Terpopuler Bisnis: Gaji dan Fasilitas Ajudan Prabowo, Alasan Gen Z Rentan Terjerat Pinjol
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 24 Oktober 2024 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 23 Oktober 2024 dimulai dengan besaran gaji kandidat ajudan baru Presiden Prabowo Subianto. Kemudian informasi pandangan pengamat atas program food estate untuk capai swasembada pangan.
Kemudian berita tentang pembagian kementerian Prabowo atas 4 kelompok. Serta rencana perubahan kurikulum matematika.
Berita yang juga menjadi favorit pembaca adalah generasi Z yang rentan terjerat pinjaman online atau pinjol. Berikut ringkasan dari ketiga berita tersebut.
1. Segini Gaji 4 Ajudan Baru Prabowo, Kandidat Pengganti Mayor Teddy
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa Kombes Pol. Ahrie Sonta Nasution resmi terpilih sebagai ajudan Presiden Prabowo Subianto dari Polri. Dia menyebut, Ahrie adalah salah satu dari enam nama yang diajukan lembaga Polri.
“Sudah, tinggal tunggu diaktifkan. Mungkin saat ini masih orientasi,” kata Listyo Sigit di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024, seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI), yaitu TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL), dan TNI Angkatan Udara (AU) juga telah mengusulkan kandidat terbaiknya untuk menggantikan posisi Mayor Infanteri Teddy Indra Wijaya yang telah dilantik sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab).
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Prabowo Andalkan Food Estate untuk Capai Swasembada Pangan, Pengamat: Tidak Bisa Simsalabim
Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengkritik ambisi Presiden Prabowo Subianto mengejar target swasembada pangan melalui program cetak sawah atau lumbung pangan (food estate). Menurut dia, lahan-lahan pertanian baru yang dicetak pemerintah antara lain di Merauke, Papua itu tak bisa langsung berhasil dalam sekali panen.
Khudori mengatakan, pekerjaan fisik membuka lahan-lahan baru gampang dilaksanakan. Pemerintah tinggal mengerahkan tenaga kerja dan eskavator untuk membabat hutan. Yang susah adalah memastikan lahan-lahan baru itu bisa produktif dan berkelanjutan, tidak ada gangguan hama, penyakit, hingga konflik dengan masyarakat.
"Itu enggak mudah dan pasti buka dari lahan bukaan baru itu tidak kayak simsalabim, sekali tanam akan bisa berhasil," ucap lulusan Fakultas Pertanian Universitas Jember saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 Oktober 2024.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Kementerian Prabowo Dibagi Menjadi 4 Kelompok, Begini Pembagiannya
Presiden Prabowo Subianto membagi kementerian menjadi empat kelompok. Pembagian itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 140 Tahun 2024 tentang Organisasi Kementerian Negara.
Berdasarkan JDIH Sekretariat Kabinet, Perpres itu ditandatangani Presiden Prabowo Subianto pada Senin 21 Oktober 2024. Perpres diundangkan oleh Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi pada tanggal yang sama dan berlaku sejak itu juga.
Perpres tersebut memiliki 102 pasal yang menjelaskan kedudukan, fungsi, tugas, hingga susunan organisasi. Adapun empat kelompok kementerian itu yaitu Kementerian Koordinator, Kementerian Kelompok I, Kementerian Kelompok II, dan Kementerian Kelompok III. Seluruh kementerian berjumlah 48 yang terdiri dari 7 Kementerian Koordinator dan 41 Kementerian.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
4. Prabowo Ingin Ubah Kurikulum Matematika, Kenapa?
Presiden Prabowo Subianto akan memperbaiki metode pembelajaran matematika, terutama di tingkat SD untuk meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi yang diperoleh siswa.
"Tadi Presiden menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika dan bagaimana metode pembelajarannya diperbaiki termasuk di dalamnya, ya konsekuensi untuk pelatihan guru matematika," kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden, Mu'ti mengatakan bahwa Prabowo menaruh perhatian besar terhadap peningkatan kualitas sains dan teknologi yang dapat tercapai melalui pengembangan pembelajaran matematika, terutama di kelas 1-4 SD.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
5. Mengapa Gen Z Rentan Terjerat Pinjol?
Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengatakan bahwa generasi muda atau Gen Z menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangannya. Jika tidak mampu mengatasi tantangan ini, kalangan muda bisa terjebak dalam jeratan pinjaman online atau pinjol
Wahyudi merinci bahwa salah satu tantangannya adalah soal literasi atau edukasi soal keuangan. Menurutnya, saat ini pemahaman anak muda terkait keuangan masih sangat rendah. Oleh karena itu, Wahyudi menekankan agar generasi muda dapat mengedukasi diri sendiri untuk punya kesadaran atas perencanaan keuangan.
"Memang yang paling penting adalah edukasi gitu kan, kalau tidak mereka bisa terjebak ke pinjol akhirnya gali lubang tutup lubang," tuturnya dalam acara Indonesia Industry Outlook 2025 Conference pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Baca berita selengkapnya di sini.
Pilihan Editor: Menjelang Pembekalan di Akmil, Menteri Prabowo Diberi Jaket Loreng dan Sepatu Tentara