TEMPO Interaktif, Jakarta:Harga sembako di Jakarta tidak stabil akibat banjir selama beberapa hari ini. Beberapa pedagang di pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (1/2), mengatakan ketidakstabilan tersebut karena distribusi terhambat dan pembeli berkurang. Buyung, seorang pedagang sembako, mengaku dalam tiga hari terakhir pendapatannya menurun drastis. “Mungkin karena banjir, banyak pembeli yang enggan pergi ke pasar,” keluhnya. Selain itu, katanya, banjir dibeberapa wilayah di Jakarta menyebabkan distribusi barang terlambat atau bahkan terhenti. Para pemasok sembako dari luar kota dan dari Jakarta sendiri banyak yang terjebak kemacetan akibat banjir. Kemacetan akibat banjir juga mengakibatkan ongkos angkut barang menjadi naik, dari Rp. 5000 menjadi Rp. 20.000 per ton. “Karena banjir dibeberapa tempat, selain waktu tempuh menjadi lama, mereka (pengirim) juga harus berputar mencari jalan alternatif. Jadinya naik deh,” kata Sumadi, seorang pedagang beras. Kenaikan terjadi pada harga daging ayam, dari Rp. 12.000 menjadi Rp. 12.500. Meski begitu, harga beras turun sebesar Rp 100-200. Beras IR 64 turun dari Rp. 3600 menjadi Rp. 3400. Beras jenis Setra turun dari Rp. 4000 menjadi Rp. 3900. Beras jenis Cisadane juga turun dari Rp. 3600 menjadi Rp. 3500. Penurunan juga terjadi pada harga telor dari Rp. 8200/kg menjadi Rp. 7500/kg. Daging sapi juga turun dari Rp. 45.000 menjadi 40.000. Namun banjir tidak mempengaruhi pada harga minyak goreng, tepung terigu, dan gula pasir. Harga minyak goreng tetap Rp. 4500/kg, tepung terigu Rp. 4000/kg, dan gula pasir juga tetap Rp. 4000/kg. "Tapi harga itu sewaktu-waktu bisa berubah. Tergantung kondisinya apa membaik atau malah banjir terus," kata Buyung. (Dicki Subhan-Tempo News Room)
Berita terkait
11 Tersangka Kasus Judi Online di Teluknaga Raup Keuntungan 10 Miliar dalam Waktu 4 Bulan
14 menit lalu
11 Tersangka Kasus Judi Online di Teluknaga Raup Keuntungan 10 Miliar dalam Waktu 4 Bulan
Untuk membongkar kasus judi online di di Teluknaga, Kabupaten Tangerang ini, tim patroli siber Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan 20 hari.