The Prakarta Dukung Rencana Prabowo Bentuk Badan Penerimaan Negara: Kami Sudah Usulkan Sejak 2015

Jumat, 20 September 2024 05:00 WIB

Presiden terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis, 13 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif The Prakarsa Ah Maftuchan menyatakan pihaknya mendukung rencana presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan membentuk lembaga Badan Penerimaan Negara.

"Kami mendukung pembentukan badan penerimaan negara di awal-awal periode pemerintahan ini," kata Maftuchan saat ditemui di hotel Le Meridien, Jakarta, pada Kamis, 19 September 2024.

Menurut dia, wacana pembentukan lembaga Badan Penerimaan Negara telah diusulkan The Prakarsa sejak 2015. Maftuchan mengatakan pembentukan lembaga itu ditujukan untuk mengejar potensi pajak di Indonesia.

"Karena memang itu yang kami usulkan sejak 2015," kata dia.

Lebih lanjut, Maftuchan mengatakan pembentukan Badan Penerimaan Negara terdapat di dalam visi misi Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia berencana untuk mengejar pembentukan lembaga ini agar dapat terealisasikan.

Advertising
Advertising

"Ndilalah-nya visi misinya Prabowo ada pembentukan Badan Penerimaan Negara. Nah ini kami akan kejar ini, wujudkan, kira-kira gitu," tutur Maftuchan.

Menurutnya, saat ini lembaga pajak perlu dilakukan pembenahan. Pembenahan itu, kata Maftuchan, dengan menyatukan lembaga pajak secara konsolidasi.

"Kalau kelembagaan pajak dibenerin, ya disatuin secara konsolidasi gitu menjadi satu badan," kata dia.

Maftuchan menilai, penyatuan lembaga pajak dapat meningkatkan rasio pajak di masa kepemerintahan mendatang. Sehingga, kata dia, rasio pajak naik berkisar 3 sampai 6 persen dalam 5 tahun.

"Itu bisa berkontribusi 3 sampai 6 persen kenaikan tax ratio dalam 5 tahun kedepan," tutur Maftuchan.

Sementara itu, Maftuchan mengatakan Presiden Joko Widodo pernah berjanji untuk membentuk lembaga Badan Penerimaan Negara. Namun, kata dia, janji itu tidak diwujudkan pemerintah Jokowi hingga masa akhir jabatannya.

"Iya, Jokowi sudah pernah janji akan mem-follow up tetapi sampai selesai tidak terlaksana," kata dia.

Dikutip dari Koran Tempo edisi Jumat, 13 September 2024, rencana pembentukan Badan Otorita Penerimaan negara tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2025. Pembentukan lembaga itu memisahkan Direktorat Jenderal Pajak serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari Kementerian Keuangan.

Wakil Komandan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Anggawira, mengatakan pemerintahan mendatang menargetkan peningkatan penerimaan negara. Sehingga, kata dia, pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara menjadi langkah strategis untuk mendongkrak penerimaan negara.

Pilihan Editor: Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Berita terkait

Serba-serbi Pertemuan Jokowi-Gus Miftah di Ponpes Ora Aji

23 menit lalu

Serba-serbi Pertemuan Jokowi-Gus Miftah di Ponpes Ora Aji

Presiden Jokowi menyambangi kediaman Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji pada Kamis kemarin di Yogyakarta. Berikut serba-serbi pertemuan keduanya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Harga Kebutuhan Pokok Rendah di Pasar Dukuh Kupang Surabaya

25 menit lalu

Jokowi Sebut Harga Kebutuhan Pokok Rendah di Pasar Dukuh Kupang Surabaya

Jokowi terlihat berinteraksi dengan sejumlah pedagang di Pasar Dukuh Kupang Surabaya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons 6 Juta Data NPWP Diduga Bocor: Harus Dimitigasi

49 menit lalu

Jokowi Respons 6 Juta Data NPWP Diduga Bocor: Harus Dimitigasi

Presiden Jokowi merespons peretas Bjorka diduga membocorkan 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di dark web

Baca Selengkapnya

Tak Hadiri Penutupan PON, Jokowi Pilih Jadi Saksi Pernikahan Anak Khofifah

1 jam lalu

Tak Hadiri Penutupan PON, Jokowi Pilih Jadi Saksi Pernikahan Anak Khofifah

Jokowi mengatakan penutupan PON akan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Kunjung Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota Negara ke IKN?

1 jam lalu

Mengapa Jokowi Tak Kunjung Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota Negara ke IKN?

Jokowi mengatakan penandatanganan Keppres menunggu kesiapan ibu kota baru.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Beri Waktu 6 Bulan bagi Prabowo Menunaikan Syarat Dukungan, Salah Satunya Cabut UU Ciptaker

1 jam lalu

Partai Buruh Beri Waktu 6 Bulan bagi Prabowo Menunaikan Syarat Dukungan, Salah Satunya Cabut UU Ciptaker

Bila syarat-syarat dukungan tersebut tidak dipenuhi, Partai Buruh siap untuk kembali berhadap-hadapan dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gaduh Ekspor Pasir Laut, Jokowi Klaim Hanya Mengekspor Sedimen: Ini Kritik Keras Pemerhati Lingkungan

1 jam lalu

Gaduh Ekspor Pasir Laut, Jokowi Klaim Hanya Mengekspor Sedimen: Ini Kritik Keras Pemerhati Lingkungan

Presiden Jokowi menyatakan bahwa pemerintah tidak akan membuka kembali ekspor pasir laut, melainkan hanya mengizinkan ekspor hasil sedimentasi.

Baca Selengkapnya

Agenda Pertemuan Prabowo dan Megawati, PDIP: Tidak Ada Kaitannya dengan Kursi Menteri

2 jam lalu

Agenda Pertemuan Prabowo dan Megawati, PDIP: Tidak Ada Kaitannya dengan Kursi Menteri

PDIP mengiyakan agenda pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto, benarkah pertemuan ini diadakan karena PDIP mengincar kursi menteri dan siap koalisi?

Baca Selengkapnya

Data NPWP Bocor: Presiden Jokowi Sebut Soal Keteledoran, Sri Mulyani Minta DJP Mengevaluasi

2 jam lalu

Data NPWP Bocor: Presiden Jokowi Sebut Soal Keteledoran, Sri Mulyani Minta DJP Mengevaluasi

Tak tanggung-tanggung, di antara 6 juta data NPWP yang diretas, termasuk milik Presiden Jokowi, Gibran, Kaesang, Sri Mulyani sampai Menko Airlangga.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kisruh Munaslub Kadin Masalah Internal, Hamdan Zoelva: Pernyataan Bijak

2 jam lalu

Jokowi Sebut Kisruh Munaslub Kadin Masalah Internal, Hamdan Zoelva: Pernyataan Bijak

Hamdan Zoelva merespon tanggapan Jokowi soal Munaslub Kadin yang dianggap merupakan ranah internal, apa katanya?

Baca Selengkapnya