Pemerintah Diminta Serius Berantas Ilegal Logging

Reporter

Editor

Jumat, 18 Juli 2003 16:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah harus bersikap lebih tegas lagi dalam usaha pengendalian penebangan liar dan penyelundupan yang melibatkan negara lain. "Tidak peduli apakah itu melibatkan Malaysia, Philipina atau Cina, yang namanya ilegal itu merugikan kita," ujar Soetrisno, Wakil Ketua Komisi III DPR, di Jakarta, Rabu (29/1). Soetrisno juga mengatakan langkah pemerintah dalam menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Cina dalam rangka memberantas penyelundupan kayu dinilai bagus. Namun, hendaknya langkah itu juga dilakukan terhadap Malaysia, mengingat penyelundupan kayu di daerah perbatasan Malaysia - Indonesia sangat marak. Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Amir Tohar, anggota komisi III, yang juga mempertanyakan sejauh mana usaha pemerintah untuk bekerja sama dengan Malaysia dalam memberantas penyelundupan dan penebangan kayu ilegal ini. Dia mengatakan bahwa akibat penyelundupan dan penebangan kayu illegal ini negara dirugikan sebanyak 600 juta dolar Amerika. "Hutan kita yang diambil kayunya, tapi negara lain yang menerima kayunya," kata dia. Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Pengendalian Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), I Made Subadia, mengatakan bahwa pemerintah sudah berusaha untuk membicarakan masalah penebangan liar dan penyelundupan ini dengan pemerintah Malaysia. Namun, pemerintah Malaysia kurang menyukai jika pembicaraan dilakukan secara multilateral. Mereka, katanya, lebih menyukai pembicaraan secara bilateral. Padahal, menurut Subadia, jika pembicaraan hanya dilakukan secara bilateral, maka tidak ada pihak yang ikut mengawasi apakah Malaysia atau Indonesia benar-benar menjalankan apa yang sudah disepakati. Subadia menceritakan pemerintah Indonesia akhirnya meminta bantuan Inggris untuk pembicaraan ini. "Mereka (Malaysia) akhirnya mau menandatangani kesepakatan, tapi apakah mereka sungguh-sungguh, kita tidak tahu," kata Subadia. Sementara itu, Andas Tanri, anggota Komisi III mengatakan bahwa aparat keamanan yang menjaga perbatasan seharusnya hanya diberi waktu sebentar dalam menjaga perbatasan. Karena, kata dia, penyelundupan yang terjadi di perbatasan itu berlangsung di depan aparat keamanan. Sebab, kata dia, aparat keamanan yang terlalu lama bekerja di suatu daerah bisa bekerjasama dengan penyelundup. "Waktu tugas mereka cukup 1 sampai 2 bulan sajalah, tidak usah lama-lama," ujar Andas. Sedangkan Amir Tohar menyatakan sebaiknya pemerintah juga memberikan insentif atau penghargaan bagi petugas atau aparat yang berjasa dalam mengatasi penyelundupan dan penebangan liar. Sebaliknya, kata dia, aparat yang melanggar dan malahan ikut membantu usaha ilegal ini harus dikeluarkan dari instansinya. "Insentif ini perlu, sehingga mereka tidak mudah diiming-imingi oleh pihak yang mau berbuat curang," katanya. Dewi Retno --- TNR

Berita terkait

Pengusutan Kasus Dugaan Pelanggaran Akademik Kumba Digdowiseiso, Kemendikbud: Tim Masih Bekerja

49 detik lalu

Pengusutan Kasus Dugaan Pelanggaran Akademik Kumba Digdowiseiso, Kemendikbud: Tim Masih Bekerja

Berikut kelanjutan investigasi Kemendikbud atas kasus pelanggaran akademik dosen Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Antar Teman, Remaja di Depok Luka Parah Diserang Gengster

4 menit lalu

Antar Teman, Remaja di Depok Luka Parah Diserang Gengster

Anggota gengster menghadang korban di tengah jalan. Korban berusaha kabur namun terjatuh.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Hadiri HUT ke-6 MBI dan Resmikan Basko Auto Galery

14 menit lalu

Bamsoet Hadiri HUT ke-6 MBI dan Resmikan Basko Auto Galery

Bambang Soesatyo meresmikan Basko Auto Galery, milik Ketua Dewan Penasihat Motor Besar Indonesia (MBI) Basrizal Koto.

Baca Selengkapnya

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

29 menit lalu

Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

Bus study tour yang tertimpa tiang listrik itu diganti dengan unit baru yang unitnya didatangkan dari Jember Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat di BSD Terjadi Saat Hujan

31 menit lalu

Kecelakaan Pesawat di BSD Terjadi Saat Hujan

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut kondisi korban kecelakaan pesawat capung di Jalan Sunburst, Cilenggang, Tangerang Selatan masih utuh. Kecelakaan terjadi saat hujan deras melanda wilayah ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

31 menit lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tame Impala, Band Rock Psikedelik yang Katalog Musiknya Dibeli Sony Music

34 menit lalu

Mengenal Tame Impala, Band Rock Psikedelik yang Katalog Musiknya Dibeli Sony Music

Vokalis, penulis lagu, sekaligus produser grup musik Tame Impala, Kevin Parker menjual katalog lagunya kepada Sony Music Publishing

Baca Selengkapnya

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

36 menit lalu

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

dr. Sidhi menambahkan bahwa selain untuk kesehatan jantung, olahraga lari dapat menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Soal Pemain Kesayangan di Timnas Indonesia, Ini Kata Shin Tae-yong

36 menit lalu

Soal Pemain Kesayangan di Timnas Indonesia, Ini Kata Shin Tae-yong

Simak empat pemain yang paling banyak dipanggil ke Timnas Indonesia sepanjang kepelatihan Shin Tae-yong.

Baca Selengkapnya

KKP Sebut Investasi Benih Lobster Sekitar Rp 300 Miliar dari Perusahaan Asal Vietnam

37 menit lalu

KKP Sebut Investasi Benih Lobster Sekitar Rp 300 Miliar dari Perusahaan Asal Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membolehkan kembali ekspor benih lobster.

Baca Selengkapnya