Perbanas: UU OJK dan JPSK Disahkan Bersamaan

Reporter

Editor

Kamis, 8 Juli 2010 17:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono meminta agar pengesahan Undang Undang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilakukan berbarengan dengan Undang Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Ini untuk menjamin adanya Protokol Krisis saat masa transisi pembentukan lembaga OJK.

"Resikonya sangat besar kalau nanti terjadi lempar tanggung jawab antara Bank Indonesia dengan OJK yang baru dibentuk," kata Sigit usai Seminar Reformasi Sistem Keuangan, di Hotel Borobudur hari ini.

Padahal, kata dia, dalam tiga tahun kedepan,Indonesia tidaklah kebal dari krisis dan saat ini masih dalam tahap pemulihan. "Ini yang kami ingatkan agar dipikirkan baik-baik," ujarnya.

Menurut Sigit, krisis Eropa saat masih belum benar-benar pulih. Ini membuat Indonesia perlu mewaspadai kemungkinan masih terjadinya krisis. Lembaga OJK, kata Sigit akan bisa mengambil keputusan disaat krisis bila sudah ada kepastian tentang Protokol Krisis.

Sigit mengungkapkan ada kecenderungan saat ini pembahasan Undang Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan tidak menjadi prioritas. "Ditinggal begitu saja," katanya. Jangan sampai, kata dia, keputusan politik sudah dibuat, namun kemudian ada banyak hal yang harus diperbaiki dan tidak ada pilihan-pilihan alternatif. "Ini harus dipikir baik-baik," katanya.

Menurut Sigit, masa transisi itu setidaknya selama tahun. Ia lalu menyarankan agar dalam masa transisi tersebut pengawasan bank tetap berada di Bank Indonesia. Dia mengatakan ini sebuah tahap yang perlu ditempuh sambil menunggu OJK menjadi lembaga pengawasan yang kredibel.

Sigit mengatakan tidak mudah merekrut sumber daya manusia yang mampu melakukan pengawasan lembaga perbankan. Selama ini, kata dia , yang berpengalaman melakukan pengawasan adalah orang orang di Bank Indonesia di Direktorat Pengawasan Bank. "Ini kan tidak mudah dipindah begitu saja, ini terkait remunerasi dan jenjang karir," katanya.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

1 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

1 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

1 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

2 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

2 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya