Indeks Kepercayaan Industri Stagnan, Kemenperin Jelaskan Alasannya

Selasa, 1 Oktober 2024 20:20 WIB

Pekerja menjahit tas di pabrik pembuat perlengkapan outdoor, PT Eksonindo Multi Product Industry di Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 14 Juni 2023. Dengan kemampuan produksi 6.000 tas, pabrik ini menargetkan bisa membuat 3 juta tas per tahun. Industri manufaktur ini dikenal sebagai produsen tas dan garmen dengan merk Eiger, Body Pack, dan Exsport. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) periode September 2024 mencatatkan angka 52,48. Capaian ini tak banyak berubah dibandingkan periode Agustus 2024, yakni sebesar 52,40. Sedangkan secara tahunan, IKI bulan melambat 0,03 poin dibandingkan September tahun lalu.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan capaian IKI bulan ini secara keseluruhan cenderung stagnan. Menurut dia, hal ini disenabkan belum adanya kebijakan signifikan bagi industri manufaktur yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga lain.

Kebijakan yang dia maksud adalah revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024, Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Gas Bumi untuk Kebutuhan Domestik, Peraturan Menteri Keuangan terkait Bea Masuk Antidumping (BMAD) ubin keramik impor, dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) kain impor.

“Saat ini Kementerian Perindustrian masih menunggu sikap perbankan terhadap kebijakan penurunan suku bunga, sehingga dapat memperbanyak kredit manufaktur. Demikian juga untuk kebijakan harga gas industri yang berkorelasi kuat dengan IKI,” ucap Febri dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Oktober 2024.

Capaian September ini ditopang oleh 21 subsektor yang mengalami ekspansi dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II 2024 sebesar 97,3 persen.

Advertising
Advertising

Industri Barang Galian Non-Logam merupakan subsektor dengan kenaikan nilai IKI tertinggi. Febri menduga, tingginya permintaan pada industri semen untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) mendorong kenaikan IKI Industri Barang Galian Non-Logam.

Sedangkan subsektor yang mengalami kontraksi adalah Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik dan Industri Pengolahan Lainnya. Industri keramik juga masih menderita akibat banjir produk impor, meskipun ada beberapa produk industri keramik seperti saniter yang permintaan dan ekspornya meningkat.

Subsektor lain yang mengalami kontraksi, yaitu Industri Pengolahan Lainnya. Subsektor ini mengalami penurunan pesanan, baik di luar negeri maupun dalam negeri. Febri menjelaskan, Industri Pengolahan sangat bergantung kepada permintaan khususnya permintaan luar negeri. “Kondisi perekonomian negara mitra mempengaruhi pesanan dan harga jual subsektor industri pengolahan lainnya,” katanya.

Pilihan Editor: Hampir 53.000 Tenaga Kerja Kena PHK, Kemnaker: Terbanyak dari Sektor Manufaktur

Berita terkait

Hampir 53.000 Tenaga Kerja Kena PHK, Kemnaker: Terbanyak dari Sektor Manufaktur

4 jam lalu

Hampir 53.000 Tenaga Kerja Kena PHK, Kemnaker: Terbanyak dari Sektor Manufaktur

Dirjen Kemnaker menyatakan sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar angka PHK tahun ini dengan total 24.013 tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

PMI Manufaktur RI Kontraksi 3 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Banjir Impor

6 jam lalu

PMI Manufaktur RI Kontraksi 3 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Banjir Impor

Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia catatkan kontraksi tiga bulan beruntut. Apa kata Menperin Agus Gumiwang?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Perindustrian, Kementerian Perindustrian Gandeng Kadin

10 jam lalu

Revisi UU Perindustrian, Kementerian Perindustrian Gandeng Kadin

Kementerian Perindustrian menggandeng Kadin dalam revisi UU Perindustrian.

Baca Selengkapnya

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Anjlok ke Level Kontraksi, Sudah 3 Bulan Berturut-turut

10 jam lalu

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Anjlok ke Level Kontraksi, Sudah 3 Bulan Berturut-turut

Data teranyar S&P Global memaparkan PMI Manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi dan sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Analis Rekomendasikan Penetapan Tarif Impor Pangan untuk Genjot Penerimaan Era Prabowo

1 hari lalu

Analis Rekomendasikan Penetapan Tarif Impor Pangan untuk Genjot Penerimaan Era Prabowo

Analis kebijakan pangan merekomendasikan Prabowo melirik potensi penerimaan melalui penetapan tarif impor pangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Presiden Jokowi Dianggap Berbohong soal IKN, Satgas Sita Kosmetik Ilegal Senilai Rp 11,4 Miliar

1 hari lalu

Terkini: Presiden Jokowi Dianggap Berbohong soal IKN, Satgas Sita Kosmetik Ilegal Senilai Rp 11,4 Miliar

Pernyataan Presiden Jokowi proyek IKN telah disetujui seluruh rakyat Indonesia melalui perwakilan di DPR, disebut Greenpeace Indonesia tidak benar.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut Perlu Ada Revisi UU Perindustrian karena Dianggap Tak Relevan

1 hari lalu

Menperin Sebut Perlu Ada Revisi UU Perindustrian karena Dianggap Tak Relevan

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah berencana akan merevisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Baca Selengkapnya

Satgas Sita Kosmetik Ilegal Senilai Rp11,4 Miliar, BPOM: Mengandung Bahan Berbahaya

1 hari lalu

Satgas Sita Kosmetik Ilegal Senilai Rp11,4 Miliar, BPOM: Mengandung Bahan Berbahaya

BPOM menyatakan kosmetik ilegal ini dapat merusak kulit jika beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Impor Ilegal Makin Canggih, Kemendag Sebut Pengawasan di Daerah Belum Optimal

5 hari lalu

Impor Ilegal Makin Canggih, Kemendag Sebut Pengawasan di Daerah Belum Optimal

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pengawasan barang impor ilegal di daerah belum berjalan secara optimal. Mengapa?

Baca Selengkapnya

Targetkan Gen Z, Pameran Halal Indo Expo Undang Influencer Muda

5 hari lalu

Targetkan Gen Z, Pameran Halal Indo Expo Undang Influencer Muda

Pameran menargetkan anak muda generasi Z untuk agar dapat memahami pentingnya produk industri halal.

Baca Selengkapnya