Tanri Abeng di kediamanya, Simprug Golf 12/A3, Jakarta Selatan, 2014. dok. Dasril Roszandi
Setelah meninggalkan Union Carbide, Tanri bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (kini Multi Bintang Indonesia) dan pada 1979 menjadi CEO. Pada 1991, ia memimpin PT Bakrie Brothers Tbk sebagai CEO. Di sana, ia melakukan restrukturisasi dan meningkatkan keuntungan hingga 30 persen dalam setahun. Selain itu, Tanri aktif dalam berbagai organisasi seperti Komisi Pendidikan Nasional dan Dana Mitra Lingkungan.
Advertising
Advertising
Ketika pemerintah memerlukan sosok untuk restrukturisasi dan privatisasi BUMN, Tanri dipilih menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN di Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan. Setelah masa jabatannya, Tanri fokus mengembangkan pendidikan manajemen dan menulis buku, termasuk Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos yang diterbitkan pada 2000.
295 Mahasiswa Baru Mendapat Beasiswa Penuh dan Parsial dari Kampus BUMN, Pendaftar 7.000 Lebih
1 jam lalu
295 Mahasiswa Baru Mendapat Beasiswa Penuh dan Parsial dari Kampus BUMN, Pendaftar 7.000 Lebih
Aliansi Perguruan Tinggi Badan Usaha Milik Negara atau Aperti BUMN mengumumkan penerima beasiswa kuliah bagi mahasiswa baru, Senin 1 Juli 2024. Pengumuman disampaikan langsung di Aula Institut Teknologi Telkom Purwokerto dan secara daring. "Dari ribuan yang telah mendaftar dan hasil seleksi yang kami lakukan, sebanyak 295 orang berhasil lolos untuk meraih beasiswa," kata Adiwijaya, Ketua Aperti BUMN yang juga Rektor Telkom University Bandung.
DPR Pertanyakan Alasan Pemerintah Mau Suntik PMN bagi BUMN Bermasalah
16 jam lalu
DPR Pertanyakan Alasan Pemerintah Mau Suntik PMN bagi BUMN Bermasalah
Sejumlah anggota Komisi XI DPR RI mempertanyakan alasan Kemenkeu mengajukan PMN bagi BUMN dan lembaga yang bermasalah, seperti PT Bio Farma, Badan Bank Tanah, serta LPEI.
Sri Mulyani Masih Kaji BUMN yang Sehat dan Sakit, Anggota Dewan Minta Daftar Pastinya
22 jam lalu
Sri Mulyani Masih Kaji BUMN yang Sehat dan Sakit, Anggota Dewan Minta Daftar Pastinya
Menkeu Sri Mulyani masih mengkaji klasterisasi perusahaan BUMN ke dalam empat kuadran yang telah dibuat, dari yang paling sehat sampai yang sakit dan perlu ditutup