Rupiah Melemah Jadi Rp 16.250 per Dolar AS, Analis Ingatkan Prabowo-Gibran Hati-hati dengan Warisan Utang Jatuh Tempo

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Grace gandhi

Kamis, 25 Juli 2024 18:04 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah melemah 35 poin dalam penutupan perdagangan hari ini Kamis, 25 Juli 2024. Nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp16.250 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS tercatat di level Rp16.215.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan fokus makro ekonomi pekan ini merujuk pada dua data. Pertama, soal Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal II yang akan rilis pada Kamis. Kedua, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang dirilis pada Jumat untuk mengukur inflasi AS.

Ibrahim menuturkan, The Fed juga akan mengadakan pertemuan pada hari yang sama. Perkiraan pemangkasan suku bunga pada bulan ini terbilang kecil. Namun, peluang The Fed melakukan pivot pada September akan lebih kuat. "Mengingat penurunan inflasi selama berbulan-bulan dan pertumbuhan yang lebih lambat."

Di samping itu, pasar Cina mengalami penurunan tajam karena serangkaian data ekonomi yang lemah. Perekonomian Cina tumbuh kurang dari yang diperkirakan pada kuartal II, sehingga melemahkan sentimen terhadap negara tirai bambu. "Pemotongan suku bunga yang tiba-tiba di negara ini juga tidak banyak memperbaiki sentimen," kata Ibrahim.

Ibrahim juga mengingatkan agar pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (Prabowo-Gibran) berhati-hati karena harus menghadapi utang jatuh tempo yang diwariskan pemerintahan Joko Widodo. Warisan utang lima tahun ke depan hingga 2029 tembus Rp 3.748,2 triliun.

Advertising
Advertising

Bersamaan dengan itu, janji kampanye Prabowo-Gibran juga banyak dan butuh anggaran jumbo. "Pemerintahan baru memiliki janji yang luar biasa banyak."

Profil jatuh tempo utang pemerintah yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai total Rp 3.245,3 triliun untuk periode 2025 hingga 2029. Sementara jatuh tempo pinjaman pada periode yang sama akan mencapai Rp 502,9 triliun. Secara total, maka jumlahnya menjadi Rp 3.748,2 triliun.

"Pemerintah selanjutnya harus lebih berhati-hati. Karena ketika pemerintah berutang untuk menutup defisit, ada imbal hasil atau bunga yang perlu dibayar. Nominal di atas pun belum termasuk pembayaran bunga utang pemerintah," tuturnya.

Ibrahim menjelaskan bahwa kondisi utang pemerintah saat ini memang masih dalam batas aman, sebesar 60 persen terhadap PDB dan defisit maksimal 3 persen dari PDB. Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp 8.353,02 triliun hingga akhir Mei 2024. Dengan jumlah utang tersebut, rasio utang pemerintah per akhir Mei 2024 tercatat mencapai 38,71 persen terhadap PDB.

Kondisi tersebut berada dalam posisi yang tidak aman bila mengacu pada standar Dana Moneter Internasional (IMF). IMF menetapkan perbandingan utang pemerintah dengan pendapatan berada di rentang 90 hingga 150 persen. "Nyatanya, rasio utang pemerintah terhadap pendapatan telah mencapai 300 persen per 31 Mei 2024, naik dari posisi 292,6 persen pada akhir Desember 2024."

Pilihan Editor: BPOM Beberkan Syarat Agar Roti Okko Bisa Kembali Dipasarkan

Berita terkait

Australia dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Dua Arah

4 jam lalu

Australia dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Dua Arah

Australia dan Indoensia memperkenalkan strategi jalur praktis untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dua arah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler dalam Survei Pilgub Jabar, Begini Respons Dedi Mulyadi

5 jam lalu

Terpopuler dalam Survei Pilgub Jabar, Begini Respons Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi akan terus menyapa masyarakat Jabar untuk mempertahankan posisi surveinya.

Baca Selengkapnya

Segini Besaran Anggaran Sosialisasi Makan Bergizi Gratis, Rinciannya?

6 jam lalu

Segini Besaran Anggaran Sosialisasi Makan Bergizi Gratis, Rinciannya?

Menkominfo Budi Arie mengaminkan penganggaran dana Rp 10 miliar untuk mempromosikan dan menggelar diseminasi informasi program makan bergizi gratis

Baca Selengkapnya

Dasco Pastikan Tak Ada Tumpang Tindih Tupoksi jika Prabowo Tambah Kementerian

15 jam lalu

Dasco Pastikan Tak Ada Tumpang Tindih Tupoksi jika Prabowo Tambah Kementerian

Dasco mengatakan penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo tak akan menimbulkan tumpang tindih.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

1 hari lalu

Indonesia dan Peru Dorong Penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas IP-CEPA

Indonesia dan Peru sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Perdagangan dan Ekonomi Komprehensif kedua negara

Baca Selengkapnya

Masa Kerja Satgas BLBI Selesai Akhir Tahun Ini, Ekonom: Butuh Tindakan Tegas agar Obligor Bayar Utang

1 hari lalu

Masa Kerja Satgas BLBI Selesai Akhir Tahun Ini, Ekonom: Butuh Tindakan Tegas agar Obligor Bayar Utang

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira mengatakan butuh sosok pemimpin Satgas BLBI yang tegas untuk menjalankan hak tagih negara kepada obligor.

Baca Selengkapnya

Dasco Sebut Jumlah Menteri di Kabinet Prabowo Belum Fix, Ini Pertimbangannya

1 hari lalu

Dasco Sebut Jumlah Menteri di Kabinet Prabowo Belum Fix, Ini Pertimbangannya

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran belum ditetapkan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Prabowo-Gibran Laporkan Situs Gerindra.org yang Memuat soal Fufufafa

2 hari lalu

Pendukung Prabowo-Gibran Laporkan Situs Gerindra.org yang Memuat soal Fufufafa

Situs yang mengatasnamakan Partai Gerindra, gerindra.org, sempat memuat artikel tentang akun KasKus fufufafa dan kaitannya dengan Gibran

Baca Selengkapnya

Naik Rp 10 Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.439.000

2 hari lalu

Naik Rp 10 Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.439.000

Harga emas Antam sepekan terakhir terus mengalami kenaikan. Hari ini di level Rp 1.439.000

Baca Selengkapnya

Reaksi PKB dan Golkar Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Reaksi PKB dan Golkar Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Golkar menyatakan penambahan jumlah di kabinet Prabowo mendatang tak akan menjadi masalah jika sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya