TEMPO Interaktif, Jakarta:Komisaris PT Lippo Bank Anggito Abimanyu menegaskan sampai saat ini belum terjadi penjualan aset di Lippo seperti banyak diisukan. Anda harus tanya ke sumber yang benar. Saya katakan tidak ada, katanya kepada Tempo News Room dan Republika usai menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Kamis (6/2). Yang terjadi pada penawaran aset inti dan non inti bank ini beberapa waktu lalu, katanya, hanya ditawar terlalu rendah oleh calon investor. Sementara pihak manajemen Lippo mematok 231 aset yang akan dijual dengan harga 580 miliar. Yang kita tes untuk dijual itu sejumlah itu. Yah, pokoknya harga yang ditawarkan terlalu rendah. Jadi kita minta untuk ditunda, ujarnya. Proses penawaran itu sendiri telah ditutup pada 23 Januari lalu. Ia tidak bersedia menyebutkan berapa penawaran tertingi yang diajukan calon investor, dan oleh siapa. Sedangkan mengenai teguran Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada manajemen Lippo, Anggito mengatakan pihaknya akan segera melakukan klarifikasi minggu depan. Kita sedang minta waktu pada BEJ dan Bapepam, jelasnya. Klarifikasi yang dimaksudkannya menyangkut dua hal. Pertama mengenai status laporan per 30 September, dan kedua menyangkut laporan per 31 Desember. Cut off-nya kan 30 September. Dan itu kan berubah-ubah, kilahnya. Ia juga menolak memberikan keterangan mengenai apa yang akan dilakukan terhadap pihak manajemen berkaitan dengan teguran keras dari BPPN sebagai pemilik saham terbesar di Lippo. Itu nantilah. Yang penting kita klarifikasi dulu status laporan keuangan per 30 September itu. Apa yang sebenarnya terjadi, supaya jelas di mata publik dan investor. Dan laporan Desember yang lebih final, elaknya. Sebelumnya ramai diberitakan, telah terjadi perbedaan laporan keuangan Bank Lippo per 30 September 2002, antara yang dipublikasikan di media massa dan yang dilaporkan ke BEJ. Dalam laporan yang dipublikasikan melalui media cetak pada tanggal 28 November 2002 disebutkan total aktiva perusahaan sebesar Rp 24 triliun dengan laba bersih Rp 98 miliar. Sedangkan dalam laporan ke BEJ tanggal 27 Desember 2002, total aktiva berkurang menjadi Rp 22,8 triliun dan rugi bersih (yang belum diaudit) menjadi Rp 1,3 triliun. Manajemen Lippo beralasan, perbedaan itu terutama pada kemerosotan nilai agunan yang diambil alih dari Rp 2,393 triliun pada laporan publikasi dan Rp 1,42 triliun pada laporan ke BEJ. Akibatnya keseluruhan neraca dan simpanan berbeda signifikan, termasuk penurunan rasio kecukupan modal (CAR) dari 24,77 persen menjadi 4,23 persen. (Y. Tomi Aryanto Tempo News Room)
Berita terkait
Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan
1 menit lalu
Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan
Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.