Profil Staf Khusus, Penasihat Khusus dan Utusan Khusus Prabowo: dari Yovie, Raffi sampai Wiranto dan Luhut

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 23 Oktober 2024 08:26 WIB

Suasana pengambilan sumpah jabatan dalam pelantikan Ketua Mahkamah Agung (MA) serta Kepala Badan, Gubernur Lemhanas, Utusan Khusus Presiden, Penasihat Khusus Presiden, dan Staf Khusus Presiden pada Kabinet Merah Putih 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10/2024). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/app/aww. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengangkat sejumlah tokoh nasional untuk membantu pekerjaannya. Mereka diberi jabatan sebagai Staf Khusus, Penasihat Khusus dan Utusan Khusus Presiden.

Berikut profil pembantu khusus Presiden:

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto

Yovie, 56 tahun, merupakan musisi top, pengarang lagu dan pendiri grup band Kahitna yang terus eksis selama 38 tahun ini.

Ia
mengatakan ingin membantu mempercepat pemberdayaan ekonomi kreatif. “Semoga bisa membantu akselerasi (percepatan) dalam pemberdayaan ekonomi kreatif. Pengalaman kegagalan dan kesuksesan saya di dunia kreatif semoga bisa memberi masukan-masukan yang sekiranya bisa mempercepat akselerasi pemberdayaan ekonomi kreatif ke depan,” kata Yovie seperti dikutip dari Antara.

Ia menyebutkan penugasan yang diberikan Presiden Prabowo kepadanya tidak terlalu jauh dengan bidang yang digelutinya selama 40 tahun terakhir. Dia berharap dapat memberikan saran konstruktif dan riset bersama dengan tim.

Penasihat Khusus Presiden:

1. Jenderal TNI (Purn) Wiranto sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan.
Wiranto, 77 tahun, sudah malang melintang di percaturan politik tingkat atas sejak Orde Baru. Mantan Panglima ABRI (TNI) ini, terjun ke politik melalui Golkar sebelum mendirikan Partai Hanura.

Ia pernah menjadi Menteri Hankam di masa Orde Baru dan kemudian menjadi Menko Polkam di Masa Presiden Abdurrahman Wahid dan Jokowi. Pada periode kedua pemerintahan Jokowi, ia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

2. Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan.

Luhut juga diangkat sebagai
Ketua Dewan Ekonomi Nasional oleh Prabowo. Pada pemerintahan Jokowi, ia menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sejak tahun 2019.

Ia juga pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada 2015–2016, menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

Luhut mengakhiri karier militernya ketika pensiun sebagai letnan jenderal dan menjabat Komandan Kodiklatad (1997–1998). Setelah itu, ia diangkat sebagai Duta Besar RI di Singapura (1999-2000). Ia kemudian dipanggil pulang dan diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan oleh Presiden Gus Dur (2000-2001).

Setelah Gus Dur diberhentikan MPR, Luhut bergerak di bidang swasta dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group yang bergerak di bidang energi dan pertambangan.

Ketika Jokowi kampanye Pilpres 2014, Luhut masuk tim pemenangan dan kemudian ditunjuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan sampai 2015, sebelum diangjkat sebagai Menkopolhukam sampai 2016. Setelah itu, ia menjabat sebagai Menko Marinvest sampai berakhirnya pemerintahan Jokowi.

3. Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

Dudung Abdurachman, 59 tahun, adalah mantan Kepala Staf TNI AD (2021-2023). Sepanjang hidupnya, Dudung belum menapak jabatan sipil. Ia sebelum menjadi KSAD adalah Pangkostrad, Pandam Jaya dan Gubernur Akmil.

4. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional.

Bambang Brodjonegoro, 58 tahun, adalah anak tokoh pendidikan Soemantri Brodjonegoro dan adik Menteri Pendidikan Tinggi Satryo Brodjonegoro.

Pakar ekonomi Universitas Indonesia ini pernah menjadi Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Riset.

5. Purnomo Yusgiantoro sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi.

Purnomo, 73 tahun, bukan orang baru di bidang energi. Ia menjabat Menteri ESDM pada 3 pemerintahan (2000-2009) di masa Presiden Gus Dur, Megawati dan SBY. Ia lalu menjadi Menteri Pertahanan (2009-2014).

6. Muhadjir Effendy sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji.

Muhadjir, 68 tahun, merupakan tokoh Muhammadiyah, yang menjadi Menteri Pendidikan (2016-2019), kemudian Menko Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (2019-2024).

7. Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan.

Terawan merupakan dokter TNI, yang terkenal karena metode pengobatan stroke. Ia pernah menjadi Menteri Kesehatan (2019-2020). Ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah. Namun sejumlah tokoh termasuk Prabowo adalah pasiennya.

Utusan Khusus Presiden:

1. Muhamad Mardiono sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan.

Mardiono, 67 tahun, adalah politisi Partai Persatuan Pembangunan. Ia berhasil menggulingkan Suharso Monoarfa dan menjadi Ketua Umum PPP pada 2022. Sebelumnya, ia merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2019-2022).

2. Setiawan Ichlas sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan.

Setiawan, 47 tahun, atau yang dikenal sebagai Iwan Bomba dikenal sebagai pengusaha batu bara Indonesia asal Palembang dan merupakan pemilik Bomba Group, sebuah perusahaan holding atau induk investasi terdiversifikasi yang membawahi entitas bisnis di banyak bidang usaha, seperti logistik dan distribusi, agroindustri, pertambangan, serta manajemen properti.

3. Miftah Maulana Habiburrahman sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, 43 tahun, merupakan kyai dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, DIY.

4. Raffi Farid Ahmad sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.

Raffi Ahmad, 37 tahun, adalah artis, yang kemudian terjun di dunia bisnis.

5. Ahmad Ridha Sabana sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital.

Ahmad Ridha Sabana, 52 tahun, adalah pengusaha dan Ketua Umum Partai Garuda.

6. Mari Elka Pangestu sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan.

Mari Elka, 68 tahun, adalah guru besar ekonomi yang pernah menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Menteri Perdagangan, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

7. Zita Anjani sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata.

Zita Anjani, 34 tahun, adalah Anggota DPRD DKI (2019-20024 dan 2024-2029) dari PAN. Ia juga merupakan anak Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Pilihan Editor Prabowo Akan Lanjutkan Pembangunan IKN, Plt Kepala OIKN: 2 Tahun Bangunan Yudikatif dan Legislatif Rampung

Advertising
Advertising

Berita terkait

Didominasi Purnawirawan Jenderal TNI, Ini Rekam Jejak 7 Penasihat Khusus Presiden Prabowo

47 menit lalu

Didominasi Purnawirawan Jenderal TNI, Ini Rekam Jejak 7 Penasihat Khusus Presiden Prabowo

Empat dari tujuh Penasihat Khusus Presiden Prabowo Subianto adalah purnawirawan jenderal TNI.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Ubah Kurikulum Matematika, Kenapa?

57 menit lalu

Prabowo Ingin Ubah Kurikulum Matematika, Kenapa?

Prabowo ingin mengubah kurikulum matematika untuk meningkatkan sains dan teknologi, sementara P2G ingatkan nasib guru honorer

Baca Selengkapnya

GAPKI Minta Prabowo Segera Bentuk Badan Sawit Nasional, Ini Sebabnya

1 jam lalu

GAPKI Minta Prabowo Segera Bentuk Badan Sawit Nasional, Ini Sebabnya

Usulan pendirian Badan Sawit Nasional telah disampaikan sejak lama, bahkan jauh sebelum pemilihan umum presiden pada Februari lalu.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Purnomo Yusgiantoro yang Ditunjuk Prabowo jadi Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi

1 jam lalu

Rekam Jejak Purnomo Yusgiantoro yang Ditunjuk Prabowo jadi Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi

Presiden Prabowo Subianto kemarin melantik Purnomo Yusgiantoro sebagai Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi. Simak profil Purnomo berikut ini.

Baca Selengkapnya

Pegiat Berharap Prabowo Tak Gunakan Mekanisme Non-Yudisial untuk Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat

1 jam lalu

Pegiat Berharap Prabowo Tak Gunakan Mekanisme Non-Yudisial untuk Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat

Penuntasan kasus pelanggaran HAM berat secara non-yudisial lahir saat era pemerintahan presiden ke-7 Jokowi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Singgung Banyak Kebocoran Anggaran, Indef: Riset Kami, Sudah 40 Persen Bocor

2 jam lalu

Prabowo Singgung Banyak Kebocoran Anggaran, Indef: Riset Kami, Sudah 40 Persen Bocor

Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya sempat menyinggung tentang banyaknya kebocoran anggaran. Seperti apa hasil riset Indef?

Baca Selengkapnya

Prabowo Tulis Pesan Saat Serah Terima Jabatan di Kementerian Pertahanan

2 jam lalu

Prabowo Tulis Pesan Saat Serah Terima Jabatan di Kementerian Pertahanan

Presiden Prabowo Subianto menghadiri upacara serah terima jabatan di Kementerian Pertahanan. Prabowo juga menuliskan sebuah pesan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Badan Pengelola Investasi Danantara, Cikal Bakal Superholding seperti Temasek?

2 jam lalu

Prabowo Bentuk Badan Pengelola Investasi Danantara, Cikal Bakal Superholding seperti Temasek?

Prabowo melantik Muliaman Hadad dan Kaharuddin Djenod sebagai Kepala dan Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara)

Baca Selengkapnya

Program 100 Hari Kerja Menaker Yassierli: Bahas UMP, PHK, hingga Penciptaan Lapangan Kerja

3 jam lalu

Program 100 Hari Kerja Menaker Yassierli: Bahas UMP, PHK, hingga Penciptaan Lapangan Kerja

"Yang pertama adalah terkait dengan UMP. Ini kami sudah bahas bersama, ini adalah memang isu yang cukup strategis," ucap Menaker Yassierli.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan terhadap Kabinet Gemuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Ragam Tanggapan terhadap Kabinet Gemuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Said Abdullah berharap Prabowo mengevaluasi kabinetnya setelah enam bulan sampai satu tahun untuk melihat efektifitas kerjanya.

Baca Selengkapnya