Duduk Perkara Kereta Cepat Whoosh Dituding Jadi Penyebab Wika Merugi Rp7,12 triliun

Rabu, 17 Juli 2024 19:14 WIB

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh menjadi sorotan karena dituding sebagai alasan utama PT Wijaya Karya Tbk (Persero) mengalami kerugian pada 2023 lalu.

Mendengar hal itu, Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) buka suara. Menurut Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, seluruh proses pembangunan kereta cepat itu sudah melalui tahap perhitungan dan pertimbangan.

“Proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikoordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat,” ujar Eva lewat pernyataan resmi Selasa, 16 Juli 2024.

Adapun duduk perkara tudingan tersebut bermula dari pernyataan Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito. Dia mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya masih merugi pada 2023 akibat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh. Agung menyebut kerugian itu memaksa emiten berkode saham WIKA tersebut menerbitkan obligasi.

Selain beban bunga, Agung mengatakan Wika juga tertekan karena PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merugi. PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang memiliki mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60 persen. Adapun Wika memiliki 38 persen saham PSBI.

Advertising
Advertising

Agung menyatakan rugi perseroan akibat membayar penyertaan untuk proyek kereta cepat, membuat perusahaan harus menerbitkan obligasi yang menambah beban keuangan. Adapun penyertaan yang sudah digelontorkan sebesar Rp6,1 triliun.

“Kami itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dari penyertaan saja kami sudah Rp6,1 triliun. Kemudian yang masih dispute sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga hampir Rp12 triliun," kata Agung dalam tanya jawab saat dengan Komisi VI DPR, pada Senin, 8 Juni 2024.

Sementara itu, Agung menuturkan perseroannya mencatatkan kerugian Rp7,12 triliun pada 2023. Angka itu dinilai membengkak dari 2022 sebesar Rp59,59 miliar atau 11,86 persen.

Selanjutnya baca: Beban Wijaya Karya turun membesar<!--more-->

Selain itu, beban perusahaan pun turut membesar. Agung mengungkapkan, beban lain-lain perusahaan naik hingga 310,16 persen menjadi Rp5,4 triliun. Sementara beban keuangan pada 2024 meningkat sebesar Rp3,2 triliun atau 133,7 persen.

Oleh karena itu, Agung mengatakan perseroan harus mengumpulkan modal melalui penerbitan obligasi yang akhirnya membuat beban keuangan membengkak. Dia menyebut perseroannya akhirnya terpaksa meminjam melalui obligasi itu.

“Mau tidak mau WIKA juga harus melakukan pinjaman melalui obligasi ya. Apalagi dengan adanya bisnis properti yang kami memberikan SHL (surat hibah lahan) yang cukup besar pada kurun waktu 2019-2022,” kata dia.

Menanggapi klaim penyertaan modal triliunan dari WIKA, manajemen KCIC mengatakan semua sudah sesuai alurnya. “Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC, harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” ujar Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, Selasa.

Prosedur tersebut menurut Eca mencakup sisi keuangan yang telah sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Selain itu, Eva juga mengungkapkan saat ini operasional Whoosh terus mengalami peningkatan.

Ia memaparkan jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler per hari sejak Mei 2024. Pada awal tahun 2025, ditargetkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari.

Klaim kerugian proyek kereta cepat Whoosh juga ditanggapi oleh ekonom senior Indonesia, Faisal Basri. Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu menilai, kerugian muncul karena penugasan proyek kereta cepat dari pemerintah yang melampaui kemampuan BUMN. Jika hal ini diteruskan, menurut dia, satu per satu perusahaan pelat merah akan tumbang.

Bila tidak dibereskan, kata dia, permasalahan itu juga akan berlanjut di era pemerintahan Prabowo Subianto. “Meledak satu-satu,” kata Faisal, ditemui di sebuah hotel di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Juli 2024.

RADEN PUTRI | TIM TEMPO

Pilihan Editor: Faisal Basri Sebut BUMN Merugi Bisa Jadi Bom Waktu di Pemerintahan Prabowo

Berita terkait

Penumpang Whoosh dari Bandung Meningkat saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

4 jam lalu

Penumpang Whoosh dari Bandung Meningkat saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

Ada peningkatan penumpang Whoosh yang kembali ke Jakarta dari Bandung pada Senin, 16 September 2024

Baca Selengkapnya

Penumpang Whoosh dari Bandung Alami Peningkatan saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

5 jam lalu

Penumpang Whoosh dari Bandung Alami Peningkatan saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa mengatakan ada peningkatan penumpang Whoosh yang kembali ke Jakarta dari arah Bandung pada hari ini

Baca Selengkapnya

85 Ribu Tiket Whoosh Terjual Menjelang Libur Panjang Maulid Nabi

1 hari lalu

85 Ribu Tiket Whoosh Terjual Menjelang Libur Panjang Maulid Nabi

PT KCIC mencatat penjualan hingga 85 ribu tiket kereta cepat Whoosh selama periode libur panjang menjelang Maulid Nabi.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Penumpang Whoosh Naik 25 Persen

2 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Penumpang Whoosh Naik 25 Persen

Penumpang kereta cepat Whoosh meningkat 25 persen pada libur panjang akhir pekan dan Maulid Nabi.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Whoosh Berhasil Jual 70 Ribu Tiket

3 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Whoosh Berhasil Jual 70 Ribu Tiket

Pada libur panjang akhir pekan menjelang Maulid Nabi Muhammad, 70 ribu tiket Whoosh telah ludes terjual.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Telah Menjual 5 Juta Tiket hingga Awal September

11 hari lalu

Kereta Cepat Whoosh Telah Menjual 5 Juta Tiket hingga Awal September

Whoosh merupakan layanan kereta cepat pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

11 hari lalu

Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

Faisal Basri pernah mengkritik proyek kereta cepat Whoosh dan menyebutnya baru bisa balik modal setelah 139 tahun beroperasi.

Baca Selengkapnya

Budi Karya Banggakan Whoosh di ASEAN Railway CEO's Conference

13 hari lalu

Budi Karya Banggakan Whoosh di ASEAN Railway CEO's Conference

Menhub Budi Karya mengajak negara-negara di ASEAN mengembangkan angkutan masal perkotaan berbasis rel saat membuka ASEAN railway CEO's Conference.

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Forum ARCEOs' ke-44, KAI Pamer Teknologi Kereta ke 7 Operator Sepur di Asia Tenggara

14 hari lalu

Manfaatkan Forum ARCEOs' ke-44, KAI Pamer Teknologi Kereta ke 7 Operator Sepur di Asia Tenggara

Selain KAI, ASEAN Railway CEOs' Conference ke-44 diikuti perwakilan dari tujuh operator kereta api di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

200 Ribu WNA Telah Coba Whoosh, Manajemen Sebut dari Malaysia Paling Banyak

25 hari lalu

200 Ribu WNA Telah Coba Whoosh, Manajemen Sebut dari Malaysia Paling Banyak

KCIC mencatat penumpang Whoosh terbanyak berasal dari Malaysia, yakni sekitar 85 ribu penumpang.

Baca Selengkapnya