Harga Obat Mahal, Kemenperin akan Dorong Penggunaan Bahan Baku Dalam Negeri

Rabu, 10 Juli 2024 13:48 WIB

Ilustrasi obat batuk sirup. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian atau Kemenperin akan mendorong penggunaan bahan baku dalam negeri untuk memproduksi obat-obatan. Kebijakan ini buntut isu mahalnya obat di Indonesia hingga tiga sampai lima kali lipat dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia.

“Kalau beli (bahan baku dalam negeri) banyak kan dia juga akan meningkatkan utilisasi. Kalau utilisasi naik, harganya lebih murah,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Reni Yanita, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Juli 2024.

Reni menjelaskan harga obat dipengaruhi oleh utilisasi produsen. Utilisasi merupakan tingkat efisiensi penggunaan sumber daya dibandingkan dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Ketika utilisasi baru 50 persen, kata dia, produsen akan menjual obat-obatan dengan harga tinggi. Menurut dia, utilisasi dipengaruhi oleh faktor permintaan.

Dia mencontohkan sebuah perusahaan memiliki utilisasi mencapai 80 persen, sedangkan produk yang terjual hanya 50 persen. Pada produksi selanjutnya, perusahaan itu hanya akan memproduksi sejumlah 50 persen. “Sementara untuk biaya energi sama. Pasti kan harganya jadi mahal,” kata dia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya memerintahkan jajaran untuk mematangkan koordinasi membangun industri kesehatan. Pemerintah memberikan sorotan terkait harga obat dan alat kesehatan yang tinggi, namun tidak sesuai dengan majunya industri kesehatan.

Advertising
Advertising

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam rapat internal pada Selasa, 2 Juli 2024 di Istana Kepresidenan Jakarta, Jokowi menginginkan agar harga alat kesehatan dan obat-obatan tidak terlalu mahal. Ia membandingkan harga obat di Indonesia yang lima kali lipat lebih mahal dari pada Malaysia.

“Beliau juga pesan obat-obatan dan alat kesehatan industri dalam negeri dibangun, supaya bisa Indonesia lebih resilience kalau ada pandemi lagi,” kata Budi Gunadi usai rapat dengan Jokowi.

Jokowi memberikan waktu dua pekan untuk mengkoordinasikan soal penguatan sistem kesehatan RI ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan akan terlibat.

“Harus ngomong dengan menteri perindustrian yang nanti ngatur, kemudian juga kita mengusulkan ke Kementerian Keuangan mengenai policy-nya seperti apa,” kata Budi Gunadi soal solusi untuk mengatasi obat dan alat kesehatan mahal.

Pilihan Editor: Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

Berita terkait

Cara Mengetahui IMEI iPhone Terblokir dan Solusi Mengatasinya

1 hari lalu

Cara Mengetahui IMEI iPhone Terblokir dan Solusi Mengatasinya

Setelah membeli iPhone, Anda bisa memeriksa apakah IMEI iPhone terblokir atau tidak. Anda bisa mengeceknya lewat situs Kemenperin.

Baca Selengkapnya

5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

2 hari lalu

5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

Berikut daftar obat asam lambung untuk meredakan nyeri saat sakit lambung. Namun, pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya, ya.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Masih Berpeluang Besar Genjot Ekspor, Kemenperin: Bidik Pasar Eropa

7 hari lalu

Industri Tekstil Masih Berpeluang Besar Genjot Ekspor, Kemenperin: Bidik Pasar Eropa

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional masih berpeluang besar meningkatkan lagi ekspor. Salah satu kawasan yang bisa dibidik khususnya adalah pasar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

BBKFK Kemenperin Buktikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan

7 hari lalu

BBKFK Kemenperin Buktikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan

Balai Besar Kimia, Farmasi, dan Kemasan (BBKFK) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuktikan migrasi Bisfenol-A (BPA) dari berbagai merek air minum dalam kemasan (AMDK) galon berbahan polikarbonat yang diteliti masih jauh di bawah ambang batas aman.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Antarkan Pasokan Medis ke Hutan Terpencil Papua Nugini

11 hari lalu

Paus Fransiskus Antarkan Pasokan Medis ke Hutan Terpencil Papua Nugini

Paus Fransiskus terbang jauh ke dalam hutan Papua Nugini mengunjungi umat Katolik yang tinggal di salah satu daerah paling terpencil di dunia.

Baca Selengkapnya

Jurusan Farmasi: Obat, Apotek, dan Pengaruhnya di Kehidupan Kampus

13 hari lalu

Jurusan Farmasi: Obat, Apotek, dan Pengaruhnya di Kehidupan Kampus

Mahasiswa jurusan farmasi di kampus ternyata bukan cuma belajar obat dan jadi apoteker. Tapi bisa membuka berbagai peluang karier yang tak terduga.

Baca Selengkapnya

Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 5,53 Persen, Beri Sumbangan Terbesar ke PDB

15 hari lalu

Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 5,53 Persen, Beri Sumbangan Terbesar ke PDB

Industri makanan dan minuman tumbuh 5,53 persen pada triwulan II-2024. Topang kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Selengkapnya

Terkini: Sosok Ignasius Jonan yang Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus, Paus Pilih Naik ITA Airways Ketimbang Jet Pribadi

16 hari lalu

Terkini: Sosok Ignasius Jonan yang Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus, Paus Pilih Naik ITA Airways Ketimbang Jet Pribadi

Sosok mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan erat kaitannya dengan lawatan Paus Fransiskus ke Jakarta pada 3-6 September 2024.

Baca Selengkapnya

RUU Paten Dibahas di DPR, Koalisi Khawatirkan Masa Monopoli atas Obat

17 hari lalu

RUU Paten Dibahas di DPR, Koalisi Khawatirkan Masa Monopoli atas Obat

Indonesia AIDS Coalition (IAC) menyebut aturan yang akan memperpanjang masa monopoli adalah pada perubahan pada Pasal 4 huruf f RUU Paten.

Baca Selengkapnya

Daftar Formasi CPNS Kemenperin 2024 untuk Lulusan SMK, D3, S1, S2, hingga Guru

17 hari lalu

Daftar Formasi CPNS Kemenperin 2024 untuk Lulusan SMK, D3, S1, S2, hingga Guru

Kemenperin membuka formasi CPNS sebanyak 971 formasi. Ini deretan formasi CPNS Kemenperin 2024 untuk lulusan SMK, D3, D4, S1, dan S2.

Baca Selengkapnya