Alih-alih Kerek Tarif Pajak, Ekonom Sarankan Ini untuk Genjot Penerimaan Negara

Selasa, 23 Juli 2024 17:16 WIB

Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) David Sumual berbicara tentang rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Menurut dia, pola pikir tentang ini harus diubah karena Indonesia masih merupakan negara berkembang.

Alih-alih menaikkan tarif pajak dari 11 persen menjadi 13 persen, David menilai faktor institusional atau tata kelola lah yang harus dibereskan agar penerimaan pajak lebih optimal. "Jadi, governance kita masih gak begitu baik. Banyak pengamatan dari lembaga-lembaga multilateral, global melihat governance kita, korupsi dan lainnya masih cukup besar," katanya kepada Tempo dikutip Selasa, 23 Juli 2024.

Di sisi lain, David menyoroti banyaknya wajib pajak yang belum menaati kewajibannya. Namun, penegakan hukum atas itu belum optimal dan merata. Hal ini akhirnya menimbulkan ketimpangan margin keuntungan.

"Saya sering mendengarkan keluhan juga. Bayar PPN, semua bayar dengan baik, tapi ternyata toko sebelah gak bayar, misalnya. Paling gak itu marginnya kan udah beda 11 persen keuntungannya yang bayar sama yang tidak bayar," tuturnya.

Dengan kondisi demikian, menurut David jika tarif pajak dinaikkan maka yang akan dikenai pajak lagi-lagi mereka yang taat pajak. Padahal, harusnya pemerintah membereskan dari segi penegakan hukumnya dulu.

Advertising
Advertising

"Bukan dari sisi tarifnya harus dinaikkan atau bagaimana, untuk mendapat pajak lebih besar. Kalau dinaikkan, nanti yang kena orang-orang yang sudah taat pajak ini. Seperti berburu di kebun binatang, itu saja yang kena. Padahal, yang lain belum bayar dengan benar."

Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN) sebagai janji kampanyenya. Prabowo ingin memisahkan Direktorat Jenderal Pajak atau Ditjen Pajak dari Kementerian Keuangan.

"Susah sih, aspek politiknya lebih kuat. Memang harus yang diperbaiki itu tadi aspek penegakan hukumnya dulu. Kita bentuk dua tiga lembaga lagi yang lain, kalau masalah governance atau penegakan hukumnya belum jalan, ya sama aja," kata David.

Namun, kata dia paling tidak pemerintah bisa lebih fokus mengoptimalkan penerimaan negara setelah adanya BPN. Namun, lagi-lagi bukan dengan cara menaikkan tarif pajak, melainkan dengan diversifikasi. David menyebut, pemerintah mesti memberi stimulus bagi sektor-sektor yang unggul bersaing, diberi potongan pajak.

Untuk sektor-sektornya, pemerintah harus mengkaji dan membuat cetak birunya secara detail. Dia mencontohkan Jepang yang kuat di sektor otomotif. David mengatakan, pemerintah Jepang tak sembarangan dalam mengenakan pajak. Semuanya dikaji karena di dalam ekosistem otomotif di Jepang banyak sekali sub-subsektor dan lapangan kerja yang terlibat.

"Kalau memutuskan sesuatu, mereka pikirkan secara ekosistem. Nah, kita belum tuh pemikiran dari sisi ekosistemnya. Ini yang harus dipikirkan, mana yang harus diberi stimulus, mana yang bisa unggul di pasar global," tuturnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pendapatan negara semester I 2024 sebesar Rp 1.320,7 triliun. Pendapatan negara turun 6,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yakni Rp 1.407,9 triliun. Dia menyampaikan hal ini dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Senayan pada Senin, 8 Juli 2024.

Pendapatan negara dari pajak turun paling dalam, yakni 7,9 persen dibandingkan tahun lalu. Penerimaan pajak semester I 2024 sebesar Rp 893,8 triliun, sedangkan semester I 2023 sebesar Rp 970,2 triliun.

Pilihan Editor: Pemerintah Bebaskan Pajak Sampai 20 Tahun hingga Kepemilikan Asing Diperbolehkan 100 Persen di Kawasan Ekonomi Khusus

Berita terkait

Publik Menyoroti Beda Cara KPK Tangani untuk Dugaan Gratifikasi Kaesang dan Anak Rafael Alun

7 jam lalu

Publik Menyoroti Beda Cara KPK Tangani untuk Dugaan Gratifikasi Kaesang dan Anak Rafael Alun

KPK mendapat sorotan publik lantaran dinilai beda penanganan dalam kasus dugaan gratifikasi Kaesang dan anak Rafael Alun.

Baca Selengkapnya

Membangun Rumah Sendiri Kena Kenaikan Pajak, Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Membangun Rumah Sendiri Kena Kenaikan Pajak, Begini Penjelasannya

Pemerintah akan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mulai 2025, termasuk membangun rumah sendiri. Bagaimana penghitungannya?

Baca Selengkapnya

Tahun Depan Membangun Rumah Sendiri Kena Kenaikan PPN, Bagaimana Ceritanya?

2 hari lalu

Tahun Depan Membangun Rumah Sendiri Kena Kenaikan PPN, Bagaimana Ceritanya?

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam membangun rumah sendiri mengalami kenaikan mulai tahun depan. Bagaimana penjelasannya?

Baca Selengkapnya

Golkar Yakini Penambahan Kementerian Tak akan Sebabkan Pembengkakan Anggaran

3 hari lalu

Golkar Yakini Penambahan Kementerian Tak akan Sebabkan Pembengkakan Anggaran

Dave Laksono, meyakini kemungkinan presiden menambah jumlah kementerian dengan adanya revisi UU Kementerian Negara, tidak akan membebani APBN

Baca Selengkapnya

Naik Rp 20 Ribu, Harga Emas Antam Rp 1.429.000 Hari Ini

3 hari lalu

Naik Rp 20 Ribu, Harga Emas Antam Rp 1.429.000 Hari Ini

Harga emas Antam naik Rp 20 ribu pada perdagangan hari ini, Jumat 13 September 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Kumpulkan Pajak Ekonomi Digital Rp 27,5 Triliun dari Lokapasar, Pinjol hingga Kripto

3 hari lalu

Kemenkeu Kumpulkan Pajak Ekonomi Digital Rp 27,5 Triliun dari Lokapasar, Pinjol hingga Kripto

Sejak 2022 hingga Agustus 2024 pemerintah telah menarik pajak ekonomi digital mencapai Rp 27,5 triliun. Sumbernya dari lokapasar, krripto, pinjol hingga dari sistem informasi pengelolaan pajak atau SIPP

Baca Selengkapnya

Kabinet Gemuk Prabowo akan Berisi 44 Menteri, CELIOS: Beban Fiskal Sudah Sangat Berat

3 hari lalu

Kabinet Gemuk Prabowo akan Berisi 44 Menteri, CELIOS: Beban Fiskal Sudah Sangat Berat

CELIOS berpendapat penambahan kementerian di kabinet Prabowo Subianto akan memberatkan anggaran. Langkah tersebut justru dinilai bakal menghambat ambisi Prabowo mengerek pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Lemhanas Minta DPR Tambah Anggaran untuk Studi ke Eropa dalam APBN Perubahan 2025

3 hari lalu

Lemhanas Minta DPR Tambah Anggaran untuk Studi ke Eropa dalam APBN Perubahan 2025

Lemhanas berharap DPR menambah anggaran yang akan digunakan untuk membiayai studi strategis luar negeri ke sejumlah negara di Eropa

Baca Selengkapnya

Dampak Kenaikan PPN jadi 12 Persen ke Kontraksi Ekonomi, dari Pendapatan Riil Turun hingga..

4 hari lalu

Dampak Kenaikan PPN jadi 12 Persen ke Kontraksi Ekonomi, dari Pendapatan Riil Turun hingga..

Rencana pemerintah menaikkan PPN hingga 12 persen dapat berujung pada kontraksi ekonomi. Apa saja imbas negatifnya?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Soroti Pembangunan GIK UGM yang Belum Rampung

4 hari lalu

Mahasiswa UGM Soroti Pembangunan GIK UGM yang Belum Rampung

Pembangunan Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas atau GIK UGM proyek dengan dana APBN sampai sekarang belum rampung.

Baca Selengkapnya