Sri Mulyani Sebut RI Perlu Pertumbuhan Ekonomi 6-8 Persen untuk Keluar dari Middle Income Trap
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 5 Juni 2024 15:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tantangan ekonomi serta kinerja ekonomi makro dan strategi kebijakan fiskal 2025 di hadapan Komisi XI DPR di Kompleks Senayan pada Rabu, 5 Juni 2024. Salah satu poin yang digarisbawahinya adalah cara mengejar target Indonesia untuk keluar dari middle income trap.
Pemerintah memang telah giat menggaungkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Menurut Sri Mulyani, tantangan untuk mencapai cita-cita tersebut sangatlah besar.
"Ini berarti kalau menjadi negara maju dan high income, itu definisi adalah US$ 26.200 per kapita. Kalau kita lihat pada situasi hari ini di US$ 4.806 per kapita, ini merupakan sebuah tantangan yang sangat besar bagi kita untuk mencapai aspirasi tersebut," ujarnya.
Dalam mengejar naik kelas meninggalkan middle income trap dan menuju high income country, Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi 6 sampai 8 persen. "Untuk keluar dari middle income trap sebelum 2045, perlu akselerasi pertumbuhan 6 sampai 8 persen per tahun," tutur Sri Mulyani.
Dia merinci tiga poin yang potensial sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Pertama, perihal investasi atau modal yang harus lebih tinggi atau berasal dari luar melalui Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung.
"Dalam hal ini sumber dari investasi, karena Indonesia masih mengalami saving investment gap. Investasi itu berarti capital-nya harus dari dalam dengan tingkat saving rate yang makin tinggi. Sektor-sektor yang punya potensi untuk bisa menarik FDI dari mulai hilirisasi, renewable energy, hingga semikonduktor."
Selain itu, sumber pertumbuhan ekonomi juga potensial dari sisi tenaga kerja. Indonesia punya pekerjaan rumah yakni perbaikan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan talenta masa depan sesuai arah transformasi ekonomi, hingga penguatan koneksi antara sekolah vokasi dan perguruan tinggi dengan korporasi.
Ketiga, dari sisi produktivitas. Ada empat catatan yang harus dikejar dalam hal ini. Mulai dati perbaikan infrastruktur, sistem, regulasi seeta efisiensi birokrasi. Kemudian, penguatan infrastruktur digital, peningkatan riset dan pengembangan untuk mendorong inovasi, hingga penguatan regulasi terkait hak properti dan hak paten.
Sri Mulyani menuturkan, rerata waktu yang dibutuhkan sejumlah negara tetangga di Asia untuk keluar dari middle income trap menjadi high income country sekitar 10 tahun. Misalnya seperti Hongkong, Cina Taipei serta Korea Selatan yang membutuhkan waktu sekitar 7 tahun. Kemudian, Jepang butuh waktu 9 tahun, Singapura 10 tahun dan Cile 13 tahu.
"Pada 2045, penduduk Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh dan mencapai titik ekuilibrium di 324. Ini yang menyebabkan fertilitas kita masih positif dan menjadi salah satu faktor kontribusi terhadap ekonomi," kata Sri Mulyani.
Dia menambahkan, penduduk usia produktif pada 2045 di satu sisi akan mulai menurun, karena mulai terjadi aging. Lalu, penduduk kelas menengah mencapai 70 persen dan penduduk perkotaan akan mencapai 73 persen.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo: Untuk Perbaikan Sumber Daya Manusia