TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Negara Badan Usaha Milik negara (BUMN) Laksamana Sukardi menyatakan akan meninjau kembali dan mengkaji ulang proses divestasi BUMN pada 2003. Tidak ada perubahan. Yang ada peninjauan supaya persiapannya lebih matang, kata Laksamana kepada wartawan, seusai rapat tim kebijakan privatisasi di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa (11/2). Menurut Laksamana, sekitar 30 BUMN yang akan menjalani divestasi pada 2003 akan dikaji ulang bersama-sama dengan departemen terkait. Sebagian diantara BUMN tersebut adalah Bank Mandiri, Indofarma, dan Angkasa Pura. Nama-nama BUMN yang akan menjalani proses divestasi itu sebenarnya sudah diajukan ke DPR. Kami pertimbangkan, akan diteruskan atau dikaji ulang. Kami minta pendalaman pada pengkajian, ujarnya. Laksmana juga mengatakan, ada beberapa BUMN yang akan merugi bila proses divestasi dilakukan dengan menggunakan jasa financial advisor. Biayanya akan lebih tinggi dari hasil penjualan, katanya. Oleh karena itu, saham beberapa perusahaan seperti perusahaan konsultasi atau kontraktor, diprioritaskan untuk dilepas kepada manajemen atau karyawan. Selain itu, kata Laksamana, kondisi pasar dan keadaan terkini juga menjadi pertimbangan. Misalnya, pada divestasi manajemen Angkasa Pura, akan menjadi masalah menarik dengan adanya isu terorisme atau jumlah penerbangan yang berkurang pada akhir-akhir ini. Sehingga, divestasi Angkasa Pura akan dikaji ulang. Mengenai prosentase saham yang akan dilepas pada divestasi Bank Mandiri, Laksamana mengaku masih membicarakannya dengan Menteri Keuangan. Sedangkan harga yang aka ditawarkan, menurut Laksamana, harus diatas nilai buku. Yang Penting perbandingan nilai buku dengan harganya. Kalau harganya dibawah nilai buku, kita tidak akan lakukan (divestasi), katanya. Dalam divestasi Bank Madiri ini, Laksamana masih berharap divestasi dapat dilakukan semester awal tahun ini. "Insya Allah semester satu kalau tidak ada halangan," tambahnya. (Priandono-Tempo News Room)