Ngobrol Tempo, Kementerian ESDM: Cadangan Komoditas Mineral masih Besar

Reporter

Ikhsan Reliubun

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 27 Juni 2024 07:17 WIB

Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba. Foto, Oton Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif mengatakan, Indonesia memiliki komoditas tambang sangat signifikan. Menurut dia, komoditas itu terdiri dari tembaga, emas, alumina, besi, nikel, hingga timah.

"Kalau bicara soal cadangan itu enggak ada artinya," kata dia, dalam acara Ngobrol Tempo bertajuk "Pertambangan untuk Kebangkitan Ekonomi dan Keberlanjutan" di Plataran Menteng, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Juni 2024.

Irwandy menjelaskan, nilai cadangan sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Nilai cadangan Indonesia mencapai sekitar USD 4 triliun. Menurutnya, dua per tiga dari cadangan komoditas berasal dari batubara. Dia mengatakan, dari batubara—Indonesia mengalami tekanan untuk mengarah ke net zero emission, maka dua per tiga dari kekayaan USD 4 triliun tersebut hilang.

"Tapi kami menganggap ini akan berkembang terus sampai dengan akhir net zero emission tahun 2060," tutur Irwandy. Dalam presentasi yang dibuka dalam diskusi Tempo itu, tampak angka dari nilai kekayaan cadangan komoditas mineral dan batubara. Kekayaan mineral senilai USD 0,8-0,92 triliun dan batubara USD 2,18-3,10 triliun.

Adapun Kementerian ESDM mencatat, total kekayaan itu pada 2023 berada pada angka USD 3,11-3,9 triliun. Menurut data kementerian ini juga, nilai cadangan itu bakal bertambah apabila sumber daya berubah status menjadi cadangan.

Advertising
Advertising

Dia menjelaskan, Indonesia tak cukup hanya mempunyai komoditas. Komoditas cadangan itu menurut penjelasan dia, harus dikelola supaya lebih berharga. Cara menaikan angka komoditas itu, kata dia, dengan melakukan hilirisasi. "Apakah ini sudah betul atau tidak? Ini masih banyak kontroversi," tutur dia.

Misalnya, dia menjelaskan, bahwa hilirisasi ini ditujukan untuk mineral kritis. Seperti nikel-kobalt diarahkan ke baterai. Sementara nikel-kobalt yang diarahkan ke besi dan baja tak akan diterbitkan izin baru. "Karena sudah terlalu banyak," tutur dia. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa nikel yang RKB telah disetujui untuk produksi pada 2024 mencapai 220 juta ton.

Padahal, sampai saat ini cadangan Indonesia berdasarkan data dari badan geologi cuma 5,3 miliar ton. Artinya, dia mengatakan 5,3 miliar ton dibagi 220 juta ton—dan tahun depan diprediksi berkembang mendekati 400-500 juta (ton), umurnya kurang dari sepuluh tahun. "Dan ini akan berbahaya," ujar dia. "Tahun ini kita sudah mulai mengimpor bijih nikel dari Filipina."

Pilihan Editor: Rugi Rp 1,8 Triliun, Bos Kimia Farma Beberkan Penyebabnya

Berita terkait

Ini Alasan Pemerintah Pastikan Tak Naikan Tarif Listrik Mulai Besok

1 hari lalu

Ini Alasan Pemerintah Pastikan Tak Naikan Tarif Listrik Mulai Besok

Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2023, bahwa penyesuaian tarif listrik bagi 13 golongan pelanggan nonsubsidi dapat dilakukan setiap 3 bulan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, ESDM Pastikan Harga Pertalite dan Solar Tak Naik per Juli 2024

1 hari lalu

Rupiah Melemah, ESDM Pastikan Harga Pertalite dan Solar Tak Naik per Juli 2024

Pemerintah memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite dan Solar tidak akan naik pada bulan Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Pastikan Tarif Listrik per Juli Tak Naik, Ini Sebabnya

3 hari lalu

Menteri ESDM Pastikan Tarif Listrik per Juli Tak Naik, Ini Sebabnya

Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan tidak akan ada kenaikan tarif listrik pada kuartal ketiga tahun ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: 4 Negara Ini Kendalikan Bandar Judi Online di Indonesia, Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Bikin Harga Tanah Melonjak

3 hari lalu

Terkini: 4 Negara Ini Kendalikan Bandar Judi Online di Indonesia, Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Bikin Harga Tanah Melonjak

Kepolisian menyebut mayoritas bandar judi daring atau judi online yang beroperasi di Indonesia dikendalikan dari negara-negara kawasan Mekong.

Baca Selengkapnya

Soal Kenaikan Harga BBM Pekan Depan, Menteri ESDM Serahkan ke Pertamina dan Kementerian BUMN

3 hari lalu

Soal Kenaikan Harga BBM Pekan Depan, Menteri ESDM Serahkan ke Pertamina dan Kementerian BUMN

Menteri Arifin Tasrif angkat bicara soal kenaikan harga BBM nonsubsidi, seperti Pertamax series serta Dex series pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya

PLTU Batu Bara di Penghiliran Nikel Menuai Kritik

3 hari lalu

PLTU Batu Bara di Penghiliran Nikel Menuai Kritik

Penghiliran nikel menuai kritik karena masih menggunakan PLTU batu bara.

Baca Selengkapnya

Ekonom Khawatir Pelemahan Rupiah Bikin Harga BBM Bersubsidi Naik: Tekan Daya Beli Masyarakat, Bahaya untuk Konsumsi Domestik

4 hari lalu

Ekonom Khawatir Pelemahan Rupiah Bikin Harga BBM Bersubsidi Naik: Tekan Daya Beli Masyarakat, Bahaya untuk Konsumsi Domestik

Ekonom Celios menyebut pelemahan rupiah terhadap dolar AS secara berkepanjangan berpotensi menyebabkan subsidi BBM membengkak.

Baca Selengkapnya

PBNU Mantab Kelola IUP dari Jokowi, Pertanyakan Pihak yang 'Menajiskan' Batu Bara

4 hari lalu

PBNU Mantab Kelola IUP dari Jokowi, Pertanyakan Pihak yang 'Menajiskan' Batu Bara

Menajiskan batu bara itu tidak sesuai dengan pandangan Islam, karena ini anugerah Allah, ujar Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla.

Baca Selengkapnya

BASF Batalkan Investasi Rp42,72 Triliun, Kementerian ESDM: Baru Pernyataan Pers

5 hari lalu

BASF Batalkan Investasi Rp42,72 Triliun, Kementerian ESDM: Baru Pernyataan Pers

Tiga perusahaan menyatakan minat berinvestasi di Tanah Air yaitu BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui perusahaan baterai yang mereka miliki, PowerCo.

Baca Selengkapnya

Rupiah Jeblok Bakal Dorong Kenaikan Harga BBM Bulan Depan? Begini Penjelasan Pertamina

5 hari lalu

Rupiah Jeblok Bakal Dorong Kenaikan Harga BBM Bulan Depan? Begini Penjelasan Pertamina

PT Pertamina Patra Niaga buka suara soal peluang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya