BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Stabil di 2,6 Persen, Begini Penjelasan Lengkapnya
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 12 Juni 2024 11:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia atau World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi global bakal stabil di level 2,6 persen pada tahun 2024 ini. Pertumbuhan ekonomi global ini terjadi di tengah gejolak ketegangan geopolitik dan tingkat suku bunga tinggi.
Hal tersebut tercantum dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia. Di dalam laporan itu disebutkan pertumbuhan ekonomi global diprediksi tetap stabil 2,6 persen tahun ini.
"Meskipun terjadi ketegangan geopolitik dan tingkat suku bunga yang tinggi, sebelum naik tipis menjadi 2,7 persen pada tahun 2025-2026 seiring dengan sedikit ekspansi perdagangan dan investasi," demikian dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, 12 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.
Adapun pada periode 2025 - 206, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan bakal meningkat hingga rata-rata 2,7 persen. Hal ini seiring dengan menguatnya pertumbuhan perdagangan dan pelonggaran kebijakan moneter yang luas namun terukur mendukung aktivitas.
Walaupun terdapat perbaikan dalam prospek pertumbuhan jangka pendek, prospek tersebut masih lemah. Bank Dunia memperkirakan pada 2024 - 2025, pertumbuhan global bakal berada di bawah rata-rata pertumbuhan pada 2010 di hampir 60 persen negara, yang mewakili lebih dari 80 persen output dan populasi global.
Bank Dunia juga memproyeksikan inflasi dunia akan melambat dibandingkan asumsi sebelumnya, yaitu rata-rata 3,5 persen pada 2024. Angka itu mencerminkan berlanjutnya tekanan inflasi, bank sentral kemungkinan akan tetap berhati-hati dalam melakukan pelonggaran kebijakan.
Guncangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir, menurut Bank Dunia, telah menghambat upaya mengejar ketertinggalan pendapatan per kapita, dengan hampir separuh negara berkembang mengalami penurunan dibandingkan negara-negara maju pada 2020-2024. "Di tengah meningkatnya tingkat konflik, prospek di banyak negara yang rentan masih tetap lemah," tulis Bank Dunia.
Sementara itu, risiko menjadi lebih seimbang, namun risiko negatif masih mendominasi, termasuk ketegangan geopolitik, fragmentasi perdagangan, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang di tengah inflasi yang terus-menerus, dan bencana alam terkait perubahan iklim.
Oleh karena itu, menurut Bank Dunia, diperlukan kebijakan global untuk menjaga perdagangan, mendukung transisi ramah lingkungan dan digital, memberikan keringanan utang, dan meningkatkan ketahanan pangan.
Sedangkan di sisi lain, utang yang tinggi dan biaya pembayaran utang yang tinggi akan mengharuskan pembuat kebijakan di negara-negara berkembang untuk menyeimbangkan kebutuhan investasi yang besar dengan keberlanjutan fiskal.
Untuk mencapai tujuan pembangunan, diperlukan kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas, meningkatkan efisiensi investasi publik, membangun sumber daya manusia, dan menutup kesenjangan gender di pasar tenaga kerja.
Pilihan Editor: Pemerintah dan Komisi XI Sepakati Asumsi Makro Ekonomi APBN 2025 di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo