Alas Kaki Produk Cina Banjiri Pasar Indonesia

Reporter

Editor

Minggu, 6 Juni 2010 14:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Impor alas kaki pada Mei 2010 melonjak. Berdasarkan data Lembaga Surveyor di Pelabuhan Muat yang diolah Kementerian Perdagangan, impor produk alas kaki pada Mei 2010 mencapai US$ 13,226 juta. Padahal nilai impor pada April 2010 hanya US$ 8,776 juta.

Kenaikan impor pada bulan Mei tersebut menyebabkan nilai impor pada Januari-Mei 2010 mencapai US$ 42,538 juta. Jika dilihat dari nilai impor pada tahun sebelumnya, angka ini termasuk sangat besar. Sebab, pada periode Januari-Juni 2009, impor alas kaki baru mencapai US$ 28 juta. Sedangkan hingga akhir tahun 2009, nilai impornya hanya mencapai US$ 63,558 juta.

"Terjadinya lonjakan impor sudah kami perkirakan sejak awal," kata Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Wijanarko, ketika dihubungi akhir pekan lalu.

Pada periode Januari-Maret 2010, kata Eddy, impor sudah naik sebesar 22 persen. "Namun, pemerintah mengatakan tidak apa-apa. Belum berdampak buruk," ujarnya.

Eddy juga memprediksi, kenaikan impor ini bisa terus berlanjut. "Kenaikan impor biasanya terjadi pada high season," kata dia. Padahal, dalam setahun bisa terjadi tiga kali musim dimana bisa terjadi lonjakan impor.

Eddy menyebutkan, musim pertama yaitu saat masuk sekolah yang puncaknya pada bulan April. Musim berikutnya yaitu menjelang dan saat Lebaran. "Yang tahun ini jatuh sekitar Mei-Juni-Juli," kata dia. Sedangkan, musim ketiga pada akhir tahun.

Menurut Eddy, lonjakan impor akibat penerapan perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dengan Cina. Sebab, kata Eddy, sebanyak 90 persen impor alas kaki berasal dari Cina. "Jenis sepatu impor yang banyak masuk Indonesia adalah sepatu plastik dan sepatu sekolah untuk segmen menengah ke bawah," kata dia.

Eddy menyebutkan, minat masyarakat pada produk Cina terutama karena harganya yang relatif murah. Dia mencontohkan untuk sepatu sekolah dengan harga Rp 75 ribu hingga Rp 129 ribu harus bersaing dengan produk Cina yang harganya Rp 35 ribu-Rp 60 ribu. Sementara itu, sepatu plastik lokal seharga Rp 14 ribu-Rp 30 ribu. Sementara, sepatu plastik asal Cina hanya Rp 7 ribu.

Eddy mengungkapkan, jika produk lokal terus kalah dari produk impor, bisa memukul industri sepatu. "Bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja di industri sepatu," kata dia. Selain itu, produsen juga bisa beralih menjadi importir.

Terkait lonjakan impor ini, Eddy mengatakan, pihaknya hingga saat ini tidak mendapat pemberitahuan atau peringatan dari pemerintah. "Seharusnya, ketika impor melonjak, Early Warning System berlaku. Namun, sampai sekarang tidak ada peringatan apa-apa kepada kami," kata dia.

Ferrari Roemawi, Anggota Komisi Perindustrian DPR mengatakan pemerintah sudah harus menyiapkan langkah-langkah menghadapi lonjakan impor ini. "Ketika impor melonjak 30 persen dari tahun sebelumnya, seharusnya sudah lampu kuning bagi pemerintah," kata dia.

Dia juga memperkirakan, nilai impor pada Juni 2010, bisa jadi semakin meningkat. "Dengan melihat data impor Januari-Mei 2010, bukan tidak mungkin nilai impor tersebut akan melonjak hingga 50 persen dibandingkan Juni 2009," kata Ferrari.

Menurut Ferrari, penyikapan yang harus dilakukan pemerintah adalah mulai mengidentifikasi jenis alas kaki yang mengalami lonjakan impor. "Apakah sepatu olah raga atau sepatu yang lain?" ikata dia.

Dia mengatakan, pemerintah juga harus melihat bagaimana kondisi produk dalam negri yang sejenis. "Apakah memang ada produk serupa yang di produksi dalam negri? Apakah harga produk lebih mahal dari produk impor?" ujar Ferrari. "Jika harganya lebih murah, bisa ada indikasi dumping," ujarnya.

Ferrari menambahkan, pemerintah juga harus mencari tahu dari mana asal produk yang mengalami lonjakan impor. Jika teridentifikasi bahwa produk impor berasal dari Cina, maka Indonesia bisa meminta penghentian impor sementara. "Bila dikaitkan dengan kerangka kerjasama dalam Joint Comission Meeting di Yogyakarta untuk keseimbangan perdagangan, seharusnya, penghentian impor sementara bisa dilakukan," kata dia. Namun, dengan catatan, ekspor produk serupa uang berasal dari Indonesia lebih rendah dari impornya.

EKA UTAMI APRILIA

Data Impor Alas Kaki (US$ Juta)

2009 63,558

2010* 42,538
Januari 7,034
Feruari 6,800
Maret 6,701
April 8,775
Mei 13,226

*Data impor 2010 hanya Januari-Mei

Berita terkait

UMKM Tergencet Impor, Teten Masduki Usul Produk Cina Berlabuh Dulu di Papua

29 Maret 2023

UMKM Tergencet Impor, Teten Masduki Usul Produk Cina Berlabuh Dulu di Papua

Menteri Koperasi Teten Masduki mengusulkan supaya impor produk Cina masuk dari pelabuhan di Papua, tidak langsung masuk ke pasar Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Cina Kuasai 73 Persen Pasar Ponsel di Indonesia, Siapa Teratas?

7 September 2020

Cina Kuasai 73 Persen Pasar Ponsel di Indonesia, Siapa Teratas?

Ponsel asal Cina menguasai dua pertiga pangsa pasar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Virus Corona Belum Reda, Ini Daftar Larangan Impor Produk Cina

12 Februari 2020

Virus Corona Belum Reda, Ini Daftar Larangan Impor Produk Cina

Sementara virus corona masih menyebar, pemerintah melarang impor kuda, keledai, bagal dan hinnie termasuk bibitnya dari Cina.

Baca Selengkapnya

Virus Corona, Kemendag Stop Impor Produk Cina untuk Sementara

3 Februari 2020

Virus Corona, Kemendag Stop Impor Produk Cina untuk Sementara

Menyusul penyebaran virus corona, impor produk asal Cina akan dihentikan sementara.

Baca Selengkapnya

Cina Ngotot Soal Natuna, Pemerintah Diminta Ancam Pangkas Impor

3 Januari 2020

Cina Ngotot Soal Natuna, Pemerintah Diminta Ancam Pangkas Impor

Pemerintah diminta tegas menekan Cina yang masih ngotot mengklaim Laut Natuna di Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Barang Konsumsi Mayoritas Apel dan Jeruk Mandarin

16 Desember 2019

BPS Sebut Impor Barang Konsumsi Mayoritas Apel dan Jeruk Mandarin

BPS impor barang konsumsi melonjak 16,13 persen secara bulanan (mtm) atau naik sebesar US$ 231,7 juta.

Baca Selengkapnya

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

5 Oktober 2019

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

Sejak Januari 2018 hingga September 2019 tercatat 188 industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jabar bangkrut dan relokasi ke Jateng.

Baca Selengkapnya

Impor Produk Cina Melonjak Rp 21 T, Mendag Bilang Bagus karena...

16 Agustus 2019

Impor Produk Cina Melonjak Rp 21 T, Mendag Bilang Bagus karena...

Menteri Perdagangan lonjakan impor produk Cina sepanjang Juli 2019 terbilang bagus karena didominasi barang modal, bukan konsumsi.

Baca Selengkapnya

Impor Cina Naik Rp 21 T,Menperin Akan Investigasi Praktik Dumping

16 Agustus 2019

Impor Cina Naik Rp 21 T,Menperin Akan Investigasi Praktik Dumping

Menteri Perindustrian bakal melakukan investigasi dumping, terkait melonjaknya impor barang dari Cina sepanjang Juli 2019 yang sebesar Rp 21 triliun.

Baca Selengkapnya

Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

15 Agustus 2019

Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

Kementerian Perdagangan belum bisa memastikan apakah penyebab banjir produk Cina impor itu adalah melemahnya mata uang Yuan.

Baca Selengkapnya