Harga Minyak Dunia Belum Stabil  

Reporter

Editor

Minggu, 27 Februari 2011 15:44 WIB

AP/Hussein Malla
TEMPO Interaktif, London - Revolusi disertai kerusuhan yang melanda sejumlah Negara Timur Tengah dan Afrika bagian utara menyebabkan gejolak ekonomi di seluruh dunia. Salah satunya berdampak pada kenaikan harga minyak mentah dunia.

Harga minyak dunia yang sempat mencapai US 120 dollar per barrel kini telah turun mendekati angka US 112 per barrel. Namun, angka kenaikan ini senilai 10 persen dari harga normal dalam tujuh hari terakhir. Kenaikan harga minyak ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi dunia, yang dua tahun lalu sempat terguncang akibat kredit di sektor properti.

Kenaikan harga minyak tersebut akan berdampak pada kenaikan inflasi dan kenaikan harga BBM. Selain itu, kenaikan ini juga akan mempengaruhi harga kebutuhan pokok sehari-hari.

Bagi negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, seperti Cina dan Rusia, mereka telah mengeluarkan kebijakan untuk menahan laju inflasi. Efek dari inflasi ini nantn Negara harus siap mengeluarkan kebijakan yang tegas untuk menjaga inflasi.

Ekonom dari Lombard Street Research, Melissa Kidd menyatakan, permintaan minyak yang banyak dari negara maju seperti Cina dan negara maju lainnya, akan menekan harga minyak tidak akan kembali ke angka normal. Hal ini berbeda dengan dua tahun lalu, saat itu harga minyak mentah mencapai harga US 145 per barrel, dan kembali berangsur normal. “Daripada mengulang kejadian 2008 saat semuanya (perekonomian) berjatuhan, sekarang akan mengarah pada pengetatan moneter,” ujarnya.

Sementara itu, Arab Saudi melalui Raja Abdullah mengumumkan telah mengeluarkan dana US 35 miliar dollar, sebagai bagian dari kebijakan untuk menstabilkan kondisi di negaranya. Kebijakan tersebut termasuk memfasilitasi para pengangguran, dan biaya murah untuk perumahan.

Beberapa ahli percaya bahwa Arab Saudi masih dalam kondisi stabil. Namun, sebelumnya banyak dari para ahli tersebut yang ternyata salah dalam memprediksi kondisi di Mesir, Tunisia, dan Libya yang menyatakan ketiga negara tersebut akan stabil. Suplai minyak dari Arab Saudi diprediksi dapat menekan kerugian produksi minyak di Libya. Tetapi jika kerusuhan sampai ke Riyadh (Arab Saudi), semua prediksi tersebut akan salah.

Kidd menambahka, walaupun tidak ada revolusi di Arab Saudi, beberapa skenario dapat memberikan dampak buruk kepada perekonomian dunia. Tekanan harga minyak mentah dapat diperburuk oleh hal lain. Dirinya mencontohkan krisis fiskal di Spanyol. Ditambahkannya, dampak terbesar kenaikan harga minyak saat iniadalah memburuknya perekonomian dunia secara perlahan dalam dua tahun ke depan.

IRVAN WIRADINATA | GUARDIAN | BBC

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Anjlok Buntut Naiknya Stok di Amerika

44 hari lalu

Harga Minyak Dunia Anjlok Buntut Naiknya Stok di Amerika

Harga minyak dunia anjlok di awal perdagangan Asia pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Anggaran Kompensasi Subsidi BBM Tahun Ini Diprediksi Naik, Ini Tanggapan Pertamina

10 Juli 2024

Anggaran Kompensasi Subsidi BBM Tahun Ini Diprediksi Naik, Ini Tanggapan Pertamina

Pada semester awal, anggaran subsidi BBM telah digelontorkan sebesar Rp8,7 triliun dan LPG 3 kilogram Rp34,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Pertamina Monitor Pergerakan Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah, BBM Nonsubsidi Naik?

30 Juni 2024

Pertamina Monitor Pergerakan Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah, BBM Nonsubsidi Naik?

PT Pertamina Patra Niaga belum mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi untuk periode Juli.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

21 Mei 2024

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

Mantan karyawan PT Sepatu Bata yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) berusaha mencari tempat kerja baru.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik Seiring Peristiwa Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

20 Mei 2024

Harga Minyak Dunia Naik Seiring Peristiwa Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Harga minyak dunia naik pada awal perdagangan Asia, Senin, 20 Mei 2024. Kenaikan terjadi seiring kecelakan helikopter yang digunakan Presiden Iran.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 Mei 2024

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

26 April 2024

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

19 April 2024

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

19 April 2024

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

18 April 2024

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya