TEMPO.CO, Jakarta - Pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo mengumumkan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) dalam Kabinet Merah Putih. Lalu, pada 21 Oktober 2024, Sri Mulyani telah resmi dilantik untuk menduduki posisi tersebut. Di kabinet baru ini, Sri Mulyani akan ditemani tiga wakil menteri, yaitu Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu. Sri Mulyani juga memperkenalkan wakil menteri tersebut melalui Instagram pribadinya.

“Berfoto bersama tiga calon Wakil Menteri Keuangan: Suahasil Nazara; Thomas Djiwandono; Anggito Abimanyu,” tulis Sri Mulyani dalam unggahan, pada 20 oktober 2024.

Saat memenuhi panggilan Prabowo ke kediamannya, di Jalan Kertanegara IV, Sri Mulyani mengaku mendapatkan beberapa pesan, terutama mengenai prioritas pemerintahan ke depan. Beberapa hal yang dibahas, di antaranya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), penguatan Kemenkeu, belanja negara, dan pengelolaan penerimaan negara, termasuk pajak.

“Beliau (Prabowo) sangat perhatian bagaimana dampak APBN kepada masyarakat. Itu menjadi tekanan beliau,” kata Sri Mulyani, pada 14 Oktober 2024.

Terpilihnya kembali Sri Mulyani sebagai Menkeu membuatnya memiliki status yang sama di tiga presiden. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat posisi Menkeu dalam masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Pada 5 Desember 2005, ia dilantik menjadi Menkeu menggantikan Jusuf Anwar. Selama menjadi Menkeu era SBY, ia berhasil meraih banyak prestasi, seperti menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal prudent, menurunkan biaya pin­jaman, mengelola utang, dana mem­beri kepercayaan investor.

Dikutip kemenkeu.go.id,refor­masi Kementerian Keuangan dinahkodai oleh Sri Mulyani dengan baik sehingga banyak terjadi perubahan fundamental. Bahkan, ia dinobatkan sebagai Menkeu terbaik Asia pada 2006 oleh Emerging Markets Forum di Sidang Tahunan Bank Dunia. Masih pada 2006, ia juga menjadi Menkeu terbaik menurut Euromoney dan Menkeu terbaik di Asia berdasarkan Emerging Market Forum.

Setelah 7 tahun bekerja sama, SBY menilai Sri Mulyani sangat memahami strategi dan kebijakan pembangunan yang adil, berkelanjutan, dan berorientasi pada manusia.Selain itu, Sri Mulyani juga sangat memahami tentang pertumbuhan adil, pengurangan kemiskinan dan ketimpangan, serta tujuan pembangunan berkelanjutan. SBY juga mencermati pernyataan dan langkah Sri Mulyani sebagai Menkeu memberikan harapan bangsa.

Setelah SBY, Sri Mulyani dilantik kembali menjadi Menkeu oleh Presiden Jokowi, pada 27 Juli 2016 dalam Kabinet Kerja.Lalu, pada 2018, ia terpilih menjadi Best Minister in the World dalam World Government Summit di Dubai dan Finance Minister of the Year-East Asia Pacific oleh , Global Markets. Kemudian, pada 23 Oktober 2019, ia terpilih kembali menjabat sebagai Menkeu periode kedua Jokowi. Pada 2019, ia terpilih menjadi Menkeu Terbaik di Asia Pasifik versi majalah FinanceAsia.

Meskipun saat ini kembali menjadi Menkeu era Prabowo, Sri Mulyani memiliki beberapa catatan dari Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas), Yusuf Wibisono. Ia menilai, Sri Mulyani adalah Menkeu non-partisan dan lebih banyak dituntun oleh pertimbangan profesional serta argumentasi rasional dalam pembuatan kebijakan. Ia memberikan catatan kegagalan untuk Sri Mulyani, yaitu gagal tingkatkan penerimaan pajak, gagal menahan beban utang pemerintah, dan langgar disiplin makroekonomi.

RACHEL FARAHDIBA R | VEDRO IMANUEL G | MELYNDA DWI PUSPITA | ANTARA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Pilihan Editor: Ditunjuk Jadi Menkeu Lagi, Sri Mulyani Pernah Tak Kabulkan Ajuan Anggaran Prabowo Pembelian 12 Pesawat Mirage 2000-5