Akhir Pekan Rupiah Ditutup Menguat, Analis Prediksi Senin Depan Bergerak Fluktuatif

Jumat, 5 Juli 2024 20:57 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah ditutup menguat 52 poin terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini. Walau sebelumnya, rupiah sempat menguat 55 poin di level Rp16.277 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.330.

"Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif. Namun ditutup menguat di rentang Rp16.220-Rp16.320," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 Juli 2024.

Menurut Ibrahim, indeks rupiah dan dolar berjangka merosot ke posisi terendah tiga minggu dalam perdagangan yang sepi karena libur. Dia mengatakan sementara meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga melemahkan greenback. Fokus saat ini tertuju pada data utama nonfarm payrolls untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.

Ibrahim mengatakan, alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 66 persen Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mendatang. Namun optimisme terhadap penurunan suku bunga agak teredam oleh sinyal hawkish dari The Fed.

Menurut dia, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia meningkat. Pada akhir Juni 2024, cadangan devisa tercatat sebesar USD 140,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2024 sebesar US$ 139,0 miliar.

Advertising
Advertising

Ia menjelaskan kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sedangkan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor. Dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. "BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata dia.

Selanjutnya, kata dia, akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal. Sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga dapat terus mendukung ketahanan sektor eksternal," ujar dia.

Adapun untuk prospek ekspor tetap positif, serta neraca transaksi modal, dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional. Dan imbal hasil investasi yang menarik mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Pilihan Editor: Rupiah kembali Melemah, Sektor Industri Terdampak

Berita terkait

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

1 hari lalu

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

BI menegaskan bahwa uang Rp10.000 tahun emisi 2005 masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

2 hari lalu

Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

Lukman Leongarga memproyeksi kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina masih jadi stimulus positif bagi perkembangan harga emas.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Diprediksi akan Mendekati Rp16.000 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Melemah, Diprediksi akan Mendekati Rp16.000 per Dolar AS

Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi bakal terus berlanjut. Diperkirakan akan mendekati Rp16.000 per dolar AS. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

2 hari lalu

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

Pelemahan rupiah diprediksi berlanjut hingga Jumat imbas konflik antara Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Gelar Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024, Kemenparekraf Targetkan Pendapatan Rp 229 Miliar

3 hari lalu

Gelar Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024, Kemenparekraf Targetkan Pendapatan Rp 229 Miliar

Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024 (WITF 2024) diadakan selama tiga hari berturut-turut, 2-4 Oktober 2024, di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Diprediksi akan Terus Menurun Besok

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Diprediksi akan Terus Menurun Besok

Nilai mata uang rupiah ditutup melemah melemah 62 poin ke level Rp 15.268 terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

5 hari lalu

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

Mata uang rupiah melemah 66 poin di level Rp 15.206 pada akhir perdagangan sore ini, Selasa 1 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Bansos untuk Kelas Menengah, Ekonom: Harus Tepat Sasaran dan Pengawasan Ketat

5 hari lalu

Rencana Bansos untuk Kelas Menengah, Ekonom: Harus Tepat Sasaran dan Pengawasan Ketat

Direktur Celios Bhima Yudhistira setuju dengan rencana pemerintah memperluas bansos untuk kelas menengah. Menurutnya, perlindungan sosial ini akan lebih bermanfaat.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat Akhir Pekan, Bagaimana Prediksi Kondisi Awal Pekan Nanti

7 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Akhir Pekan, Bagaimana Prediksi Kondisi Awal Pekan Nanti

Mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif untuk perdagangan Senin, 30 September 2024, setelah ditutup menguat pada akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan BI Turun, Kapan Giliran Bunga Kredit dan Deposito Ikut Turun?

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan BI Turun, Kapan Giliran Bunga Kredit dan Deposito Ikut Turun?

Penurunan suku bunga acuan BI biasanya akan direspons dengan penurunan suku bunga kredit pedbankan dan deposito. Kapan bank akan menurunkan bunga?

Baca Selengkapnya