Masa Kerja Satgas BLBI Selesai Akhir Tahun Ini, Ekonom: Butuh Tindakan Tegas agar Obligor Bayar Utang

Minggu, 15 September 2024 11:29 WIB

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira usai diskusi mengenai hasil survei persepsi publik terhadap JETP di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan butuh sosok yang tegas untuk menjalankan hak tagih negara kepada obligor BLBI. Pasalnya ada beberapa obligor yang melarikan diri ke luar negeri hingga pindah kewarganegaraan.

"Dibutuhkan ketua Satgas BLBI ini yang lebih inovatif, lebih cepat. Terutama untuk mencegah, karena ada memang beberapa obligor BLBI yang melarikan diri, pindah kewarganegaraan gitu ya. Jadi harus bergerak," ujarnya kepada Tempo, Sabtu 14 September 2024.

Satgas BLBI yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 2021. Namun masa kerjanya akan berakhir pada 31 Desember 2024. Sementara dari total Rp110 triliun yang dikejar sebagai hak tagih negara, saat ini masih tersisa sekitar Rp 71 Triliun.

Meski akan berakhir, Bhima mengatakan Satgas BLBI harus terus bergerak cepat. Pasalnya semakin lama utang tersebut ditagih, maka negara akan dibebankan bunga yang semakin besar setiap tahunnya.

"BLBI ini kan sangat mahal, ya. Akhirnya membuat negara setiap tahun harus memikirkan pembayaran bunga utang yang terus menerus mungkin membesar nilainya," katanya.

Advertising
Advertising

Selanjutnya, Bhima menyarankan pemerintah untuk menjalin kerja sama yang lebih erat kepada negara lain, seperti Singapura. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah obligor melakukan pencucian uang di luar negeri. Apalagi menurutnya, banyak aset dari para debitur tersebut yang terbesar di berbagai negara.

"Jadi ada kerjasama internasional yang diperlukan di situ," ucapnya.

Berakhirnya masa Satgas BLBI akhir tahun ini, pemerintah berencana untuk menggantinya dengan membentuk komite. Sebagai ekonom, Bhima tidak mempersoalkan bentuk badan yang bertugas untuk menagih hak utang negara tersebut. Yang penting baginya adalah ketua badannya harus dipilih dari sosok yang mempunyai jiwa keberanian.

"Memang butuh sosok yang lebih berani tentunya mendapatkan dukungan dari presiden," kata Bhima.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara mengatakan akan membentuk komite penanganan hak tagih dana BLBI sebagai pengganti Satgas. Untuk mengejar target pengumpulan pada 2025, pihaknya membutuhkan anggaran sebesar Rp 10,25 miliar.

”Kebutuhan extra effort yang kami bayangkan sebesar Rp 10,25 miliar untuk pembentukan komite penanganan hak tagih dana BLBI sebagai pengganti Satgas,” ujar Suahasil saat rapat dengan Komisi XI di Senayan, dikutip dari YouTube DPR Selasa, 10 September 2024.

Ilona Estherina berkontribusi dalam tulisan ini

Pilihan Editor: Asia Pacific Fibers Bantah Ada Relasi dengan Texmaco Group dan Marimutu Sinivasan

Berita terkait

Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Juli 2024, Tembus USD 414,3 Miliar

7 jam lalu

Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Juli 2024, Tembus USD 414,3 Miliar

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pemerintah pada Juli 2024 sebesar US$194,3 miliar, atau tumbuh sebesar 0,6 persen year-on-year.

Baca Selengkapnya

Tupperware Bangkrut

1 hari lalu

Tupperware Bangkrut

Tupperware mengajukan perlindungan kebangkrutan ke pengadila di Delaware

Baca Selengkapnya

Aset Pribadi Disita Satgas BLBI, Andri Tedjadharma: Saya Bukan Pengemplang BLBI

6 hari lalu

Aset Pribadi Disita Satgas BLBI, Andri Tedjadharma: Saya Bukan Pengemplang BLBI

Andri Tedjadharma pemegang saham Bank Centris Internasional tak terima disebut penanggung utang BLBI. Kini rumah pribadinya disita satgas BLBI

Baca Selengkapnya

Asia Pacific Fibers Bantah Ada Relasi dengan Texmaco Group dan Marimutu Sinivasan

6 hari lalu

Asia Pacific Fibers Bantah Ada Relasi dengan Texmaco Group dan Marimutu Sinivasan

PT Asia Pacific Fibers Tbk membantah pernyataan bahwa mereka adalah anak perusahaan Texmaco Group milik Marimutu Sinivasan, obligor BLBI

Baca Selengkapnya

Rumah Pribadi Andri Tedjadharma Disita Satgas: Saya Bukan Pengemplang BLBI

6 hari lalu

Rumah Pribadi Andri Tedjadharma Disita Satgas: Saya Bukan Pengemplang BLBI

Andri Tedjadharma pemegang saham Bank Centris Internasional tak terima disebut penanggung utang BLBI.

Baca Selengkapnya

Celios Beberkan 10 Lubang Fiskal Warisan Jokowi: Lonjakan Utang hingga Delusi Pembangunan IKN

7 hari lalu

Celios Beberkan 10 Lubang Fiskal Warisan Jokowi: Lonjakan Utang hingga Delusi Pembangunan IKN

Pengamat dari Celios membeberkan sepuluh lubang fiskal yang diwariskan oleh Jokowi. Mulai dari banyaknya utang hingga delusi pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Mau Kabur ke Malaysia, Obligor BLBI Marimutu Sinivasan Baru Sekali Cicil Utang ke Pemerintah

7 hari lalu

Mau Kabur ke Malaysia, Obligor BLBI Marimutu Sinivasan Baru Sekali Cicil Utang ke Pemerintah

Satgas BLBI telah menyita aset-aset Marimutu Sinivasan sebesar Rp 6,044 triliun dan melelang sejumlah aset untuk menutup utang bos Texmaco itu.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Tarik Paspor Marimutu Sinivasan, Dicegat di Pos Lintas Batas Negara Entikong Kalimantan

8 hari lalu

Imigrasi Tarik Paspor Marimutu Sinivasan, Dicegat di Pos Lintas Batas Negara Entikong Kalimantan

Obligor BLBI Marimutu Sinivasan dicegat Imigrasi di Entikong Kalimantan saat hendak pergi ke Malaysia.

Baca Selengkapnya

Kejar Target Penagihan BLBI Kemenkeu Anggarkan Rp 10,25 Miliar untuk Bentuk Komite Pengganti Satgas

9 hari lalu

Kejar Target Penagihan BLBI Kemenkeu Anggarkan Rp 10,25 Miliar untuk Bentuk Komite Pengganti Satgas

Satuan tugas atau Satgas BLBI sudah hampir habis masa jabatannya. Tahun depan Kementerian Keuangan berencana bentuk komite pengganti Satgas dan ajukan anggaran Rp 10,2 miliar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 27,8 Triliun untuk IKN, Awal Mula Marimutu Sinivasan Texmaco Terjerat Utang Rp 95 T

9 hari lalu

Terpopuler: DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 27,8 Triliun untuk IKN, Awal Mula Marimutu Sinivasan Texmaco Terjerat Utang Rp 95 T

Komisi II DPR telah menyetujui usulan tambahan anggaran oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sebesar Rp 27,8 triliun.

Baca Selengkapnya