Cadangan Devisa Akhir Mei Naik, Ditopang Penerimaan Pajak dan Surat Utang Negara
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Jumat, 7 Juni 2024 15:23 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2022/05/31/id_1114032/1114032_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2024 senilai US$ 139 miliar. Posisi cadangan devisa ini meningkat US$ 2,8 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2024 yang tercatat sebesar US$ 136,2 miliar.
"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond (surat utang negara) pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi pada Jumat, 7 Juni 2024.
Posisi cadangan devisa akhir Mei setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, cadangan devisa akhir Mei juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI memproyeksikan cadangan devisa ke depan akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.
"Seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutur Erwin.
Selanjutnya: Sebelumnya pada 8 Mei 2024, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan....
<!--more-->
Sebelumnya pada 8 Mei 2024, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan bahwa cadangan devisa RI akan meningkat. Mengingat, cadangan devisa April 2024 menurun dari US$ 140,4 miliar menjadi US$ 136,2 miliar.
Perry mengatakan, tidak perlu merasa tidak aman karena cadangan devisa turun. Dia yakin, cadangan devisa bisa naik kembali. "Dengan inflow, dengan stabilitas nilai tukar, itu akan meningkatkan cadangan devisa ke depan. Kami akan memastikan cadangan devisa itu akan naik," katanya di Kantor BI, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Mei 2024.
Dia menjelaskan, cadangan devisa merupakan salah satu instrumen dalam melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, cadangan devisa akan naik ketika terjadi inflow atau masuknya aliran modal asing dan surplus neraca perdagangan yang besar.
"Kami pastikan bahwa jumlah cadangan devisa akan lebih dari cukup. Standar nasional 3 bulan (impor). Ini (cadangan devisa April) jauh lebih tinggi, 6,1 (bulan impor)."
Perry menegaskan, cadangan devisa RI juga jauh melampaui standar International Monetary Fund atau IMF. "Gak usah gundah gulana. Gak usah insecure, gitu, lho. Ya, memang wajarnya gitu," tuturnya.
Pilihan Editor: Profil Muhammadiyah, Ormas Islam yang Tolak IUP Tambang dan Tarik Dana Umat dari BSI