TEMPO Interaktif, Jakarta - Jumlah impor gula rafinasi tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. "Permintaan impor gula rafinasi yang diajukan hanya sekitar 100 ribu ton," kata Direktur Industri Makanan Kementerian Perindustrian Faiz Ahmad, ketika dihubungi, Kamis (20/1).
Permintaan gula rafinasi tersebut lebih rendah daripada realisasi impor tahun 2010 yang mencapai 187 ribu ton. Realisasi impor tahun lalu lebih rendah daripada kuota impor yang diberikan sebesar 200 ribu ton.
Menurut Faiz, rendahnya permintaan impor gula rafinasi tahun ini karena aturan baru tentang fasilitas impor bahan baku.
Sebelumnya, pemerintah memberikan fasilitas pembebasan bea masuk bagi impor barang modal atau bahan baku termasuk gula rafinasi. Fasilitas itu diberikan pada perusahaan yang menggunakan mesin produksi dalam negeri dengan tingkat kandungan dalam negeri minimal 30 persen. Selain itu, aturan juga berlaku pada investasi atau perluasan, kemudahan impor untuk tujuan ekspor (KITE), berada di kawasan berikat, dan kebutuhan spesifikasi khusus.
Tahun ini, fasilitas pembebasan bea masuk untuk investasi baru dan perluasan yang menggunakan bahan baku gula rafinasi tidak diberikan lagi. Aturan baru tersebut agar pengusaha menggunakan gula rafinasi dalam negeri.
Lebih lanjut Faiz mengatakan, kuota impor gula rafinasi juga diberikan secara bertahap. "Tahapan pertama diberikan untuk masa impor enam bulan pertama 2011," kata dia.
Hal itu untuk mengantisipasi jika pada tengah tahun nanti ternyata kebutuhan gula rafinasi sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Kementerian perdagangan mengaku sudah menerima usulan impor gula rafinasi tersebut. "Permintaan memang agak menurun. Saat ini masih dalam proses persetujuan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Deddy Saleh.
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.