari Jepang harus disertai sertifikat bebas radiasi. Sertifikasi ini merupakan inisiatif Jepang untuk melindungi keselamatan konsumen. "Intinya kami tidak melarang (impor), tapi memperketat pengawasan," kata Mari kemarin.

Pemerintah menunjuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk memeriksa bahan makanan impor dari Jepang, yang terindikasi terpapar radiasi, pascagempa dan tsunami itu. Saat ini Jepang bahkan sudah melarang pengiriman bahan makanan dari Fukushima.

Bahan makanan mentah yang biasanya diimpor dari Jepang adalah ikan, sayuran, dan udang. Kekosongan pasokan bisa dipenuhi dari dalam negeri atau beralih ke negara lain. "Nilainya yang jelas tidak begitu besar, karena Indonesia juga tidak banyak mengimpor."

Sebelumnya, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta badan terkait telah berkoordinasi untuk memperketat pengawasan produk impor tersebut. Selain sertifikat bebas radiasi, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini mengatakan setiap produk pangan segar impor yang berasal dari tanaman harus dilengkapi dengan sertifikat kesehatan tumbuhan dan sertifikat keamanan pangan.

Petugas karantina pertanian di titik-titik masuk impor juga dipersiapkan untuk melakukan pemeriksaan ekstra terhadap dokumen yang menyatakan produk bebas radiasi. Sejumlah langkah diambil setelah beberapa negara mensyaratkan pengujian bebas radiasi terhadap produk asal Jepang.

Impor produk pertanian dari Jepang tahun lalu mencapai 690 ribu ton atau 0,05 persen dari total impor produk pangan segar yang masuk Indonesia. Impor tersebut berupa buah, sayur dan serealia, serta produk kulit hewan.

Indonesia sebenarnya sudah mengatur agar produk impor disertai sertifikat kesehatan dan bebas radiasi. Ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 1987. Tapi peraturan ini hanya terbatas untuk susu dan produk hasil susu, buah dan sayuran segar dan olahan, ikan dan hasil laut segar dan olahan, daging dan produk daging, air mineral, serealia, serta tepung jagung dan barley.

DWITA ANGGIARIA | KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

3 jam lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

6 jam lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

22 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

23 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

1 hari lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

1 hari lalu

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

Askolani dilantik menjadi Dirjen Bea Cukai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

3 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya