HIPMI Berharap Ada Skema Pembiayaan Pengusaha Menengah Rp 100 Miliar

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 26 Juli 2024 09:52 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira berharap adanya skema pembiayaan hingga Rp 100 miliar untuk pelaku usaha menengah. Pembiayaan ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat peran UMKM dalam perekonomian nasional.

"Yang menjadi PR bagaimana pembiayaan di pengusaha-pengusaha kecil dan menengah, yang kira-kira mereka butuh Rp 5 miliar sampai Rp 100 miliar. Itu kan belum ada skema yang khusus, kalau bisa memang harus ada subsidi bunga di industri yang seperti itu, sehingga mereka bisa kompetitif," kata Anggawira di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Anggawira dalam sharing discussion dengan tema 'Mengurai Pekerjaan Rumah Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk Memberdayakan dan Mengembangkan UMKM' di Jakarta, mengakui bahwa pembiayaan untuk pelaku usaha mikro telah banyak melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), ataupun Permodalan Nasional Madani (PNM).

Namun, ia menyoroti skema pembiayaan bagi pelaku usaha menengah yang membutuhkan biaya hingga Rp 100 miliar agar lebih kompetitif.

"Jadi sebenarnya kalau untuk ke level mikro pemerintah sudah banyak, cuma yang ke kecil dan menengah perlu ada suatu stimulus yang jelas, bagaimana misalnya stimulus perbankan untuk kredit di atas Rp 5 miliar sampai Rp 100 miliar," ujarnya.

Advertising
Advertising

Anggawira menyampaikan bahwa dengan pembiayaan tersebut, maka bukan lagi berbicara soal pedagang kecil tetapi lebih kepada skala atau level industrialisasi.

Selanjutnya: "Yang subsidi bunga itu rata-rata di bawah Rp 1 miliar...."

<!--more-->

"Yang subsidi bunga itu rata-rata di bawah Rp 1 miliar, tapi kalau mau bicara industrialisasi harus di level seperti itu (pembiayaan Rp 5-100 miliar) sehingga ketika ada kompetitor lain masuk, kita bisa bersaing," jelas Anggawira.

Menurut dia, dengan adanya skema pembiayaan tersebut maka tidak akan ada lagi istilah "pengusaha terkena stunting" atau tidak berkembang.

"Bisnisnya boleh dibilang sudah 10 tahun mungkin omzetnya begitu-begitu aja, apakah memang kesalahan mereka yang enggak berinovasi atau memang ekosistem nya enggak mendukung. Ini kan harus dicari akar persoalannya," ungkap Anggawira.

Menurut dia, saat ini sektor jasa masih mendominasi dunia usaha. Oleh karena itu, Anggawira berharap dengan adanya skema pembiayaan tersebut, pengusaha-pengusaha baru berbasis industri terutama di bidang pertanian dan perikanan dapat dilahirkan.

Inovasi di bidang tersebut sangat diperlukan karena Indonesia kaya akan sumber daya alam. Keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki, seperti laut yang luas, panjang pantai yang signifikan, dan keanekaragaman hayati yang luar biasa, sering kali tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, potensi itu seharusnya tidak diabaikan dan perlu diimprovisasi serta dikelola dengan lebih baik.

Jika usaha itu ditekuni dengan baik, banyak inovasi akan lahir. Ketika inovasi berjalan lancar, usaha tersebut akan naik tingkatnya menjadi produksi massal. Produksi massal ini berarti usaha tersebut telah menjadi industri yang signifikan.

Selanjutnya: Sementara itu, Founder & Group CEO Baba Rafi Enterprise....

<!--more-->

Sementara itu, Founder & Group CEO Baba Rafi Enterprise Hendy Setiono berharap program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijalankan pemerintah saat ini dapat lebih dioptimalkan.

Hendy, yang juga merupakan Wakil Ketua Hubungan Internasional dan Ekonomi Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), itu mengatakan bahwa Program KUR itu mencakup pembiayaan mulai dari modal kecil hingga limit Rp 500 juta.

Namun, pada praktiknya, penyaluran KUR yang masih mengandalkan institusi perbankan membuat tata kelola yang ketat sebelum kredit dapat dicairkan.

Menurut dia, KUR saat ini masih membutuhkan kolateral atau jaminan untuk pencairannya, sehingga pelaku usaha yang terbatas secara kolateral belum sepenuhnya terbantu.

Hendy mengakui program KUR yang ada sebenarnya sudah cukup baik, tetapi dia berharap agar di pemerintahan baru dapat lebih dipermudah persyaratannya, terutama bagi pengusaha pemula yang ingin melakukan ekspansi bisnis.

Pemudahan persyaratan, lanjut Hendy, seperti pengurangan ketentuan kolateral dan masa usaha, diharapkan dapat membantu para pengusaha baru untuk mengambil fasilitas KUR sebagai bentuk permodalan mereka.

"Hal ini penting agar teman-teman yang baru mau berkembang bisa lebih mudah mendapatkan dukungan permodalan yang mereka butuhkan," kata Hendy.

ANTARA

Pilihan Editor: Golden Visa Diluncurkan Jokowi, Bank Mandiri Penyedia Layanan Terintegrasi Pertama

Berita terkait

Bekasi Berinovasi Menembus Pasar Global

14 jam lalu

Bekasi Berinovasi Menembus Pasar Global

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kabupaten Bekasi terus berinovasi meningkatkan kualitas produknya. Memperluas pasar dengan memanfaatkan teknologi untuk menembus pasar global.

Baca Selengkapnya

Pemberdayaan BRI Majukan Klaster Kelengkeng Tuban

1 hari lalu

Pemberdayaan BRI Majukan Klaster Kelengkeng Tuban

Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menegaskan komitmennya terhadap pemberdayaan UMKM melalui acara BRILiaN Independence Week 2024 yang diselenggarakan pada 16 Agustus 2024 lalu

Baca Selengkapnya

Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

1 hari lalu

Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

Credit scoring adalah metode penilaian yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk menentukan kelayakan kredit UMKM.

Baca Selengkapnya

PLN Beri Pelatihan Ekspor Untuk UMKM

2 hari lalu

PLN Beri Pelatihan Ekspor Untuk UMKM

PT PLN (Persero) memberikan pelatihan ekspor kepada 107 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Baca Selengkapnya

Anggaran Kemenkop UKM Turun Signifikan Untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah

2 hari lalu

Anggaran Kemenkop UKM Turun Signifikan Untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis Pemerintah

Anggaran Kemenkop UKM turun 37,44 persen untuk mendukung program pemerintahan baru

Baca Selengkapnya

UMKM yang Daftarkan Merek Dagang di Pelosok dan Perbatasan Kalbar Meningkat 50 Persen

5 hari lalu

UMKM yang Daftarkan Merek Dagang di Pelosok dan Perbatasan Kalbar Meningkat 50 Persen

Kemenkumham mencatat peningkatan signifikan jumlah pelaku UMKM yang mendaftarkan merek dagang atau kekayaan intelektual sepanjang 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

5 hari lalu

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

Hipm menyebutkan lemahnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pemberdayaan BRI Berhasil Tingkatkan Omzet Klaster Usaha Telur Asin Abinisa

6 hari lalu

Pemberdayaan BRI Berhasil Tingkatkan Omzet Klaster Usaha Telur Asin Abinisa

Salah satu klaster binaan BRI lewat program Klasterku Hidupku, Klaster Telur Asin Abinisa di Desa Sujung, berhasil meningkatkan kapasitas usaha masyarakat dan memperkuat kerja sama antar pelaku usaha

Baca Selengkapnya

PNM Beri Tips UMKM Raih Cuan di Harbolnas

7 hari lalu

PNM Beri Tips UMKM Raih Cuan di Harbolnas

Harbolnas dimanfaatkan oleh UMKM untuk meramaikan penjualan secara online

Baca Selengkapnya

Transformasi Merek Bank BTPN Jadi Bank SMBC Indonesia, Apa Alasannya?

8 hari lalu

Transformasi Merek Bank BTPN Jadi Bank SMBC Indonesia, Apa Alasannya?

PT Bank BTPN Tbk menggelar RUPSLB sekaligus resmi menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank BTPN Tbk menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk.

Baca Selengkapnya