Molor dari Jadwal, Nasib Pembatasan BBM Bersubsidi Kini Ada di Tangan Prabowo?

Selasa, 6 Agustus 2024 17:56 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melapor hasil kunjungan luar negeri ke Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin berharap aturan baru mengenai bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi rampung pada 1 September 2024. Jadwal itu mundur dari rencana sebelumnya pada 17 Agustus 2024 sebagaimana disampaikan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

“Waktu itu, Pak Luhut ingin seperti itu (berlaku mulai 17 Agustus). Tapi ini kayaknya akan digeser sedikit. Harapannya kita bisa lock semuanya 1 September, peraturan segala macamnya,” kata Rachmat dalam diskusi media Kebijakan Baru Subsidi BBM di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.

Dia menyebut, pihaknya masih terus mempersiapkan kebijakan dan tata laksana pembelian BBM bersubsidi. Namun, lanjut dia, apabila tidak dapat diselesaikan di pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, maka akan diteruskan oleh presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto.

“Kita ingin coba mempersiapkan itu. Mudah-mudahan ini bisa jadi sesuatu yang kita kerjakan di pemerintahan saat ini. Tapi bisa jadi oleh-oleh di pemerintahan baru,” ucap Rachmat.

Dia menjelaskan, aturan baru tersebut nantinya bukan membatasi pembelian BBM bersubsidi. Namun, hal itu diklaim sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memastikan bahwa BBM bersubsidi tepat sasaran.

Advertising
Advertising

“Saya terus terang sih, kurang menyukai istilah pembatasan, karena kalau pembatasan itu, nanti orang pikir enggak boleh beli. Sebenarnya kita memastikan bahwa orang-orang yang membutuhkan itu bisa memperoleh akses. Intinya subsidi jadi lebih tepat sasaran,” ujar Rachmat.

Rachmat juga mengatakan bahwa pemerintah tak ingin menghapus atau menaikkan harga BBM bersubsidi, melainkan meningkatkan kualitasnya.

“Enggak ada wacana itu (menaikkan harga). Pertalite dihapus, enggak? Enggak. Pertalite ingin kami naikkan kualitasnya. Ini yang sedang kami pikirkan,” katanya.

Mengenai skemanya, lanjut dia, kemungkinan tetap satu harga, tetapi pemerintah mencoba menurunkan volume subsidi dengan mengurangi jumlah penerimanya. “Karena kami sudah tahu, banyak sekali yang cerita, BBM tidak tepat sasaran, bocor, dan segala macam,” ucap Rachmat.

Dia mengungkapkan, pada dasarnya subsidi artinya membantu orang yang tidak mampu, menjadi mampu membeli, sehingga meningkatkan daya beli. Sementara semakin kaya seseorang, semakin besar pula energi yang dibutuhkan.

“Saya kasih contoh, kalau naik motor kira-kira dapat subsidi, misalnya Rp 1 karena tangkinya lebih kecil. Bensin itu subsidinya sekitar Rp 1.800, anggaplah Rp 2.000 per liter. Solar itu Rp 7.700, anggaplah Rp 8.000. Jadi, kalau orang pakai motor, pakai bensin, maka dia dapat Rp 1 perak. Kalau dia naik (mobil) Agya, dia dapat Rp 4.000 perak. Kenapa? Karena tangkinya lebih besar dan kilometer per liternya lebih kecil daripada motor,” ujar Rachmat.

Artinya, menurut dia, pengemudi mobil memperoleh subsidi lebih besar dibanding pengendara motor. Hal itu, lanjut dia, tak sesuai dengan target implementasi BBM bersubsidi.

“Harusnya enggak dong. Harusnya motor yang lebih (banyak) dapat. Nah, yang menarik lagi, solar karena orang yang naik mobil solar itu dapat Rp 11-13 perak,” katanya.

Oleh karena itu, dia menuturkan bahwa pemerintah kini tengah berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut melalui peraturan perundang-undangan, mengingat polusi udara semakin memburuk. “Jadi, polusi ini perlu kami tangani, tetapi perlu memastikan juga, apalagi memakai APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara),” ucap Rachmat.

Melynda Dwi Puspita dan Bagus Pribadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Kepala BKF Perkirakan Subsidi dan Kompensasi Bakal Naik Rp 70 Triliun Imbas Pelemahan Kurs

Berita terkait

The Prakarta Dukung Rencana Prabowo Bentuk Badan Penerimaan Negara: Kami Sudah Usulkan Sejak 2015

26 menit lalu

The Prakarta Dukung Rencana Prabowo Bentuk Badan Penerimaan Negara: Kami Sudah Usulkan Sejak 2015

The Prakarsa mendukung rencana presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk lembaga Badan Penerimaan Negara untuk meningkatkan rasio pajak.

Baca Selengkapnya

Sudah Teken Keppres Pemberhentian Pramono Anung, Jokowi: Penggantinya Masih dalam Proses

8 jam lalu

Sudah Teken Keppres Pemberhentian Pramono Anung, Jokowi: Penggantinya Masih dalam Proses

Presiden Jokowi membenarkan telah mengeluarkan keppres pemberhentian Pramono Anung sebagai Seskab. Ia menyebut penggantinya masih dalam proses.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Akan Tutup PON Aceh-Sumut di Stadion Utama Sport Center Sumut Jumat 20 September

8 jam lalu

Presiden Jokowi Akan Tutup PON Aceh-Sumut di Stadion Utama Sport Center Sumut Jumat 20 September

Panitia PON Aceh-Sumut memastikan upacara penutupan digelar di Stadion Utama Sport Center Sumut pada Jumat malam, 20 September 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kritik izin Membangun PLTP Butuh 6 Tahun, ESDM SInggung Konflik dengan Masyarakat

8 jam lalu

Jokowi Kritik izin Membangun PLTP Butuh 6 Tahun, ESDM SInggung Konflik dengan Masyarakat

ESDM menyebutkan bahwa mandeknya perizinan PLTP biasa terjadi di tahap eksplorasi dimana sering timbul penolakan dari masyarakat.

Baca Selengkapnya

Hadiri Kongres ISEI di Solo, Jokowi Ungkap Tantangan Hadapi Gejolak Ekonomi Global

8 jam lalu

Hadiri Kongres ISEI di Solo, Jokowi Ungkap Tantangan Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Presiden Jokowi menegaskan agar dalam menghadapi gejolak dan ketidakpastian ekonomi global ini Indonesia harus bisa fokus dalam kerja.

Baca Selengkapnya

Kata Akademisi Soal Partai Buruh Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Kata Akademisi Soal Partai Buruh Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Buruh optimistis klaster ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja dapat menjadi perhatian pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Masuk Tidaknya di Kabinet Prabowo, Sandiaga Uno: Harus Iso Rumongso

8 jam lalu

Soal Masuk Tidaknya di Kabinet Prabowo, Sandiaga Uno: Harus Iso Rumongso

Sandiaga Uno menyadari posisi politiknya saat ini sehingga terkait formasi menteri di kabinet Prabowo ia tak terlalu berharap banyak.

Baca Selengkapnya

Sultan Pernah Menolak Jalan Tol Solo-Yogyakarta yang Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Alasannya

9 jam lalu

Sultan Pernah Menolak Jalan Tol Solo-Yogyakarta yang Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Alasannya

Presiden Jokowi meresmikan Seksi I jalan tol Solo - Yogyakarta-Bandara YIA Kulon Progo di Gerbang Tol Banyudono.. Menyingkat waktu perjalanan ke Yogya

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Tol Solo-Yogyakarta Segmen Kartasura-Klaten: Dibangun Sejak 2021, Biayanya Rp 5,6 Triliun

9 jam lalu

Jokowi Resmikan Tol Solo-Yogyakarta Segmen Kartasura-Klaten: Dibangun Sejak 2021, Biayanya Rp 5,6 Triliun

Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Seksi I Segmen Kartasura-Klaten, hari ini, Kamis, 19 September 2024.

Baca Selengkapnya

UU Kementerian Disahkan: Prabowo Bebas Tambah Kementerian di Pemerintahan

9 jam lalu

UU Kementerian Disahkan: Prabowo Bebas Tambah Kementerian di Pemerintahan

Berkat RUU Nomor 39 Tahun 2008 yang disahkan DPR, Prabowo bisa tambah kementerian dalam jumlah tak terbatas

Baca Selengkapnya