60 Persen Bahan Kimia Industri Masih Impor  

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2011 11:44 WIB

MS Hidayat. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertumbuhan sektor industri kimia belum menunjukkan prestasi signifikan. Menteri Perindustrian MS. Hidayat mengatakan lebih dari dari 60 persen kebutuhan bahan kimia untuk industri di dalam negeri masih diimpor. Penurunan kinerja sektor ini dimulai sejak krisis moneter pada 1998 lalu. "Awal 1990-an pertumbuhan industri kimia sampai 10 persen," katanya, hari ini.

Selama tiga tahun terakhir pertumbuhan sektor ini hanya berkisar 2-4 persen. Penurunan kinerja ini dipicu oleh terbatasnya pasokan bahan baku dan energi, serta munculnya pesaing regional dan internasional.

Menteri Hidayat mengatakan saat ini baru terdapat tiga sentra produksi petrokimia yaitu pusat olefin di Banten dan Bontang, serta pusat produksi kimia aromatik di Tuban. Pasokan bahan baku untuk ketiga sektor indutri ini pun belum sepenuhnya terjamin. Bahan baku berupa nafta dan kondensat juga masih diimpor.

"Kita terus mengupayakan pembangunan unit kilang minnyak yang memproduksi nafta dan kondensat," ujarnya. Namun upaya ini perlu didukung oleh beberapa hal seperti ketersediaan minyak dan gas, investasi yang besar dan luas lahan yang memadai.

Beberapa investor memang sudah menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor industri petrokimia, terutama di sektor hulu untuk membangun naphtha cracker dan refinery. Lagi-lagi persoalan kebijakan iklim investasi dan insentif dinilai belum cukup menarik minat investor lebih jauh.

Direktur Deregulasi Penanaman Modal, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Indra Darmawan mengatakan realisasi investasi asing di sektor industri kimia tahun lalu mencapai US$798 juta. Angka ini turun jika dibanding 2009 yang tercatat US$1,183 miliar.

"Realisasi tertinggi di Jawa Timur, Jawa Barat, Riau dan Kalimantan Timur," katanya. Nilai ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan total investasi asing di Indonesia selama tahun lalu yang mencapai Rp 208,5 triliun, dengan pertumbuhan 54,2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Negara yang paling banyak terlibat dalam proyek investasi industri kimia adalah Singapura. Selama 2010 terdapat 54 investasi oleh perusahaan Singapura dan 76 proyek yang merupakan gabungan beberapa negara. Sementara Inggris berada di bawah Singapura dengan 15 proyek dan Belanda menyusul dengan 13 proyek.

Tahun ini pemerintah merencanakan kerjasama dengan asing untuk membangun dua fasilitas naphtha cracker dan refinery. Salah satu investor asing yaitu Grup Lotte dengan nilai investasi US$5 miliar. Menteri Hidayat optimistis jika ini terealisasi, dalam lima tahun kebutuhan nafta dan kondensat bisa terpenuhi.

KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya