Harga minyak dunia yang sempat mencapai US 120 dollar per barrel kini telah turun mendekati angka US 112 per barrel. Namun, angka kenaikan ini senilai 10 persen dari harga normal dalam tujuh hari terakhir. Kenaikan harga minyak ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi dunia, yang dua tahun lalu sempat terguncang akibat kredit di sektor properti.
Kenaikan harga minyak tersebut akan berdampak pada kenaikan inflasi dan kenaikan harga BBM. Selain itu, kenaikan ini juga akan mempengaruhi harga kebutuhan pokok sehari-hari.
Bagi negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, seperti Cina dan Rusia, mereka telah mengeluarkan kebijakan untuk menahan laju inflasi. Efek dari inflasi ini nantn Negara harus siap mengeluarkan kebijakan yang tegas untuk menjaga inflasi.
Ekonom dari Lombard Street Research, Melissa Kidd menyatakan, permintaan minyak yang banyak dari negara maju seperti Cina dan negara maju lainnya, akan menekan harga minyak tidak akan kembali ke angka normal. Hal ini berbeda dengan dua tahun lalu, saat itu harga minyak mentah mencapai harga US 145 per barrel, dan kembali berangsur normal. “Daripada mengulang kejadian 2008 saat semuanya (perekonomian) berjatuhan, sekarang akan mengarah pada pengetatan moneter,” ujarnya.
Sementara itu, Arab Saudi melalui Raja Abdullah mengumumkan telah mengeluarkan dana US 35 miliar dollar, sebagai bagian dari kebijakan untuk menstabilkan kondisi di negaranya. Kebijakan tersebut termasuk memfasilitasi para pengangguran, dan biaya murah untuk perumahan.
Beberapa ahli percaya bahwa Arab Saudi masih dalam kondisi stabil. Namun, sebelumnya banyak dari para ahli tersebut yang ternyata salah dalam memprediksi kondisi di Mesir, Tunisia, dan Libya yang menyatakan ketiga negara tersebut akan stabil. Suplai minyak dari Arab Saudi diprediksi dapat menekan kerugian produksi minyak di Libya. Tetapi jika kerusuhan sampai ke Riyadh (Arab Saudi), semua prediksi tersebut akan salah.
Kidd menambahka, walaupun tidak ada revolusi di Arab Saudi, beberapa skenario dapat memberikan dampak buruk kepada perekonomian dunia. Tekanan harga minyak mentah dapat diperburuk oleh hal lain. Dirinya mencontohkan krisis fiskal di Spanyol. Ditambahkannya, dampak terbesar kenaikan harga minyak saat iniadalah memburuknya perekonomian dunia secara perlahan dalam dua tahun ke depan.
IRVAN WIRADINATA | GUARDIAN | BBC