Roller Coaster Perjalanan Tom Lembong, Dari Era Jokowi Hingga Ditetapkan Tersangka

Jumat, 1 November 2024 09:32 WIB

Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menuju mobil tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024. Kejaksaan Agung menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan tahun 2015-2016. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa, 29 Oktober 2024, Kejaksaan Agung menetapkan Thomas Trikasih Lembong, atau yang dikenal sebagai Tom Lembong, sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor gula. Penetapan tersangka ini terkait perannya saat menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada periode 2015-2016. Tom Lembong diduga terlibat dalam pemberian izin impor gula kristal mentah sebanyak 105 ribu ton.

Tom Lembong, 53 tahun, adalah seorang profesional lulusan Universitas Harvard yang pernah bekerja di Morgan Stanley Singapura dan Deutsche Securities Indonesia. Kariernya kemudian beralih ke pemerintahan, di mana ia menjabat sebagai penasihat ekonomi untuk Gubernur Jakarta, Joko Widodo, hingga Jokowi menjadi presiden pada 2014. Tom selanjutnya dipercaya sebagai Menteri Perdagangan pada 2015-2016, sebelum mengemban tugas sebagai Kepala BKPM hingga 2019.

Pada Pilpres 2024, Tom Lembong bergabung sebagai tim sukses calon presiden Anies Baswedan. Anies menyebut keterlibatan Tom sebagai bagian dari upaya untuk membawa perubahan di Indonesia.

Menyusul penetapannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi impor gula oleh Kejaksaan Agung, pihak kejaksaan menegaskan bahwa keputusan ini murni berdasarkan bukti, bukan unsur politis. Direktur Penyidikan Abdul Qohar menjelaskan bahwa penyelidikan kasus ini telah berlangsung sejak Oktober 2023, dengan lebih dari 90 saksi yang sudah diperiksa.

Perjalanan Karir Tom Lembong
Thomas memulai perjalanan politiknya bersama Jokowi ketika mantan Wali Kota Solo itu mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tom, sapaan akrabnya, disebut berperan sebagai tim pemenangan Jokowi pada saat itu. Setelah Jokowi terpilih sebagai Gubernur, Tom dipercaya menjadi penasihat ekonomi dan penulis pidatonya.

Advertising
Advertising

Saat Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2014, Tom kembali mendukungnya. Berbekal latar belakang sebagai wirausahawan dan investor, Tom kemudian diangkat sebagai Menteri Perdagangan dalam reshuffle kabinet tahun 2015. Setelah menjabat hingga 2016, ia ditunjuk sebagai Kepala BKPM (kini Menteri Investasi) hingga tahun 2019.

Thomas dikenal sebagai sosok di balik beberapa pidato ikonik Jokowi, termasuk pidato “Game of Thrones” di pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada 2018 dan pidato “Thanos” di Forum Ekonomi Dunia. Namun, setelah tak lagi menjabat di pemerintahan, Thomas tak lagi terlibat langsung dalam lingkaran pembantu Presiden Jokowi.

Pada 2021, nama Thomas muncul kembali ketika Anies Baswedan, saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, merombak jajaran komisaris dan direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) dan menunjuk Tom sebagai Komisaris Utama. Tom dinilai mampu memperluas jejaring investasi untuk pengembangan bisnis Ancol.

Namun, setelah masa jabatan Anies berakhir pada 2022, beberapa anak buahnya, termasuk Tom, mulai dicopot dari posisi mereka. Tom diberhentikan dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. pada 1 Februari 2023. Menurut laporan Majalah Tempo, Tom telah menjadi bagian dari lingkaran dalam Anies selama dua tahun terakhir, berperan sebagai anggota Komite Investasi Jakarta dan memberi masukan dalam kebijakan ekonomi.

Pada 14 November, Tom resmi ditunjuk sebagai Co-captain tim pemenangan nasional pasangan AMIN (Anies-Muhaimin). Anies menyatakan bahwa ini merupakan babak baru dalam memperjuangkan perubahan di Indonesia. Tom termasuk dalam 12 orang yang menjadi Co-captain.

Belakangan, Tom mulai aktif mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi, terutama dalam program hilirisasi. Menurutnya, ada tiga masalah utama dalam program tersebut: pertama, hilirisasi industri saat ini kurang berorientasi pada pasar; kedua, program ini terlalu terfokus pada nikel, baterai, dan kendaraan listrik; dan ketiga, masalah dampak lingkungan.

Tom Lembong menyoroti bahwa standar lingkungan di sektor pertambangan dan smelter tidak memadai, dan limbah nikel berpotensi merusak lingkungan.

MICHELLE GABRIELA | ANTARA | HENDRIK KHOIRUL MUHID | NOVALI PANJI NUGROHO
Pilihan editor: Ragam Pendapat Soal Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula

Berita terkait

Kasus Gula Impor Tom Lembong, Pakar: Kebijakan Tak Bisa Dikriminalkan

3 jam lalu

Kasus Gula Impor Tom Lembong, Pakar: Kebijakan Tak Bisa Dikriminalkan

Ahli hukum Universitas Trisakti menilai Kejaksaan Agung keliru menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka karena kebijakan tak bisa dikriminalkan.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula

4 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula

Kejaksaan Agung harus membuktikan ada niat jahat dan kesengajaan memperkaya diri atau orang lain pada tersangka, termasuk Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Agenda Terselubung Pembentukan Gerakan Solidaritas Nasional

4 jam lalu

Agenda Terselubung Pembentukan Gerakan Solidaritas Nasional

Tim Prabowo-Gibran akan mendeklarasikan pembentukan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), untuk mengawal program pemerintah.

Baca Selengkapnya

Mendag Selain Tom Lembong Juga Buat Kebijakan Impor Gula Kenapa Tak Diusut? Ini Kata Kejaksaan Agung

5 jam lalu

Mendag Selain Tom Lembong Juga Buat Kebijakan Impor Gula Kenapa Tak Diusut? Ini Kata Kejaksaan Agung

Kejaksaan Agung mempersilakan masyarakat untuk melapor apabila menemukan kasus impor gula di luar 2015-2016 yang menyeret Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Tom Lembong Bukan Satu-satunya Mendag yang Izinkan Impor, Kenapa RI Sulit Swasembada Gula?

7 jam lalu

Tom Lembong Bukan Satu-satunya Mendag yang Izinkan Impor, Kenapa RI Sulit Swasembada Gula?

Tom Lembong bukan satu-satunya Menteri Perdagangan yang memberlakukan kebijakan impor gula. Mengapa Indonesia terus impor gula?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontradiksi Prabowo Ingin Lindungi Pertamina dengan Pemeriksaan Kejagung, Hamba Allah Biayai Makan Bergizi Gratis

7 jam lalu

Terpopuler: Kontradiksi Prabowo Ingin Lindungi Pertamina dengan Pemeriksaan Kejagung, Hamba Allah Biayai Makan Bergizi Gratis

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 31 Oktober 2024 dimulai dari kontradiksi asa Prabowo melindungi Pertamina dengan pemeriksaan penyidik Kejagung.

Baca Selengkapnya

Kasus Impor Gula Seret Tom Lembong, Kejagung: Delapan Perusahaan Sudah Diperiksa

12 jam lalu

Kasus Impor Gula Seret Tom Lembong, Kejagung: Delapan Perusahaan Sudah Diperiksa

Kejaksaan Agung menyatakan penyidik telah memeriksa perusahaan swasta di kasus impor gula yang menyeret Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Sempat Saling Sindir, Bahlil Menyatakan Prihatin atas Kasus yang Membelit Tom Lembong

16 jam lalu

Sempat Saling Sindir, Bahlil Menyatakan Prihatin atas Kasus yang Membelit Tom Lembong

Bahlil yang mengaku junior Tom Lembong di BPKM, menyatakan prihatin atas kasus yang membelit mantan menteri perdagangan itu.

Baca Selengkapnya

KPK akan Periksa Kepatuhan LHKPN Tom Lembong yang Tidak Ada Rumah dan Kendaraan

17 jam lalu

KPK akan Periksa Kepatuhan LHKPN Tom Lembong yang Tidak Ada Rumah dan Kendaraan

Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, mengapresiasi perhatian publik terhadap kepatuhan LHKPN Tom Lembong.

Baca Selengkapnya

Impor Gula Berlangsung 2015-2023, Kejagung Fokus Pada Periode 2015-2016 Saat Tom Lembong Jadi Mendag

17 jam lalu

Impor Gula Berlangsung 2015-2023, Kejagung Fokus Pada Periode 2015-2016 Saat Tom Lembong Jadi Mendag

Kejagung minta masyarakat untuk melapor bila menemukan penyimpangan impor gula di luar periode Tom Lembong jadi menteri perdagangan.

Baca Selengkapnya