Rupiah Diprediksi Bakal Tembus Rp 17 Ribu per Dolar AS, Ini Bahayanya Jika Kurs Terus Merosot

Rabu, 19 Juni 2024 15:08 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan terus memukul nilai tukar rupiah dalam penutupan perdagangan pada Jumat pekan lalu, 14 Juni 2024. Berdasarkan catatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di level Rp 16.374.

Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo memprediksi nilai mata uang rupiah masih akan merosot. “Perkiraan saya rupiah melemah serendah-rendahnya Rp 16.700 sampai Rp 16.900,” katanya kepada Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Rabu, 19 Juni 2024.

Di sisi lain, sejumlah analis memperkirakan rupiah bakal mencapai kisaran Rp 17.000 per dolar AS. “Bisa ke Rp 17.000 jika BI kurang agresif mengintervensi, tetapi saya yakin BI telah mengantisipasi hal ini,” ucap pengamat komoditas dan mata uang dari DCFX Futures, Lukman Leong, Senin, 17 Juni 2024.

Kenaikan Biaya Operasional Industri

Melihat kondisi tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, nilai tukar rupiah yang terus keok hingga mencapai Rp 16.400 sangat tidak aman bagi dunia usaha.

Advertising
Advertising

“Level Rp 16 ribu saja sebenarnya sudah sangat mendongkrak cost of doing business (biaya operasional) di Indonesia menjadi semakin mahal. Tidak affordable dan tidak kompetitif bagi pertumbuhan industri dalam negeri atau untuk ekspor,” ujar Shinta saat dihubungi via pesan singkat pada Senin, 17 Juni 2024.

Dia merinci, kenaikan cost of doing business juga tidak hanya pada beban impor bahan baku atau bahan penolong saja, tetapi berimbas pada komponen beban usaha lain. Misalnya, beban logistik atau transportasi, keuangan, dan lainnya.

Pada akhirnya, lanjut dia, bakal merembet ke banyak hal yang mengganggu perputaran roda bisnis. “Akan berdampak pada risiko penurunan performa usaha, pengurangan potensi penciptaan lapangan kerja, kenaikan risiko non-performing loan (NPL), serta penurunan kapasitas produksi dan lain-lain. Ini baru dampak terhadap industri existing. Padahal, pelemahan nilai tukar juga berefek negatif pada realisasi investasi dan penerimaan investasi asing,” katanya.

Belum lagi, menurut Shinta, risiko penambahan volatilitas atau spekulasi pasar keuangan yang cenderung terus memberikan tekanan terhadap stabilitas makro ekonomi nasional. Dia menyebut, para pengusaha khawatir pasar domestik akan semakin lesu dan menahan diri untuk melakukan ekspansi konsumsi bila pelemahan nilai rupiah terus diabaikan.

Apindo berharap pemerintah terus melakukan intervensi kebijakan supaya stabilitas dan penguatan nilai tukar rupiah dapat tercapai. Shinta mengakui, hal itu memang tidak mudah karena pelemahan nilai tukar dipengaruhi kondisi eksternal yang di luar kendali Indonesia. Namun, pelemahan nilai rupiah menjadi yang terdalam nomor tiga di kawasan ASEAN secara year-to-date.

“Ini harus diwaspadai dan segera dikoreksi jika kita tidak ingin ekspor dan FDI (penanaman modal asing langsung) semakin tergerus. Perlu diingat, kedua kegiatan itu menghasilkan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan stabilitas makro ekonomi, penciptaan lapangan kerja, industrialisasi, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi secara keseluruhan,” ucap Shinta.

Menurut dia, apabila kinerja dan daya saing ekspor serta FDI tidak dijaga, maka pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin merosot. Pada akhirnya, kesejahteraan masyarakat akan sulit diraih.

Mempengaruhi Harga BBM

Sementara itu, pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Rudi Purwono menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berdampak pada sektor impor dan utang luar negeri.

“Harga impor, seperti minyak naik akan memengaruhi kebijakan pemberian subsidi BBM (bahan bakar minyak). Apabila subsidi tak ditingkatkan, maka harga BBM melonjak dan memicu kenaikan biaya transportasi serta produk-produk lain yang menggunakan bahan bakar minyak,” ujar Rudi dalam keterangannya melalui situs resmi Unair, Senin, 29 April 2024.

Dampak lainnya yang akan terasa adalah utang luar negeri menjadi lebih mahal untuk dibayar. Hal itu, menurut dia, berimbas pada penekanan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta perusahaan swasta. Sedangkan di sektor keuangan, inflasi tinggi bisa mendorong kenaikan suku bunga, sehingga meningkatkan biaya modal bagi dunia usaha.

Rudi menyoroti, fenomena fluktuasi nilai mata uang rupiah terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, melalui impor minyak, lalu kedua, melalui biaya bahan baku lantaran banyaknya industri yang menggunakan bahan baku dari luar negeri.

“Ini menyebabkan biaya produksi meningkat. Pada akhirnya, dapat menyebabkan kenaikan harga secara umum di pasar, yang dikenal dengan istilah inflasi. Dengan demikian, kenaikan nilai dolar AS dapat memengaruhi inflasi dengan menambah biaya impor bahan baku dan produksi,” kata Rudi.

MELYNDA DWI PUSPITA | ANNISA FEBIOLA

Pilihan Editor: BI Rate Diprediksi Naik hingga 6,75 Persen Akibat Pelemahan Rupiah

Berita terkait

Bank Indonesia Sebut Rp 9,73 T Modal Asing Keluar RI, Premi CDS Naik

14 jam lalu

Bank Indonesia Sebut Rp 9,73 T Modal Asing Keluar RI, Premi CDS Naik

Bank Indonesia melaporkan capital outflow sebanyak Rp9,73 triliun pada 23 - 26 September 2024. Premi CDS tercatat naik sebesar 67,36 basis poin (bps).

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia Lanjutkan Kerja Sama, Bisa Saling Tukar Mata Uang hingga Rp 82 Triliun

15 jam lalu

Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia Lanjutkan Kerja Sama, Bisa Saling Tukar Mata Uang hingga Rp 82 Triliun

Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia memperbarui perjanjian pertukaran bilateral dalam mata uang lokal. Kedua bank sentral bisa bertukar rupiah dan ringgit hingga Rp82 triliun.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat 40 Poin Jumat Ini, Diprediksi Bakal Meneruskan Tren Penguatan Senin Depan

15 jam lalu

Rupiah Menguat 40 Poin Jumat Ini, Diprediksi Bakal Meneruskan Tren Penguatan Senin Depan

Rupiah menguat 40 poin Rp 15.125 terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir perdagangan Jumat, 27 September 2024.

Baca Selengkapnya

BI Ajak Investor China untuk Investasi di RI: dari Proyek Energi Terbarukan hingga Hilirisasi Industri

1 hari lalu

BI Ajak Investor China untuk Investasi di RI: dari Proyek Energi Terbarukan hingga Hilirisasi Industri

Bank Indonesia mengajak para investor di China untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rupiah Turun Setelah Permintaan Properti AS Lebih Baik dari Perkiraan

2 hari lalu

Rupiah Turun Setelah Permintaan Properti AS Lebih Baik dari Perkiraan

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis dibuka turun setelah rilis data permintaan properti Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat, Analis Prediksi Besok Bisa Tembus Rp 15 Ribu per Dolar

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat, Analis Prediksi Besok Bisa Tembus Rp 15 Ribu per Dolar

Analis memprediksi rupiah bakal makin menguat. Bisa menembus Rp 15 ribu per dolar AS

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Cepat Usai BI Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Awalnya Depresiasi 5 Persen

4 hari lalu

Rupiah Menguat Cepat Usai BI Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Awalnya Depresiasi 5 Persen

Setelah pengumuman pemangkasan suku bunga acuan bank Indonesia, Sri Mulyani mencatat rupiah menguat dengan cepat dibanding bulan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Penjualan Industri Otomotif Anjlok 17,1 Persen, Ini Alasannya

6 hari lalu

Penjualan Industri Otomotif Anjlok 17,1 Persen, Ini Alasannya

Ada sejumlah alasan penurunan industri otomotif tahun ini.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Rupiah Terus Menguat, Analis Optimistis Sentuh Rp14.700 per Dolar AS

6 hari lalu

Proyeksi Rupiah Terus Menguat, Analis Optimistis Sentuh Rp14.700 per Dolar AS

Kurs rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Jumat meningkat sebanyak 0,58 persen atau 89 poin menjadi Rp15.150.

Baca Selengkapnya

Rupiah Stagnan saat BI Pangkas Tingkat Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

9 hari lalu

Rupiah Stagnan saat BI Pangkas Tingkat Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

Rupiah ditutup stagnan bertahan pada level Rp15.335. Di hari yang sama, Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin

Baca Selengkapnya