Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Reporter

Hammam Izzuddin

Editor

Grace gandhi

Selasa, 1 Oktober 2024 21:53 WIB

Suasana pelayanan nasabah Pegadaian Salemba, Jakarta, Selasa 20 Februari 2024. PT Pegadaian mencatatkan kinerja positif pada tahun 2023 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp 4,38 Triliun. Pencapaian ini tumbuh 32,7% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 3,30 Triliun. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, mengungkapkan bahwa tingkat penyaluran pinjaman industri pegadaian mengalami kenaikan 25,83 persen secara year on year (yoy). Total dana yang pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 84,18 triulun per 31 Agustus 2024 lalu.

Agusman mengatakan, peningkatan ini salah satunya karena tingginya kebutuhan dari masyarakat. “Peningkatan penyaluran pinjaman karena ada peningkatan permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terang Agusman dalam konferensi pers, Selasa, 1 Oktober 2024.

Di sisi lain, aset industri pegadaian juga mengalami peningkatan sebesar 23,70 persen secara yoy. Pada akhir Agustus, tercatat total aset industri pegadaian mencapai 101,95 triliun.

Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, sebelumnya menyebut fenomena “makan tabungan” yang dialami masyarakat Indonesia. Kondisi ini bukan hanya dialami oleh masyarakat kelas bawah, tapi mulai menjalar ke kelas menengah.

“Namun, dalam jangka panjang pola ini dapat menjadi sinyal awal bahwa kelas menengah sedang berjuang untuk mempertahankan gaya hidup mereka,” kata Achmad kepada Tempo, Jumat, 27 September 2024.

Advertising
Advertising

Menurutnya, tekanan inflasi pada kebutuhan pokok dan energi yang dibarengi gelombang PHK di berbagai sektor, membuat kelas menengah semakin bergantung pada tabungan untuk bertahan hidup. Kendati begitu, kata dia, penurunan tabungan di kelas menengah belum sebesar kalangan bawah.

Selanjutnya, meski deflasi bisa terjadi dalam sektor tertentu, menurut Achmad, kenaikan harga pada kebutuhan pokok seperti pangan dan energi tetap bisa menekan daya beli masyarakat. Hal itu, kata dia, menyebabkan masyarakat terpaksa menggunakan tabungan meskipun harga beberapa barang lainnya menurun.

Selain itu, Achmad menyebut, ketidakpastian global seperti ketegangan geopolitik, krisis pangan, dan krisis energi global turut membebani kondisi ekonomi domestik. Hal ini turut menyebabkan masyarakat beralih ke mode bertahan dengan mengandalkan tabungan.

Pilihan Editor: Kemenhub Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif KRL Berbasis NIK dalam Waktu Dekat: Masih dalam Kajian

Berita terkait

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

8 jam lalu

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

Mata uang rupiah melemah 66 poin di level Rp 15.206 pada akhir perdagangan sore ini, Selasa 1 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Rencana Final Menuju Pembubaran Jiwasraya

8 jam lalu

OJK Ungkap Rencana Final Menuju Pembubaran Jiwasraya

OJK menunggu aturan tentang pembubaran PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Baca Selengkapnya

70 Korban Jiwasraya Kirim Somasi, Tuntut Pengembalian Dana Rp 205,78 Miliar

8 jam lalu

70 Korban Jiwasraya Kirim Somasi, Tuntut Pengembalian Dana Rp 205,78 Miliar

70 nasabah korban Jiwasraya yang menolak pengalihan polis asuransi ke IFG Life mengajukan somasi ke Ketua Tim Percepatan Restrukturisasi Jiwasraya.

Baca Selengkapnya

Rencana Bansos untuk Kelas Menengah, Ekonom: Harus Tepat Sasaran dan Pengawasan Ketat

11 jam lalu

Rencana Bansos untuk Kelas Menengah, Ekonom: Harus Tepat Sasaran dan Pengawasan Ketat

Direktur Celios Bhima Yudhistira setuju dengan rencana pemerintah memperluas bansos untuk kelas menengah. Menurutnya, perlindungan sosial ini akan lebih bermanfaat.

Baca Selengkapnya

RI Mengalami Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom Core: Mendekati Krisis Era Pandemi

12 jam lalu

RI Mengalami Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom Core: Mendekati Krisis Era Pandemi

BPS mencatat Indonesia telah mengalami deflasi lima bulan berturut-turut yang menunjukkan terjadinya pelemahan daya beli konsumen

Baca Selengkapnya

LPS Sebut Ekonomi Indonesia Tidak Terlalu Buruk, Jadi Tak Perlu Panik

18 jam lalu

LPS Sebut Ekonomi Indonesia Tidak Terlalu Buruk, Jadi Tak Perlu Panik

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengklaim perekonomian bangsa sejauh ini masih berada dalam jalur yang benar.

Baca Selengkapnya

Brigade Madani, Kunci Keberhasilan Holding UMi

20 jam lalu

Brigade Madani, Kunci Keberhasilan Holding UMi

Sinergi dan kolaborasi dalam Holding Ultra Mikro telah menjadi kekuatan utama dalam memperluas akses keuangan

Baca Selengkapnya

Brigade Madani Kuatkan Sinergi Tiga Tahun Holding Ultra Mikro

1 hari lalu

Brigade Madani Kuatkan Sinergi Tiga Tahun Holding Ultra Mikro

BRI, Pegadaian, dan PNM masing-masing berperan penting dalam memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat

Baca Selengkapnya

BI Resmi Luncurkan Central Counterparty Hari Ini, Apa Saja Manfaatnya?

1 hari lalu

BI Resmi Luncurkan Central Counterparty Hari Ini, Apa Saja Manfaatnya?

Bank Indonesia (BI) bersama OJK, BEI dan delapan perbankan resmi meluncurkan lembaga Central Counterparty atau CCP hari ini.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Menggelar Program Challenge Bagi Agen dengan Hadiah Utama Umroh dan Tabungan Emas

1 hari lalu

Pegadaian Menggelar Program Challenge Bagi Agen dengan Hadiah Utama Umroh dan Tabungan Emas

PT Pegadaian menggelar program Challenge Agen Pegadaian bertajuk Tantangan 10, dimana para agen Pegadaian ditantang untuk mencapai omzet Rp 10 miliar dan meraih berbagai reward menarik.

Baca Selengkapnya