RUU BUMN Dibahas Senin Depan

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 11:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekertaris Kementeria Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bacelius Ruru, tengah menginventarisasi masalah RUU BUMN. Hal tersebut akan disampaikan fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat dan akan segera membahasnya dalam rapat kerja bersama Menteri Negara BUMN dan panitia khusus Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN di DPR, Senin depan. Tetapi Ruru tidak menjelaskan apakah dengan belum selesainya pembahasan RUU tersebut otomatis akan menghentikan langkah kementerian ini dalam melanjutkan program privatisasi. Prinsipnya sampai situ, selanjutnya akan dibahas Senin depan, katanya pada wartawan di kantornya di Jakarta, Kamis (13/2). Dalam proses pembahasan di DPR sendiri muncul berbagai pendapat menyangkut privatisasi BUMN ini. Beberapa pihak menginginkan program privastisasi untuk tidak dilanjutkan terlebih dahulu untuk menunggu sampai selesainya pembuatan Undang-undang BUMN. Sementara muncul juga pendapat diperlukannya pemisahan antara undang-undang yang mengatur pengelolaan BUMN dan undang-undang yang khusus memberikan kepastian hukum bagi proses privatisasi yang akan dijalankan. Wakil sekretaris fraksi Reformasi dan anggota Komisi V, Ambia Boestam, beberapa waktu lalu menyampaikan kepada Tempo News Room tentang pentingnya penundaan penjualan saham milik pemerintah itu sampai diputusakannya undang-undang yang memberi jaminan hukum. Sementara itu, guru besar Ekonomi Universitas Indonesia, Emil Salim, sepenuhnya mendukug proses privatisasi diusahakan pemerintah. Ia juga mengkritik para wakil rakyat di DPR yang tidak konsisten dengan posisinya. Di satu sisi DPR telah menyetujui rancangan anggaran yang diajukan pemerintah di mana di dalamnya terdapat ketentuan bahwa dana anggaran itu sebagian akan dipenuhi melalui dana yang diperoleh dari proses privatisasi. Tapi dalam proses selanjutnya, DPR menyampaikan ketidaksetujuannya, dengan berbagai alasan atas penjualan yang dilakukan. Jangan ajukan soal lantas bilang, tidak boleh-tidak boleh. Lalu anggarannya dari mana, kata Emil yang siang ini datang ke kantor Departemen Keuangan. Emil juga tidak melihat adanya relevansi antara proses privatisasi yang dijalankan pemerintah dengan isu nasionalisme yang dijadikan alasan beberapa kalangan yang menentangnya. Nasionalisme dalam pengertian apa, ia balik bertanya. Menurutnya siapapun yang mengaku nasionalis harus lebih tersinggung melihat terus terpuruknya Indonesia dalam berkompetisi dengan negara-negara lain, seperti Vietnam dan Laos yang tadinya jauh di bawah kita lantaran berbagai pertimbangan yang menghambat efisiensi. Saya sebagai nasionalis tersinggung dengan kekalahan itu, ujarnya. Y. Tomi Aryanto Tempo News Room

Berita terkait

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

6 menit lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

9 menit lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Mikel Arteta Belum Putus Harapan Soal Peluang Arsenal Menjuarai Liga Inggris, Yakin West Han Bisa Kalahkan Manchester City

9 menit lalu

Mikel Arteta Belum Putus Harapan Soal Peluang Arsenal Menjuarai Liga Inggris, Yakin West Han Bisa Kalahkan Manchester City

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, belum putus harapan soal peluang timnya menjuarai Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

11 menit lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

18 menit lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

24 menit lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ungkap Perilaku Masyarakat Tingkatkan Risiko Hipertensi

29 menit lalu

Kemenkes Ungkap Perilaku Masyarakat Tingkatkan Risiko Hipertensi

Kemenkes menyebut tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dengan 90-95 persen kasus didominasi hipertensi esensial.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Bertambah, Prancis Tuduh Azerbaijan Dalangi Kerusuhan di Kaledonia Baru

30 menit lalu

Korban Tewas Bertambah, Prancis Tuduh Azerbaijan Dalangi Kerusuhan di Kaledonia Baru

Kerusuhan di Kaledonia Baru belum reda. Prancis menuduh Azerbaijan mendalangi kerusuhan di sana.

Baca Selengkapnya

Penerapan KRIS dalam BPJS Kesehatan, YLKI: Karpet Merah untuk Industri Asuransi Komersial

31 menit lalu

Penerapan KRIS dalam BPJS Kesehatan, YLKI: Karpet Merah untuk Industri Asuransi Komersial

YLKI menilai penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) menggantikan sistem kelas di BPJS Kesehatan bakal menghadirkan kasta baru

Baca Selengkapnya

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

32 menit lalu

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

Casis bintara Polri Satrio Mukhti berharap, tidak ada korban begal lain seperti dirinya.

Baca Selengkapnya